Al-'Ashr

<a href="http://www.clock4blog.eu">clock for blog</a>
Free clock for your blog

Senin, 14 Maret 2011

Kufur Nikmat

Hampir setiap kata syukur di dalam Alquran selalu disandingkan dan dilawankan dengan kata kufur. Hal ini menunjukkan bahwa jika seseorang selalu berusaha di dalam segala aktivitasnya untuk bersyukur kepada Allah SWT, maka akan dijauhkan dari kekufuran. Sebaliknya, jika tidak pernah bersyukur, maka sama dengan mendekatkan bahkan menjerumuskan dirinya ke dalam lembah kekufuran tersebut.

Allah SWT berfirman : Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian kufur kepada-Ku. (QS 2: 152). ... jika kalian bersyukur kepada-Ku, maka pasti Aku akan menambah (nikmat-Ku) kepada kamu sekalian. Tetapi jika kalian kufur kepada-Ku, maka ingatlah sesungguhnya azab-Ku sangat dahsyat. (QS 14: 7).

Kufur, yang secara etimologis berarti tertutup, yaitu tertutup dari hidayah dan kebenaran Ilahiyah. Sedangkan secara terminologis paling tidak mempunyai dua jangkauan, yaitu kufur millah (agama) dan kufur ni'mat (nikmat). Seseorang yang tidak beriman, atau mungkin awalnya Mukin dan Muslim, tetapi karena berbagai sebab, mungkin karena tidak pernah mendapatkan pendidikan agama atau terpengaruh oleh lingkungan pergaulan yang buruk, lalu menanggalkan keimanannya tersebut dan keluar dari ajaran Islam, maka jadilah ia orang yang kufur millah, yang akan mengalami kesesatan dan kerugian di dalam hidupnya, baik di dunia ini, apalagi di akhirat nanti.

Allah SWT berfirman : Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. (QS 3: 90).

Sedangkan kufur ni'mat yang kadangkala banyak menghinggapi orang-orang Muslim, diindikasikan dengan tidak adanya kesungguhan untuk memanfaatkan setiap nikmat dan pemberian dari Allah SWT sesuai dengan aturan dan ketentuan-Nya. Tanah yang subur, seperti di negara kita, yang seharusnya digali dan dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat banyak, ternyata telah dikuras habis-habisan untuk kepentingan segelintir orang yang kebetulan dekat dengan lingkaran kekuasaan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Jika ini berlangsung terus-menerus tanpa kendali, apalagi disertai dengan perilaku korup, hipokrit, sombong, dan takabur, kezaliman dan perilaku-perilaku merusak lainnya yang sudah demikian melembaga dan seolah-olah sudah memassal pada semua lini kehidupan, maka kufur nikmat yang semacam ini, sama dengan mengundang turunnya azab Allah yang sangat dahsyat. Yaitu, kelaparan dan perasaan takut yang luar biasa, yang digambarkan Alquran seolah-olah seperti pakaian yang selalu menempel pada tubuh.

Allah SWT berfirman : Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dulunya aman lagi makmur, rezekinya datang melimpah ruah dari setiap penjuru. Tetapi, penduduknya kufur (mengingkari) nikmat-nikmat Allah, maka Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang telah mereka perbuat. (QS 16: 112). Wallahu a'lam bis-shawab

Tertutupnya Kalbu

Oleh T Djamaluddin

Upaya mendapatkan cahaya (petunjuk) Allah memang ibarat astronom yang berupaya menangkap cahaya alam dengan sistem teleskop besar yang sangat peka, manusia pun harus menggunakan kalbu (qalb) yang sangat peka.
Kalbu manusia memang merupakan detektor yang sangat peka. Namun, sering kali kepekaannya bisa berkurang atau bahkan menghilang ketika kalbu itu mulai tertutup debu-debu dosa dan tak ada upaya membersihkannya. Perilaku kalbu itu pun memang mirip dengan fungsi teleskop dan detektornya.

Bayangkan, astronom yang bekerja dengan teleskopnya menangkap cahaya alam. Malam cerah tak berawan, cahaya bintang begitu cemerlang menembus teleskop dan direkam detektor kamera CCD. Berpuluh megabite data dapat terekam semalaman siap untuk diolah. Namun, upaya itu percuma ketika analisis citra menunjukkan adanya ghost image, gambar aneh yang merusak kecemerlangan cahaya bintang.
Ternyata, detektor peka itu terselubung titik-titik embun. Walaupun sekadar embun tipis, hal itu cukup untuk menghilangkan makna cahaya bintang. Apalagi bila debu tebal yang menutupinya, pasti cahaya tak mungkin masuk.

Kalbu pun demikian. Bila debu-debu dosa menyelimutinya, kepekaannya makin hilang. Jangankan berfungsi sebagai detektor yang bisa membimbing manusia, untuk sekadar menangkap cahaya Allah pun mustahil. Padahal, kalbu berfungsi sebagai detektor pembeda yang baik dan buruk. Rasulullah saw telah berpesan, ''Mintalah fatwa pada kalbumu; kebajikan adalah segala yang menenteramkan jiwa dan kalbu, sedangkan dosa adalah segala yang meragukan dalam jiwa dan hati, walaupun orang lain membenarkannya,''
(HR Ahmad dan Addarimi).

Kemunafikan dapat menutup kalbu (QS 63: 3), apalagi kekafiran (QS 2:7, 2:88). Kalbunya tidak dapat dibersihkan lagi (QS 5:41). Bahkan, kalbunya menjadi sangat keras, tanpa celah yang dapat ditembus (QS 2:74). Kalbu yang demikian sama sekali tak dapat lagi menerima cahaya Allah, termasuk cahaya Alquran (QS 6:25).
Dan sesungguhnya Kami jadikan (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai kalbu, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai             (QS 7:179).

