Al-'Ashr

<a href="http://www.clock4blog.eu">clock for blog</a>
Free clock for your blog

Senin, 28 Januari 2013

Manfaat Shalat Dhuha Secara Medis

Manfaat shalat dhuha sangat banyak sekali. Selain sebagai ibadah sunnah, shalat dhuha mempunya manfaat secara medis. Saya sangat terkesan sekali dengan tulisan-tulisan Egha Zainur Ramadhani dalam karyanya, Super Health. Dan berikut saya tuliskan karya beliau mengenai manfaat shalat dhuha secara medis.

Buraidah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian, dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya." Para sahabat bertanya, "Siapa yang sanggup wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ludah di dalam masjid yang dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkannya dari jalan. Jika ia tidak mampu, maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya." (H.R. Ahmad, dan Abu Dawud)

Peregangan sungguh mutlak diperlukan, untuk kesiapan kita menyongsong hari penuh tantangan. Dalam hal ini Rasulullah menyinggungnya secara sangat santun: "Hak dari setiap persendian, semuanya cukup dengan dua rakaat dhuha." Dan ini membuktikan bahwa memang ada manfaat shalat dhuha secara medis.

Shalat memang memiliki kombinasi unik dari setiap gerakannya bagi tubuh. Dr. Ebrahim Kazim - seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy - menyatakan, "Repeated and regular movements of the body durinng prayers improve muscle tone and power, tendon strenght, joint flexibility, and the cardio vascular reserve." Gerakan teratur dari shalat menguatkan otot beserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.

Itulah peregangan dan persiapan untuk menghadapi tantangan, tapi bedanya dengan olahraga biasa adalah: pahalanya luar biasa! Abu Darda' ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, Allah SWT berfirman: "Wahai anak adam, kerjakanlah shalat empat rakaat kepada-Ku pada permulaan siang, nniscaya Aku akan memberi kecukupan kepadamu sampai akhir siang."(HR At Tirmidzi)

Terlebih lagi shalat dhuha tidak hanya mempunyai manfaat untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stres. Hal ini sesuai dengan keterangan Dr. Ebrahim Kazim tentang shalat. "Simultaneously, tention is relieved in the main due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins, endorphins, dynorphins, and others."

Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengeluarkan zat-zat enkefalin dan endorfin. Zat sejenis morfin, trermasuk opiat. Hal inilah salah satu manfaat shalat dhuha secara medis. Adapun efek kedua zat tersebut tidak berbeda dengan opiat lainnya, bedanya zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.

Jika zat-zat terlarang seperti morfin bisa membuat orang senang - namun kemudian menyebabkan ketagihan dan segala efek negatifnya - endofin dan enkefalin tidak. Ia memberi rasa bahagia, lega, tenang, rileks secara alami. Menjadikan seseorang lebih optimis, hangat, menyenangkan, serta menebarkan aura tersebut kepada lingkungannya.

Subhanallah. Manfaat shalat dhuha secara medis memang besar sekali.
sumber : http://islam-mutiara.blogspot.com/2012/11/manfaat-shalat-dhuha-secara-medis.html

Jumat, 25 Januari 2013

manfaat sholawat nabi


Ada banyak riwayat yang menyebutkan betapa besar manfaat dari membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Beberapa keutamaan dan manfaat yang kita dapatkan ketika membaca shalawat kepada nabi Muhammad adalah sebagai berikut (dikutip dari majlisdzikrullahpekojan.org, Umat Akhir Zaman,” Muhammad bin Alwi Al Maliki, Penerbit: Iqra Kurnia Gemilang):

