tag:blogger.com,1999:blog-16952105826052115212024-02-06T20:53:17.019-08:00PENYULUH AGAMA KUA KECAMATAN BANTANBerdakwah Untuk Membentuk Penduduk Kecamatan Bantan dan Umat Islam Yang AgamisUnknownnoreply@blogger.comBlogger214125tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-58359666840740558882014-01-08T01:07:00.001-08:002014-01-08T01:07:03.056-08:0026 Cara Berbuat Baik/Berbakti Kepada Orangtua<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
1. Selalu berbicara sopan kepada kedua orangtua, jangan menghardik, mengomel ataupun memukul mereka. Karena walau hanya berkata “AH” saja tidak diperbolehkan dalam Islam.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
2. Selalu taat kepada orangtua, selama tidak untuk berbuat maksiat kepada Allah SWT.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
3. Selalu bersikap lemah lembut, janganlah bermuka masam di hadapan mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
4. Selalu menjaga nama baik, kehormatan dan harta kedua orangtua, serta tidak mengambil sesuatu tanpa ijin mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
5. Selalu melakukan hal-hal yang dapat meringankan tugas mereka bedua, meskipun tanpa diperintah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
6. Selalu bermusyawarah dengan mereka dalam setiap masalah dan meminta maaf dengan baik jika ada perbedaan pendapat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
7. Selalu datang segera, jika mereka memanggil.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
8. Selalu menghormati kerabat dan kawan-kawan mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
9. Selalu sopan dalam menjelaskan setiap masalah. Jangan membatah mereka dengan perkataan kasar.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
10. Selalu membantu ibu dalam pekerjaan di rumah dan membantu ayah dalam pekerjaan di luar rumah (mencari nafkah).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
11. Selalu mendoakan mereka berdua.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
12. Jangan membantah perintah mereka ataupun mengeraskan suara di atas suara mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
13. Jangan masuk ke tempat/kamar mereka, sebelum mendapat ijin.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
14. Jangan mendahului mereka saat makan dan hormatilah mereka dalam menyantap makanan dan minuman.<br style="box-sizing: border-box;" /><span id="more-103" style="box-sizing: border-box;"></span><br style="box-sizing: border-box;" />15. Jangan mencela mereka, jika mereka berbuat sesuatu yang kurang baik.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
16. Jika merokok, janganlah dihadapan mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
17. Jika telah sanggup/mampu mencari rezeki, bantulah mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
18. Usahakan bangun dari tempat duduk/tempat tidur, jika mereka datang.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
19. Jika meminta sesuatu dari orangtua, mintalah dengan lemah lembut, berterima kasihlah atas pemberian mereka, maafkanlah jika mereka tidak memenuhi permintaan kita dan janganlah terlalu banyak meminta supaya tidak mengganggu mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
20. Jangan keluar dari rumah/pergi sebelum mereka mengijinkan, meskipun untuk urusan penting. Jika terpaksa pergi, maka mintalah maaf kepada mereka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
21. Kunjungilah mereka sesering mungkin, berilah hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah mereka serta ambillah pelajaran dari anak-anakmu betapa susahnya mendidik mereka. Seperti halnya betapa berat susahnya orangtua kita mendidik kita.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
22. Orang yang berhak mendapat penghormatan adalah ibu, kemudian ayah. Ketahuilah bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
23. Doa kedua orangtua dalam kebaikan ataupun kejelekan di terima oleh Allah Swt. Maka berhati-hatilah terhadap doa mereka yang jelek.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
24. Usahakan tidak menyakiti orangtua ataupun membuat mereka marah sehingga membuat diri kita merana di dunia dan akhirat. Ingatlah, anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orangtuamu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
25. Kedua orangtuamu mempunyai hak atas kamu, istri/suamimu mempunyai hak atas kamu. Jika suatu ketika mereka berselisih, usahakanlah dipertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
26. Bersopan santunlah kepada setiap orangtua, karena orang yang mencaci orangtua lain sama dengan mencaci orangtuanya sendiri.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: 'Source Sans Pro', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px;">