Walaupun mata dan telinga berfungsi juga sebagai detektor fisis, tetapi dalam hal menangkap cahaya Allah kalbulah yang paling berperan. Pokok pangkal kesesatan itu bukan karena butanya mata atau tulinya telinga, tetapi karena tidak berfungsinya kalbu (QS 22:46).

Kalbu yang tidak berfungsi baik, karena telah tertutup atau mengeras, cenderung membentuk perilaku manipulatif. Korupsi, kolusi, dan segala ketidakadilan bersumber dari tidak berfungsinya kalbu.

Hanya dengan iman dan zikir kalbu dapat dipelihara kepekaannya (QS 64:11) dan menjadi tenteram (QS 13:28) hingga mampu bergetar setiap cahaya Allah menyentuhnya (QS 8:2). 

PENYAKIT HATI

SEBAB-SEBAB HATI TIDAK BAHAGIA IALAH KERANA ADANYA MAZMUMMAH DIDALAM HATI.

Antara mazmummah utama yang menghilangkan bahagia di hati ialah :

1.        Pemarah - paling mudah dikesan atau dilihat dan paling banyak di dalam diri manusia. Orang seperti ini jarang mendapat kawan dan hati tentunya tidak terang. (sape nak dekat kalau asyik nak marah ajer..bawak2lah senyum..tentu org tak takut nak dekat punyer..)

2.        Pendendam - tersembunyi iaitu ibarat mengumpul lahar di dalam dada. Orang seperti ini sentiasa mencari-cari peluang untuk membalas dendam hatta secara yang kecil-kecil sekalipun seperti sakitkan hati atau tempelak orang yang didendami itu. Sebab itu orang pendendam mudah kena sakit jantung. (ini kes dendam kesumat lahh nie..)

3.        Hasad dengki - amalanya hangus akibat hasad dengkinya itu kerana ia memiliki sifat ketuhanan. (tak elok dengki mendengki nih..)

4.        Bakhil - sentiasa merasakan orang lain menginginkan harta, kesenangan, pangkat dll. dari dirinya. Contohnya sentiasa berdalih  mengatakan ia tiada duit. (rezeki yang diberi oleh Allah elok dikongsi bersama..-derma)

**  Allah lebih sayang orang yang fasiq tetapi pemurah tetapi benci orang yang abid tetapi bakhil. Kerana walaupun fasiq, pemurahnya itu tetap memberi manfaat pada orang lain kerana kadangkala rezeki itu Allah beri melalui makhluk.

5.        Tamak - orang yang tidak puas dengan yang sedikit nescaya tidak akan puas dengan yang banyak kerana dunia ini ibarat meminum air laut…walau berapa banyak yg diminum tetap tak abis jugak…lagipun org tamak selalu rugi..

**  Ingat ! yang dikatakan harta atau rezeki kita bila ia dipakai atau digunakan oleh kita. Selagi tidak diguna iaitu disimpan, itu belum  boleh dikatakan rezeki kita. (mungkin ada hak orang lain di situ) Biarlah  rezeki itu sedikit tetapi mendapat keberkatan iaitu dapat dimanfaatkan.

6.        Tidak sabar - andainya perkara yang kecil pun tidak boleh bersabar apatah lagi hal-hal yang lebih besar. (oleh itu banyak2kanlah bersabar bila hadapi dugaan..cthnyer time keja banyak..tetap maintain vogue walau keja bertimbun atas meja..heh..heh..)

7.        Ego - ibu segala mazmummah jadi ia membuatkan seseorang paling tidak tenang. Orang yang memiliki sifat ini pantang tercabar dari sudut zahir mahupun batin. (yg nie no komen)..pasal semua org ader egonya sendiri..cuma tinggi/rendah tahap keegoan tersebut…

8.        Riak - terseksa sendiri kerana sentiasa tercari-cari peluang untuk dipuji. Sentiasa berlakun-lakun di depan orang. Jika ia dipuji, ia akan menambah amalnya tetapi jika dikeji, ia akan mengurangkan amalnya. –Allah marah kalau kita riak..takabbur dgn aper yg kita ada…

9.        Cinta dunia - tidak dapat menderita, …dapat pun menderita kerana bila sudah dapat susah pula menjaganya. Berhartalah tidak mengapa tetapi kawal hati jangan diletakkan pada harta itu.  – biler mati cuma bawa amalan dan doa anak yg soleh/solehah…

**    Cinta dunia merupakan "neraka dunia" kerana dunia itu "panas" akibat ia merupakan barang buruan dan rebutan. Jadi letakkanlah akhirat itu  di hati dan dunia itu di tangan supaya dunia itu senang dibahagi-bahagi dan akhirat dibawa mati.

Kesimpulan


Jadi yang meragut kebahagiaan sebenarnya bukanlah secara TOTALnya disebabkan kemiskinan, musibah, kesibukan dllnya. tetapi ialah MAZMUMMAH.

****Makin tinggi mazmummah seseorang, makin ia tidak BAHAGIA.****

Samada bermujahadah atau biarkan saja mazmummah itu, kedua-duanya tetap menderita tetapi andainya bermujahadah kita akan dibantu Allah dan akan bahagia jua akhirnya.  So..sama-samalah kite sentiasa ingat mengingati antara satu sama lain…andai kita terleka dengan dunia …buruklahh padahnya…