  1. Shalawat adalah serupa dengan perintah Allah Swt.
  2. Bersamaan dengan Allah Swt ketika kita bershalawat. Sedangkan jika shalawat kita berbeda. Shalawat kita adalah doa dan permohonan. Sedangkan shalawat Allah Swt adalah keagungan dan kemuliaan.
  3. Malaikat pun ikut shalawat didalamnya.
  4. Allah akan memberikan balasan sepuluh, jika orang tersebut mengucapkan shalawat sekali.
  5. Shalawat mengangkat sepuluh derajat.
  6. Dituliskan sepuluh kebaikan.
  7. Shalawat menghapus sepuluh keburukan.
  8. Shalawat akan mendatangkan pengijabahan atas doanya. Jika shalawat didahulukan maka akan menghantar kepada Allah Swt. Sedangkan jika tidak diucapkan ketika berdoa, maka doa tersebut akan menggantung antara langit dan bumi.
  9. Penyebab syafaat Nabi, jika ia meminta perantaraan ataupun meninggalkannya.
  10. Penyebab diampunkannya dosa.
  11. Penyebab untuk dicukupkannya kesedihan oleh Allah Swt kepada hamba-Nya.
  12. Penyebab kedekatan seorang hamba kepada Rasulullah Saw di hari Kiamat.
  13. Menempatkan kedudukan sedekah pada yang sepuluh.
  14. Penyebab ditunaikannya kebutuhan.
  15. Penyebab Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya.
  16. Shalawat adalah bentuk zakat bagi orang yang bershalawat dan merupakan penyuci baginya.
  17. Penyebab datangnya kabar gembira bagi si pelakunya dengan surga sebelum ia mati.
  18. Penyebab diselamatkannya si pelaku dari keadaan hari Kiamat.
  19. Penyebab menjawabnya Nabi Saw (atas shalawat yang dilantunkannya).
  20. Penyebab pengingat dari sesuatu yang ia lupakan.
  21. Penyebab baiknya sebuah majelis, juga tidak akan merugikan seseorang yang termasuk ahli didalamnya.
  22. Penyebab menolak kefakiran.
  23. Menolak kepada pelakunya nama bakhil jika ia membalas orang mengucap shalawat atas Nabi Saw.
  24. Penyebab kesuksesan doa jika disebutkan diawal doa atau pun dibelakangnya jika ia lupa bershalawat kepada Nabi Saw.
  25. Shalawat akan mengantar pada jalan surga, serta seseorang akan meninggalkan jalan itu karena sebab meninggalkan shalawat.
  26. Menyelamatkan dari fitnah di sebuah majelis yang tidak berdzikir kepada Allah dan Rasul-Nya, atau tidak memuji dan mengagungkan-Nya, dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
  27. Merupakan kesempurnaan bicara yang diawali denhan Hamdallah (memuji Allah) lalu shalawat kepada Rasul-Nya.
  28. Berlimpahnya cahaya seorang hamba ketika berada di Shirath.
  29. Shalawat akan mengeluarkan seorang hamba dari kehilangan.
  30. Penyebab akan ketetapan Allah Swt dalam mengagungkan kebaikan bagi orang yang bershalawat kepadanya antara penduduk langit dan bumi. Karena orang yang bershalawat adalah menuntut kepada Allah agar kiranya Allah mengagungkan kepada Rasul-Nya, memuliakan, dan menghormatinya. Ini merupakan bagian dari amal, maka adalah harus bagi orang yang shalawat bagian seperti itu.
  31. Penyebab keberkahan, baik pekerjaan ataupun usianya
  32. Penyebab untuk menggapai rahmat Allah, karena rahmat adalah makna dari shalawat.
  33. Penyebab kekalnya kasih sayang kepada Nabi Saw, dengan cara menambah atau melipat-gandakannya. Ini merupkan bentuk ikatan iman yang tidak akan sempurna bila tidak ada shalawat didalamnya. Karena ketika ia memperbanyak dalam mengingat yang ia cintai dan menghadirkannya dalam hati, serta memperindah dalam menghadirinya. Maka itu adalah bentuk cinta yang penuh dan semakin berlipat cintanya dan semakin bertambah rasa rindunya. Jika semakin penuh rasa rindunya, merupakan kebiasaan jika seseorang mencintai sesuatu, maka pasti ia sangat menginginkan untuk melihatnya. Sedangkan jika ia merasa cinta, maka akan semakin kuat ia mengingatnya. Sehingga lisan senantiasa memuji dan mengagungkan yang dicintainya. Sehingga ia akan terus menggandakan dan menambahkan keindahan dalam tiap kata ketika mengingatnya.
  34. Penyebab rasa cinta Nabi Saw kepada seorang hamba.
  35. Penyebab mendapatkan hidayah dari Allah, serta penyebab hidupnya hati.
  36. Penyebab dikembalikannya nama orang yang bershalawat oleh Nabi Saw 9Nabi Saw menjawab shalawat dan ucapan salam orang tersebut). Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Sesungguhnya shalawat kalian akan disampaikan kepadaku. Kemudian sabdanya pula, “Sesungguhnya Allah mewakilkan atas kuburku malaikat yang senantiasa menyampaikan nama umatku yang mengucapkan salam kepadaku.”
  37. Penyebab tetapnya kedua kaki ketika berada di Shirath.
  38. Bershalawat merupakan menunaikan sedikit daripada hak Nabi Saw, serta merupakan perlambang dari rasa syukur atas diturunkannya, yang merupakan bentuk dari nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita.
  39. Bershalawat adalah gabungan antara shalawat dan dzikir kepada Allah, serta bersyukur kepada Allah. Bershalawat juga merupakan bentuk pengetahuan akan nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya dengan bentuk mengutus Nabi Saw.
Dengan keutamaan dan manfaat yang sangat banyak itu, sudah saatnya kita untuk mencintai Rasululloh dengan sepenuh hati, shalawat adalah salah satu perwujudan cinta kita kepada beliau.
Cintailah Allah dan Nabi Muhammad melebihi cintamu kepada dunia dan seisinya.
Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad.