(dari: Syekh Muhammad bin Zameel Zeeno)</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-40444378003949113452013-12-20T03:12:00.001-08:002013-12-20T03:12:58.632-08:00AKHLAK TERHADAP TEMAN TETANGGA DAN MASYARAKAT<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">AKHLAK TERHADAP TETANGGA DAN MASYARAKAT</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Dalam kehidupan sosial, tetangga merupakan orang yang yang secara fisik paling dekat jaraknya dengan tempat tinggal kita. Dalam tatanan hidup bermasyarakat, tetangga merupakan lingkaran kedua setelah rumah tangga, sehingga corak sosial suatu lingkungan masyarakat sangat diwarnai oleh kehidupan pertetanggaan. Pada masyarakat pedesaan, hubungan antar tetangga sangat kuat hingga melahirkan norma sosial. Demikian juga pada lapisan masyarakat menengah kebawah dari masyarakat perkotaan, hubungan pertetanggaan masih sekuat masyarakat pedesaan. Hanya pada lapisan menengah keatas, hubungan pertetanggaan agak longgar karena pada umumnya mereka sangat individualistik.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Tradisi ke Islaman memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan norma-norma sosial hidup bertetangga. Adanya lembaga salat berjamaah di masjid atau mushalla, baik harian lima waktu, mingguan Jum''atan maupun tahunan Idul Fitri dan Idul Adha cukup efektip dalam membentuk jaringan pertetanggan. Demikian juga tradisi sosial keagamaan, seperti tahlilan, ratiban, akikah, syukuran, lebaran dan sebagainya sangat efektip dalam mempertemukan antar tetangga.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Tentang betapa besarnya makna tetangga dalam membangun komunitas tergambar pada hadis Nabi yang memberi petunjuk agar sebelum memilih tempat tinggal hendaknya lebih dahulu mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangganya, al jaru qablad dar, bahwa faktor tetanga itu harus didahulukan sebelum memilih tempat tinggal.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Selanjutnya akhlak bertetangga diajarkan sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">(a)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Melindungi rasa aman tetangga. Kata Nabi, ciri karakteristik seorang muslim adalah, orang lain (tetangga) terbebas dari gangguannya, baik gangguan dari kata-kata maupun dari perbuatan fisik.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">(b)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Menempatkan tetangga (yang miskin) dalam skala prioritas pembagian zakat.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">(c)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Memberi salam jika berjumpa.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">(d)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Menghadiri undangannya.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">(e)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Menjenguk tetanggga yang sakit.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">(f)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Melayat atau mengantar jenazah tetangga yang meninggal dunia.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">(g)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">berempati kepada tetangga</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Adapun didalam alqur''an ayat yang mneyoroti akhlak kepada tetangga, dan masyarakat adalah surat annisaa ayat 36 , Allah Berfirman :</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="background-color: white; color: #222222; direction: rtl; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 18px;">*</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 18px;"> </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="background-color: white; color: #222222; direction: rtl; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 18px;"> </span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;"><span dir="RTL"></span></span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;"><span dir="LTR"></span>36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">[294] dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Ayat diatas menyuruh kita untuk berbuatbaik kepada tetangga dan masyarakat yang dekat maupun yang jauh.Ini berarti empati kita terhadap tetangga harus diutamakan. biasanya ada tetangga yang ketika ditimpa masalah ada yang mau berbagi/bercerita, ada yang tidak. Bagi yang tidak mau bercerita tentang kesusahannya, kita harus peka sehingga kita dapat menolong mereka. Salah satu cara agar kita peka terhadap kesushan tetangga adalah dengan terus menyambungkan tali silaturrahim.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 273, yang menyatakan bahwa :</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="background-color: white; color: #222222; direction: rtl; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 18px;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="background-color: white; color: #222222; direction: rtl; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 18px;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="background-color: white; color: #222222; direction: rtl; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" dir="RTL" style="background-color: white; color: #222222; direction: rtl; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 18px;"></span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;"><span dir="RTL"></span></span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;"><span dir="LTR"></span>273. (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya Karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">dari ayat diatas menerangkan bahwa untuk berinfak saja kita harus mendahulukan orang-orang yang fakir tapi terpelihara dari meminta-minta. Ini menjelaskan bahwa berempati dengan tetangga adalah salah satu akhlak bertetangga juga.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">beberapa hadist nabi dibawah juga menyoroti bagaimana kita harusnya berperilaku terhadap tetangga :</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah akan masuk surga seseorang yang tetangganya tidak aman dari bahayanya”. (HR. Muslim)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">“Para sahabat menyebut kepada Rasulullah SAW seorang wanita yang rajin shalat, tetapi dia suka menyakiti tetangganya. Rasulullah SAW bersabda, “Ia di neraka”</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Hak tetangga yang lain ialah memperhatikan keberadaannya.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">“Tidaklah beriman orang yang ia kenyang, sedangkan tetangga di sebelahnya kelaparan dan ia tahu.”</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Setelah itu disusul dengan berbuat ihsan, melakukan hubungan dan kebajikan dengan tetangga.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Abu Dzarr ra. berkata: Bersabda Rasulullah saw.: Hai Abu Dzarr, jika engkau memasak kuwah, maka perbanyaklah airnya, dan perhatikan tetanggamu. (HR. Muslim)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Yaitu berikan kepada mereka selayaknya.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Hai wanita muslimat, jangan merasa rendah kalau akan memberi hadiah pada tetangga, walau sekedar kikl (ujung kaki) kambing. (HR. Bukhari, Muslim)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">Karena hadiah itu akan menimbulkan rasa kasih sayang antara satu pada yang lain, maka jangan sampai terhalang memberikan hadiah itu, karena belum dapat memberi hadiah yang besar dan berharga. Singkatnya segala apa yang pantas untuk dirinya boleh dihadiahkan kepada tetangganya.</span></div>
<span lang="EN-US" style="background-color: white; color: #222222; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 18px;">“Sebaik-baik teman di sisi Allah ialah yang terbaik kepada temannya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah yang terbaik kepada tetangganya” (HR. Attirmidzi)</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-65037160091901481052013-12-18T04:08:00.001-08:002013-12-18T04:08:37.764-08:00Keutamaan Berpuasa Sunnah Senin dan Kamis<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Keutamaan Berpuasa Sunnah Senin dan Kamis</b><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> - Puasa hari senin dan kamis merupakan pengamalan sunnah yang di lakukan oleh Rasulullah saw. Seperti halnya puasa sunnah lainnya - terdapat banyak kefadholan dari berpuasan Senin dan Kamis.</span><br />
<h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Latar belakang puasa Senin dan Kamis</h3>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Latar belakang yang menjadi dasar kenapa muslim melaksanakan puasa sunnah Senin dan Kamis. Rasulullah saw. dilahirkan pada hari Senin dan pada hari ini pula Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah swt. Serta pada hari Senin dan Kamis amalan-amalan seorang hamba diangkat.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcZew_fFyR9SiBC54_fYNwXSHFZITONH0G7aknWVGZ5qIXnvCAjdryE690sM-v5WTR02RmqLK7R-ISm8gkEWlGoa8nkipRqnbqTR_idNhPfNYAylXAr1lyN9y3uyQCL1kolkNf8S5_4lvb/s1600/Mug-Ibadah-Sunnah-Puasa-Senin-dan-Kamis.png" imageanchor="1" style="color: #0000dd; margin-bottom: 0px; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img alt="Keutamaan Berpuasa Sunnah Senin dan Kamis" border="0" height="329" original="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcZew_fFyR9SiBC54_fYNwXSHFZITONH0G7aknWVGZ5qIXnvCAjdryE690sM-v5WTR02RmqLK7R-ISm8gkEWlGoa8nkipRqnbqTR_idNhPfNYAylXAr1lyN9y3uyQCL1kolkNf8S5_4lvb/s1600/Mug-Ibadah-Sunnah-Puasa-Senin-dan-Kamis.png" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcZew_fFyR9SiBC54_fYNwXSHFZITONH0G7aknWVGZ5qIXnvCAjdryE690sM-v5WTR02RmqLK7R-ISm8gkEWlGoa8nkipRqnbqTR_idNhPfNYAylXAr1lyN9y3uyQCL1kolkNf8S5_4lvb/s1600/Mug-Ibadah-Sunnah-Puasa-Senin-dan-Kamis.png" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; display: inline; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="Puasa hari senin dan kamis merupakan pengamalan sunnah yang di lakukan oleh Rasulullah saw. Seperti halnya puasa sunnah lainnya - terdapat banyak kefadholan dari berpuasan Senin dan Kamis." width="400" /></a></div>