Read more: http://www.teguhsantoso.com/2012/02/keutamaan-dan-manfaat-membaca-shalawat-untuk-nabi-muhammad.html#ixzz2IyogON82

Senin, 21 Januari 2013

MERINGANKAN BEBAN ORANG ISLAM

"Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa meringankan seseorang Muslim dari salah satu kesedihan dunianya, maka Allah akan meringankan salah satu kesedihan di akhirat nanti. Barangsiapa memudahkan jalan bagi orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan jalan baginya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi rahasia seorang Muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah tetap menolong seseorang selama seseorang itu menolong saudaranya." (HR MUSLIM)

Hadits ini membicarakan beberapa masalah :
Pertama:
Keutamaan budi orang yang mau meringankan kesedihan seorang Muslim di dunia ini. Tentang kesedihan karena apa, hal ini tidak dijelaskan secara khusus. Karena itu segala sesuatu yang menimbulkan kesedihan seseorang Muslim kalau kita bantu dan bebaskan dari padanya hukumnya boleh.
Jika kesedihan karena hajatnya kepada bantuan harta, maka kita dapat berilah harta. Jika karena tekanan batin kita dapat memberikan nasehat. Jika karena di dhalimi orang, maka kita bela dari orang yang dhalim itu. Jika karena sakit, maka kita dapat memberi obat agar sembuh atau membawanya ke dokter.

Kedua:
Memudahkan jalan orang yang kesulitan.
Ini termasuk juga dalam meringankan kesedihan. Disini disebut secara khusus untuk menunjukkan kepentingannya. Yaitu jika seseorang jika seseorang tidak dapat membayar hutangnya, baik seorang Islam atau bukan Islam, hendaklah diberikan tempo pembayarannya atau dibebaskan sebagian atau semua atau kita ikut membayarkan hutangnya. Orang yang memudahkan jalan bagi orang yang lagi kesulitan, maka Allah akan melapangkan dan memudahkan usahanya dalam menolong saudaranya itu di dunia ini dan di akhirat.
Dan sebaliknya, kepada orang-orang yang suka mempersulit urusan orang lain, maka Allah akan mempersulit pula urusannya.