<br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Tata Cara Puasa Senin Kamis</h3>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Jamak orang menduga bahwa puasa sunnah Senin dan Kamis harus diamalkan pada kedua-duanya. Akhirnya, pengamal puasa sunnah ini saat berpuasa Senin lalu tertinggal pada hari Kamisnya, lantas berasumsi kalau puasanya tersebut tidak sah. Padahal tidak seperti itu ...</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Cara melakukan puasa sunnah Senin dan Kamis, yaitu seperti halnya puasa sunnah lain pada umumnya. Perlu diketahui, bahwa hari Senin merupakan amalan tersendiri, pun dengan hari Kamis - juga merupakan amalan tersendiri. Atas dasar hadits.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Rasulullah saw. bersabda :</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم</h3>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artinya:</b><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><em style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“(pahala) Amalan di angkat pada hari senin dan kamis, maka aku menyukai jika ketika amalanku di angkat aku dalam keadaan berpuasa.”</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)</b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Dan saat Rasulullah ditanya tentang puasa Senin dan Kamis, Beliau menjawab khususnya pada hari Senin:</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
ذاك يوم وُلدتُ فيه وأُنزلَ عليَّ فيه</h3>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artinya:</b><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><em style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Hari itu aku di lahirkan dan pada hari itu (pula) wahyu di turunkan kepadaku.”</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(HR Muslim)</b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Rasulullah saw. tidak mensyaratkan bahwa puasa sunnah Senin dan Kamis harus dilakukan pada hari Senin dan hari Kamis dan tidak boleh melewatkan salah satu hari tersebut. Tetapi puasa sunnah di hari Senin merupakan amalan tersendiri dan begitu pula dengan puasa Sunnah di hari Kamis pun begitu berdasarkan dalil bahwa (pahala) beramal puasa Senin dan Kamis akan diangkat pada hari itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Niat Puasa Senin dan Kamis</h3>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Bagi pembaca yang akan beramal puasa Senin dan Kamis maka niatnya cukup berkata akan berpuasa sunnah Senin atau Kamis. Waktu untuk berniat dari mulai maghrib hingga sebelum fajar hari Senin atau Kamis. Pada saat melaksanakan puasa sunnah Senin dan Kamis diperbolehkan untuk berniat di pertengahan hari. Dalam hadits diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. berkata :</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
كان رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- إِذا دخل عليَّ قال : هل عندكم طعام؟ فإذا قلنا : لا ، قال : إني صائم</h3>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artinya:</b><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><em style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Ketika Rosulullah -sholallahu ‘alaihi wasallam- masuk kepadaku dan bertanya : apakah engkau memiliki makanan? aku berkata : tidak, beliau berkata : berarti aku puasa.”</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(HR Abu Daud)</b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Niat dilakukan di dalam hati saja, pasalnya tidak dalil yang menerangkan agar niat berpuasa Senin dan Kamis harus seperti apa? Sementara yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. dalam rangka berniat untuk beribadah -kebanyakan- dilakukan cukup di dalam hati.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Keutamaan Puasa Senin Kamis</h3>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Keutamaan melaksanakan puasa Senin dan Kamis banyak sekali. Berikut ini merupakan dalil keutamaan berpuasa Senin dan Kamis serta puasa sunnah lainnya. Rasulullah saw. bersabda:</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
إن في الجنة بابًا يقال له: الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد غيرهم. يقال: أين الصائمون؟ فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد</h3>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artinya:</b><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><em style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artinya : “Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya “Ar-Rayyan,” yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. di katakan : manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi.”</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(HR Bukhori dan Muslim)</b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
عن عائشة ـ رضي الله عنها ـ أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يتحرى صيام الاثنين والخميس</h3>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artinya:</b><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><em style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artinya : “Dari ‘Aisyah -radhiallahu ‘anha- : bahwa Nabi -sholallahu ‘alaihi wasallam- sering melakukan puasa senin dan kamis.”</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(HR Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan An-Nasai)</b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Maksud dari beberapa pintu surga dibuka pada dua hari tersebut; Senin dan Kamis, yaitu di saat inilah setiap orang-orang Mukmin diampuni, kecuali dua orang Mukmin yang sedang bermusuhan. Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><em style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.”</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(HR. Muslim)</b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Dari aspek kejiwaan, sosial serta kesehatan, berpuasa memiliki beberapa manfaat, di antaranya:</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Secara kejiwaan puasa membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri, serta mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang kuat di dalam diri. Inilah hikmah puasa yang paling utama. Allah berfirman:</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><em style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(Al-Baqarah: 183)</b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><h2 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Perlu Diingat!</h2>
<ul style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pembaca, bagi Anda yang suka merokok, dengan membiasakan diri berpuasa hari Senin dan Kamis atau berpuasa sunnah selainnya akan mampu meninggalkan kebiasaan merokok.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dari aspek sosial terdapat manfaat bahwa dengan berpuasa sunnah senantiasa membiasakan pengamalnya untuk tetap disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan, serta menimbulkan perasaan kasih sayang dalam diri muslim serta mengarahkan untuk selalu berbuat kebajikan.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dari aspek kesehatan, dengan berpuasa sunnah akan membersihkan organ dalam tubuh, semisal; usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa serta endapan makanan, meminimalisir kegemukan dan kelebihan lemak dalam perut.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Manfaat lain dari berpuasa, akan meredam hawa nafsu; baik mengenai urusan makan dan minum atau saat ‘berhubungan’ dengan isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Manfaat selanjutnya guna mengosongkan hati untuk berkontemplasi (berpikir dan berdzikir).</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Orang yang kaya yang berpuasa bisa merasajan seberapa nikmat Allah atas dirinya. Pada waktu berpuasa terdapat banyak orang miskin yang tidak merasakan nikmatnya makanan, segarnya minuman dan belum menikah. Dengan tidak menikmatinya hal-hal tersebut orang yang berkecukupan lantas dirinya berpuasa akan merasakan semua yang dialami oleh orang takmampu.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dengan berpuasa pun aliran darah akan luput dari jalan setan pada setiap diri anak Adam. Pasalnya, setan masuk kepada anak Adam melalui aliran darah. Dengan berpuasa, maka dia aman dari gangguan setan, kekuatan nafsu syahwat dan kemarahan. Karena itu, Rasulullah saw. menjadikan puasa sebagai tameng guna menghalau nafsu syahwat nikah. Sehingga Rasulullah saw. memerintahkan umatnya yang belum mampu menikah untuk berpuasa. Hal ini bisa dibaca pada kitab <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Larhaa’iful Ma’aarif</em> oleh Ibnu Rajab, hlm. 163.</li>
</ul>
<br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;">Itulah sekilas artikel tentang </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Keutamaan Berpuasa Sunnah Senin dan Kamis</b><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px;"> yang bisa disampaikan. Semoga informasi tentang ibadah sunnah ini mampu mendorong pembaca untuk melaksanakan dan merutinkannya, amin [] - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/11/keutamaan-berpuasa-sunnah-senin-dan.html#sthash.cMEv9era.dpuf</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-90464211069580365722013-12-11T18:48:00.003-08:002013-12-11T18:48:36.956-08:00Selamatkan Generasi Muda Dari Para Perusak<div class="entry-content" style="border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin: 0px 0px 40px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<br />إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
اأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kaum Muslimin, <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimakumullah</i></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tanggungjawab terhadap pertumbuhan pemuda merupakan sebuah tanggung jawab yang besar. Karena pemuda itu adalah amanah di pundak orang tua dan semua orang akan dimintai pertanggungjawaban terhadap orang-orang yang berada di bawah tanggungannya. Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> berfirman:</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Wahai orang-orang yang beriman , peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; para penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)<br /><span id="more-2377" style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br />Kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan beragam keburukan dan cobaan yang bertebaran, sehingga karena saking banyaknya cobaan, seakan cobaan berikutnya membuat cobaan sebelumnya terasa lebih ringan.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mungkin ini merupakan bukti kebenaran sabda Rasulullah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> :</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِى أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِىءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِىءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِى. ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِىءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ. فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sesungguhnya umat kalian ini dijadikan keselamatannya di permulaannya, sedangkan masa akhirnya akan tertimpa musibah dan hal-hal yang kalian ingkari. Dan cobaan akan berdatangan sehingga dari cobaan tersebut (menyebabkan) cobaan yang lain terasa ringan. Saat cobaan terjadi, seorang mukmin akan mengatakan, “Inilah masa kebinasaanku,” kemudian cobaan itu berlalu. Lalu datang lagi cobaan (yang lain), seorang mukmin mengatakan, “Ini masa kebinasaanku”. Maka barangsiapa yang suka diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah (saat) kematian mendatanginya dia dalam keadaan beriman kepada Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> dan hari akhir.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada zaman kita ini tupu daya orang-orang kafir semakin meningkat, sampai tipu daya ini memasuki rumah-rumah kaum Muslimin. Orang-orang kafir ini ingin mengikis agama kaum Muslimin, menggoncang keimanan mereka, menghancurkan perilaku mereka, menebarkan keburukan dan perbuatan hina di tengah kaum Muslimin, mengeluarkan mereka dari penjagaan Islam. semoga Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> tidak mewujudkan keinginan busuk mereka.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kaum Muslimin, <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimakumullah</i></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada zaman dahulu, orang-orang kafir tidak leluasa menyusupkan racun (pemikiran-pemikiran) mereka ke pemikiran-pemikiran para pemuda Muslim; mereka tidak mampu menampakkan kekufuran, penyelewengan, perbuatan tak senonoh mereka. Tapi sekarang, pemikiran mereka diterbangkan oleh angin, angin yang bisa membinasakan, bahkan angin-angin berapi yang menghancurkan agama dan prilaku terpuji, mencabut akar akhlak terpuji, kebaikan serta sendi-sendi al-haq dan keyakinan.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Melalui channel-channel dan siaran langsung, orang-orang kafir itu mampu mamasuki akal-akal dan pikiran pemuda Muslim; mereka juga mampu menyelinap ke rumah-rumah kaum Muslimin guna membawa keburukan dan racun-racun mereka, menebarkan kekufuran, penyelewengan dan perbuatan tak senonoh mereka. Mereka menyebarkan perilaku hina dan rendahan mereka melalui pentas-pentas, pendidikan-pendidikan buruk dan keji. Semua ini akan membuat jiwa para pemudi dan pemuda Muslim menjadi suka bermesraan, kerusakan dan menenggak khamr. Bahkan itu sebagai jebakan yang menjerat hati yang lalai dan lemah, sehingga menyebabkan akidah mereka rusak, perilaku menyimpang dan terjerembab dalam lumpur keburukan. Dan tidak ada keburukan yang lebih besar dan lebih berbahaya dibandingkan dengan keburukan yang menyerang kaum Muslim di rumah-rumah mereka, serangan beracun yang membawa keburukan dan kerusakan.