Ketiga:
Barang siapa menutupi cela orang Islam, yaitu merahasiakan cela dan aib yang tidak sepatutnya diketahui orang lain, maka ia akan mendapatkan pahala, yaitu dengan ditutupnya cela dan aibnya olah Allah di dunia dan di akhirat nanti.
Di dunia ini celanya yang tidak ia senangi diketahui umum, akan di tutup oleh Allah. Dan jika ia berbuat aib, maka Allah tidak membuat orang lain tahu akan keaibannya itu. Sedangkan di akhirat nanti Allah ampunkan dosanya dan tidak dibukakan keaiban-keaibannya disana.

Keempat:
Menyatkan bahwa Allah selalu menolong hamba-Nya selama hambanya tersebut tetap menolong saudaranya. Ini menunjukkan bahwa Allah memberikan pertolongan kepada orang yang memberikan pertolongan kepada orang yang memberikan pertolongan kepada orang lain dan memenuhi keperluannya sendiri. Ia akan memperoleh pertolongan Allah dalam mendapatkan sesuatu, yang tadinya tidak dapat ia peroleh tanpa pertolongan-Nya.
Allah memang penolong kepada hambaNya dalam segala usahanya. Akan tetapi kepada orang-orang Islam yang suka menolong saudaranya, maka Allah akan menambah pertolonganNya.

Dari sini dapat diambil pelajaran, bahwa sepatutnya seseorang itu rajin menolong keperluan saudaranya dan mendahulukannya dari kepentingan dirinya sendiri, agar ia nantinya dapat memperoleh pertolongan Allah dengan sempurna dalam memenuhi kebutuhannya. Sifat baik yang tersebut diatas menunjukkan bahwa Allah membalas perbuatan seseorang sesuai jenis usahanya. 
Orang yang menutupi aib orang lain, maka aibnya akan ditutupi. Orang yang memudahkan orang lain, ia akan dimudahkan. Orang yang menolong orang lain, maka ia akan ditolong. Kemudian dengan kamurahan Allah dan kemuliyaanNya Dia memberi balasan di dunia dan diakhirat kepada orang yang memudahkan kesulitan orang lain, menolong orang lain. 

Jumat, 18 Januari 2013

GHIBAH


Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhubahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
اتدرون ما الغيبه؟ قالوا: الله ورسوله أعلم .قال:الْغِيبَة ذِكْرك أَخَاك بِمَا يَكْرَه قِيلَ : أَفَرَأَيْت إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُول ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُول فَقَدْ اِغْتَبْته ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَقَدْ بَهَتّه
“Tahukah kalian apa itu ghibah?”
Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Kemudian beliau shallahu’alaihi wasallam bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.”

Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut nyata-nyata apa pada saudaraku?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau telah berdusta atas namanya.” (HR Muslim 2589 Bab: Al-Bir Wash Shilah Wal Adab)
Pelajaran Penting
Syaikh Abdullah al Bassam rahimahullah dalam kitab beliau Taudhihul Ahkam Min Bulughil Maram(IV/599, Kairo) menjelaskan poin-poin penting yang bisa diambil dari hadits diatas:
Definisi Ghibah
Nabi shallallhu’alaihi wasallam menjelaskan makna ghibah dengan menyebut-nyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci, baik tentang fisiknya maupun sifat-sifatnya. Maka setiap kalimat yang engkau ucapkan sementara saudaramu membenci jika tahu engkau mengatakan demikian maka itulah ghibah. Baik dia orang tua maupun anak muda, akan tetapi kadar dosa yang ditanggung tiap orang berbeda-beda sesuai dengan apa yang dia ucapkan meskipun pada kenyataannya sifat tersebut ada pada dirinya.
Adapun jika sesuatu yagn engkau sebutkan ternyata tidak ada pada diri saudaramu berarti engkau telah melakukan dua kejelekan sekaligus: ghibah dan buhtan (dusta).
Nawawiy rahimahullah mengatakan, “Ghibah berarti seseorang menyebut-nyebut sesuatu yang dibenci saudaranya baik tentang tubuhnya, agamanya, duniannya, jiwanya, akhlaknya,hartanya, anak-anaknya,istri-istrinya, pembantunya, gerakannya, mimik bicarnya atau kemuraman wajahnya dan yang lainnya yang bersifat mngejek baik dengan ucapan maupun isyarat.”
Beliau rahimahullah melanjutkan, “Termasuk ghibah adalah ucapan sindiran terhadap perkataan para penulis (kitab) contohnya kalimat: ‘Barangsiapa yang mengaku berilmu’ atau ucapan ‘sebagian orang yang mengaku telah melakukan kebaikan’. Contoh yang lain adalah perkataa berikut yang mereka lontarkan sebagai sindiran, “Semoga Allah mengampuni kami”, “Semoga Allah menerima taubat kami”, “Kita memohon kepada Allah keselamatan”.
Ibnul Mundzir rahimahullah berkata, “Sabda Nabi shalallahu’alaihi wasallam ذِكْرك أَخَاك (engkau meneybut-nyebut saudaramu) ini merupakan dalil bahwa larangan ghibah hanya berlaku bagi sesama saudara (muslim) tidak ada ghibah yang haram untuk orang yahudi, nashrani dan semua agama yang menyimpang, demikian juga orang yang dikeluarkan dari islam (murtad) karena bid’ah yang ia perbuat.”
Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Para ulama telah sepakat bahwasanya ghibah termasuk dosa besar. Mereka berdalil dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالكُمْ وَأَعْرَاضكُمْ حَرَام عَلَيْكُم
“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian adalah haram atas (sesama) kalian”.( HR Muslim 3179, Syarh Nawai ‘ala Muslim)
Adakah Ghibah yang Diperbolehkan?
Nawawi rahimahullah setelah menjelaskan makna ghibah beliau berkata, “Akan tetapi ghibah itu diperbolehkan oleh syar’iat pada enam perkara:
  1. Kedzoliman, diperbolehkan bagi orang yang terdzolimi menngadukan kedzoliman kepada penguasa atau hakim yang berkuasa yang memiliki kekuatan untuk mengadili perbuatan tersebut. Sehingga diperbolehkan mengatakan,”Si Fulan telah mendzalimi diriku”atau “Dia telah berbuat demikian kepadaku.”
  2. Meminta bantun untuk menghilangkan kemungkaran dan mengembalikan pelaku maksiat kepada kebenaran. Maka seseorang diperbolehkan mengatakan, “Fulan telah berbuat demikian maka cegahlah dia!”
  3. Meminta fatwa kepada mufti (pemberi fatwa,pen) dengan mengatakan:”Si Fulan telah mendzolimi diriku atau bapakku telah mendzalimi diriku atau saudaraku atau suamiku, apa yang pantas ia peroleh? Dan apa yang harus saya perbuat agar terbebas darinya dan mampu mencegah perbuatan buruknya kepadaku?”
    Atau ungkapan semisalnya. Hal ini diperbolehkan karena ada kebutuhan. Dan yang lebih baik hendaknya pertanyaan tersebut diungkapkan dengan ungkapan global, contohnya:
    “Seseorang telah berbuat demikian kepadaku” atau “Seorang suami telah berbuat dzalim kepaada istrinya” atau “Seorang anak telah berbuat demikian” dan sebagainya.
    Meskipun demkian menyebut nama person tertentu diperbolehkan, sebagaimana hadits Hindun ketika beliau mengadukan (suaminya)kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam, “Sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang sangat pelit.”
  4. Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan, contohnya memperingatkan kaum muslimin dari perowi-perowi cacat supaya tidak diambil hadits ataupun persaksian darinya, memperingatkan dari para penulis buku (yang penuh syubhat). Menyebutkan kejelekan mereka diperbolehkan secara ijma’ bahkan terkadang hukumnya menjadi wajib demi menjaga kemurnian syari’at.
  5. Ghibah terhadap orang yang melakukan kefasikan atau bid’ah secara terang-terangnan seperti menggunjing orang yang suka minum minuman keras, melakukan perdagangan manusia, menarik pajak dan perbuatan maksiat lainnya. Diperbolehkan menyebutkannya dalam rangka menghindarkan masyarakat dari kejelekannya.
  6. Menyebut identitas seseorang yaitu ketika seseorang telah kondang dengan gelar tersebut. Seperti si buta, si pincang, si buta lagi pendek, si buta sebelah, si buntung maka diperbolehkan menyebutkan nama-nama tersebut sebagai identitas diri seseorang. Hukumnya haram jika digunakan untuk mencela dan menyebut kekurangan orang lain. Namun lebih baik jika tetap menggunakan kata yang baik sebagai panggilan, Allahu A’lam. (Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, Hal.400).

TATA CARA ZIKIR NABI SETELAH SHOLAT

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- telah mengajarkan kita bagaimana berdzikir setelah sholat fardhu. dan diantara cara dzikir yang disunnahkan adalah :

- Mengeraskan suara ketika membaca dzikir setelah sholat fardhu. hal ini didasari oleh hadits dari Ibnu Abbas -rodhiyallahu 'anhu- berkata :

كان رفع الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة على عهد النبي صلى الله عليه وسلم، قال: وكنت أعلم إذا انصرفوا بذلك إذا سمعتهم


Artinya : "Mengeraskan suara dalam dzikir ketika orang-orang telah selesai menunaikan sholat fardhu pada zaman Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. berkata : aku mengetahuinya ketika mereka telah selesai (melaksanakan sholat fardhu) dan aku mendengarnya (suara dzikir)." (HR Bukhori)

- Dzikir sendiri-sendiri tanpa ada yang memimpin. bahwa pada zaman Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dzikir itu dilaksanakan sendiri-sendiri dan dengan suara keras sebagaimana hadits diatas, dan tidak dilakukan dengan satu suara dengan seorang yang memimpin dzikir tersebut.

Adapun dzikir yang disunahkan setelah sholat fardhu adalah sebagai berikut :

1.
أَسْـتَغْفِرُ الله . (ثَلاثاً)
اللّهُـمَّ أَنْـتَ السَّلامُ ، وَمِـنْكَ السَّلام ، تَبارَكْتَ يا ذا الجَـلالِ وَالإِكْـرام .


Astaghfirul-lah (3x)
Allahumma antas-salam waminkas-salam, tabarakta ya thal-jalali wal-ikram. (HR Muslim)

2.
لا إلهَ إلاّ اللّهُ وحدَهُ لا شريكَ لهُ، لهُ المُـلْكُ ولهُ الحَمْد، وهوَ على كلّ شَيءٍ قَدير، اللّهُـمَّ لا مانِعَ لِما أَعْطَـيْت، وَلا مُعْطِـيَ لِما مَنَـعْت، وَلا يَنْفَـعُ ذا الجَـدِّ مِنْـكَ الجَـد.


La ilaha illal-lahu wahdahu la shareeka lah, lahul-mulku walahul-hamd, wahuwa AAala kulli shayin qadeer, allahumma la maniAAa lima aAAtayt, wala muAAtiya lima manaAAt, wala yanfaAAu thal-jaddi minkal-jad. (HR Bukhori dan Muslim)

3.
لا إلهَ إلاّ اللّه, وحدَهُ لا شريكَ لهُ، لهُ الملكُ ولهُ الحَمد، وهوَ على كلّ شيءٍ قدير، لا حَـوْلَ وَلا قـوَّةَ إِلاّ بِاللهِ، لا إلهَ إلاّ اللّـه، وَلا نَعْـبُـدُ إِلاّ إيّـاه, لَهُ النِّعْـمَةُ وَلَهُ الفَضْل وَلَهُ الثَّـناءُ الحَـسَن، لا إلهَ إلاّ اللّهُ مخْلِصـينَ لَـهُ الدِّينَ وَلَوْ كَـرِهَ الكـافِرون.