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kaum Muslimin, <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimakumullah</i></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ironisnya, meski bahayanya sudah demikian terlihat dan terbukti, masih ada saja anak-anak kaum Muslimin yang duduk berjam-jam bahkan sepanjang hari di depan layar yang bisa menghancurkan mereka. mereka mendengarkan dengan seksama ucapan-ucapan orang yang tidak benar itu; mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka semua yang disajikan oleh orang-orang kafir. Anak-anak ini menerima sepenuh hati semua yang diberikan oleh orang-orang kafir ini. sehingga dengan perjalanan waktu pemikiran-pemikiran kotor itu mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, sendi-sendinya semakin menghujam, mulai menyerang pemikiran yang baik serta merealisasikan apa yang menjadi rencana dan keinginan orang-orang kafir.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> berfirman:</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
فَلاَ تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ {8} وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ {9}</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Mereka ingin supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). (QS. Al-Qalam: 8-9)</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
وَدَّكَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 109)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Demikianlah pemberitahuan dari Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> kepada kaum Muslimin. Kenapa kita kurang memperhatikannya bahkan –wal iyadzu billah- sebagian dari kaum Muslimin lebih mempercayai perkataan orang-orang kafir daripada firman Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> . Semoga Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> memberikan taufiq-Nya kepada kita dan seluruh kaum Muslimin agar segera menyadari bahaya yang mengancam keselamatan kita ini.</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Khutbah Kedua:</b></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
اَلحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ المُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ:</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kaum Muslimin, <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimakumullah</i></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Orang yang mau memperhatikan dampak buruk yang menimpa para pemirsa tayangan-tayangan yang disajikan orang-orang kafir itu, dia akan dapati dampak buruk itu begitu banyak, tak terhitung, baik keburukan pada akidah, keburukan pada sosial kemasyarakatan, prilaku, pemikiran dan kejiwaan.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Diantaranya yaitu kerusakan pada akidah (misalnya) menipisnya keyakinan; munculnya keraguan sehingga mengakibatkan seorang Muslim hidup dalam kebimbangan; juga melemahkan akidah al-wala wal bara’ (rasa suka dan benci karena Allah) sehingga menyebabkan seseorang hidup jauh dari rasa cinta kepada Allah, jauh dari rasa cinta kepada agamanya dan cinta kepada sesama muslim serta beralih mencintai kepada dan menyukai para pelaku keburukan, simbol-simbol kerusakan dan penyerunya. Ditambah lagi adanya seruan secara terang-terangan untuk mengikuti orang-orang kafir dalam hal akidah, kebiasaan, ritual dan perayaan-perayaan mereka.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sedangkan kerusakan dalam sosial kemasyarakatan dan penyimpangan prilaku yang disebarkan oleh channel-chennel itu adalah adanya ajakan untuk melakukan perbuatan kriminal dengan menayangkan tayangan kekerasan, pembunuhan, penculikan, perampasan; adanya seruan yang mengajak kepada fanatisme untuk melakukan tindak aniaya dan kriminal; adanya pembelajaran pencurian, penipuan dan perbuatan dosa; seruan untuk melakukan ikhtilath (campur baur antara laki dan perempuan), meninggalkan hijab, telanjang, perempuan yang menyerupai lelaki atau sebaliknya, dan lain sebagainya</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Cukuplah menjadi sebuah keburukan akibat dari tayangan-tayangan itu yaitu engkau melalaikan kewajiban-kewajiban dan berbagai perbuatan taat, terutama shalat lima waktu yang merupakan salah satu rukun Islam. Dan masih banyak lagi dampak buruknya yang tidak mungkin dihitung. Allah <i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Subhanahu wa Ta’ala</i> berfirman:</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا {15} وَأَكِيدُ كَيْدًا {16} فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا {17}</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya. Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar (QS. At-Thariq: 15-17)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Inilah sebagian kegiatan yang dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh orang-orang kafir. Lalu apa kewajiban kita?</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Layakkah bagi seorang muslim untuk mendengarkan makar, keburukan dan kedustaan mereka ?</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Layakkah bagi seorang muslim untuk membiarkan dirinya dan keluarganya duduk menyaksikan apa yang mereka sebarkan?</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Layakkah bagi seorang muslim memilih untuk diri dan keluarganya suatu kehinaan, perbuatan tercela ?</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sesungguhnya Allah telah memperingatkan kepada hamba-hamba-Nya untuk tidak condong kepada orang-orang kafir, dan telah menjelaskan besarnya keburukan mereka, juga menjelaskan jalan keselamatan, yaitu berpegang kepada agama Allah, mengikuti Sunnah Rasul-Nya, dan bersabar di atasnya, sampai menghadap kepada-Nya.</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.</div>