La ilaha illal-lah, wahdahu la shareeka lah, lahul-mulku walahul-hamd, wahuwa AAala kulli shayin qadeer. la hawla wala quwwata illa billah, la ilaha illal-lah, wala naAAbudu illa iyyah, lahun-niAAmatu walahul-fadl walahuth-thana-ol- hasan, la ilaha illal-lah mukhliseena lahud-deen walaw karihal-kafiroon. (HR Muslim)

4.
سُـبْحانَ اللهِ، والحَمْـدُ لله ، واللهُ أكْـبَر . (ثلاثاً وثلاثين)
لا إلهَ إلاّ اللّهُ وَحْـدَهُ لا شريكَ لهُ، لهُ الملكُ ولهُ الحَمْد، وهُوَ على كُلّ شَيءٍ قَـدير .


Subhanal-lah walhamdu lillah, wallahu akbar (33x).
La ilaha illal-lahu wahdahu la shareeka lah, lahul-mulku walahul-hamd, wahuwa AAala kulli shayin qadeer. (HR Muslim)

5.
( قُـلْ هُـوَ اللهُ أَحَـدٌ …..) [ الإِخْـلاصْ ]
( قُـلْ أَعـوذُ بِرَبِّ الفَلَـقِ…..) [ الفَلَـقْ ]
( قُـلْ أَعـوذُ بِرَبِّ النّـاسِ…..)[ الـنّاس ] (ثلاث مرات بعد صلاتي الفجر والمغرب. ومرة بعد الصلوات الأخرى)


{Qul huwa Allahu ahad…} [Al-Ikhlas]
{Qul aAAoothu birabbi alfalaq…..} [Al-Falaq]
{Qul aAAoothu birabbi alnnas…..} [An-Nas]
(Dibaca masing-masing 3x pada sholat subuh dan maghrib, dan satu kali pada sholat yang lain) (HR Abu Daud dan An-Nasai)

6. Membaca ayat kursi (Al-Baqoroh : 255) (HR An-Nasai)

7.
لا إلهَ إلاّ اللّهُ وحْـدَهُ لا شريكَ لهُ، لهُ المُلكُ ولهُ الحَمْد، يُحيـي وَيُمـيتُ وهُوَ على كُلّ شيءٍ قدير


La ilaha illal-lahu wahdahu la shareeka lah, lahul-mulku walahul-hamd, yuhyee wayumeet, wahuwa AAala kulli shayin qadeer.(Dibaca 10x setiap sholat subuh dan maghrib) (HR At-Tirmidzi)

8.
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَسْأَلُـكَ عِلْمـاً نافِعـاً وَرِزْقـاً طَيِّـباً ، وَعَمَـلاً مُتَقَـبَّلاً .


Allahumma innee as-aluka AAilman nafiAAan, warizqan tayyiban, waAAamalan mutaqabbalan.(Dibaca setelah salam pada sholat subuh) (HR Ibnu Majah)

Wabillahi at-taufiq

Kamis, 10 Januari 2013

macam-macam syirik


Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.
1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala
a. Syirik di dalam Rububiyyah
Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.
b. Syirik di dalam Uluhiyyah
Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.
c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat
Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.
2. Syirik Menurut Kadarnya
a. Syirik Akbar (besar)
Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
- Syirik dalam berdoa
Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.
- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud
Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.
- Syirik dalam keta’atan
Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.
- Syirik dalam kecintaan
Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.
b. Syirik Ashghar (kecil)
Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.
c. Syirik Khafi (tersembunyi)
Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.
3. Syirik Menurut Letak Terjadinya
a. Syirik I’tiqodi
Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.
b. Syirik Amali
Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.
c. Syirik Lafzhi
Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”“Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.