<div dir="RTL" style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/themes/premiumpixels/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; line-height: 25px; margin-bottom: 22px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sumber : Majalah as-Sunnah edisi 11/Thn XV/Rabi’ul Akhir 1433H/Maret 2013 M</div>
</div>
<span style="border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /><br />Baca selengkapnya: <a href="http://khotbahjumat.com/selamatkan-generasi-muda-dari-para-perusak-2/#ixzz2nE0gfdL6" style="border: 0px; color: #003399; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">http://khotbahjumat.com/selamatkan-generasi-muda-dari-para-perusak-2/#ixzz2nE0gfdL6</a></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-9198178544368859532013-12-04T18:58:00.001-08:002013-12-04T18:58:11.487-08:00Agenda Zakat Nasional Disepakati<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Pemberdayaan zakat pun belum dirasakan optimal oleh masyarakat.</em><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />JAKARTA -- <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Badan Amil Zakat Nasional</em> (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) nasional sepakat lebih memasifkan kerja sama dalam lima agenda zakat nasional.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dalam rapat silaturahim antara Baznas dan LAZ nasional, Ketua Umum Baznas Didin Hafidhuddin mengatakan, setelah <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Mahkamah Konstitusi</em>(MK) merevisi Undang-Undang (UU) Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan zakat, perlu adanya kerja sama yang lebih intensif dan masif antara Baznas dan LAZ swasta nasional.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />"Hasil pertemuan ini ada kerinduan bersama antar LAZ nasional dan Baznas bekerja sama dalam satu proyek pemberdayaan zakat," ujar Didin, Rabu (27/11). <br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ia menyadari, hingga revisi UU Pengelolaan Zakat, Baznas dan LAZ berjalan sendiri-sendiri dan belum terkoordinasi dalam suatu program yang baik.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Akibatnya, manfaat pemberdayaan zakat pun belum dirasakan masyarakat secara utuh. Kelima agenda kerja sama zakat nasional itu adalah sosialisasi dan edukasi zakat, penguatan kelembagaan pengelolaan amil zakat, optimalisasi pendayagunaan zakat, penguatan regulasi pengelolaan zakat, dan sinergisitas antara LAZ dan Baznas.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Menurut Didin, sosialisasi dan edukasi ini penting. Sebab, masih ada orang yang memandang salah tentang zakat. Dicontohkan, ada orang yang memandang zakat sebatas bantuan sukarela. Dan, masih ada yang menyalurkan zakat langsung ke orang yang berhak (mustahik) tanpa melalui Amil.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />"Padahal, dalam tuntunan agama dan yang dicontohkan Rasul, zakat harus disalurkan ke lembaga dan dikelola amil," jelas dia. “Karenanya, perlu edukasi dari LAZ dan Baznas termasuk memanfaatkan peran memberi pemahaman ke masyarakat.”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Kemudian, untuk penguatan kelembagaan pengelolaan amil, Baznas dan LAZ akan lebih meningkatkan sisi profesionalisme amil.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Termasuk, menggunakan sistem informasi teknologi (IT) dalam pengelolaan zakat bersama. Sedangkan, agenda optimalisasi pendayagunaan zakat, Baznas dan LAZ akan bekerja sama membuat database mustahik dan muzaki.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Database ini untuk memudahkan penyaluran dan pengumpulan zakat sesama LAZ dan Baznas, sehingga tidak terjadi data penyaluran dan pengumpulan yang tumpang tindih. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Selain itu, kata Didin, data mustahik ini memberi kemanfaatan lebih tepat sasaran. Dengan demikian program LAZ dan Baznas bisa berkesinambungan, baik dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan keagamaan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Untuk agenda penguatan regulasi dan pengelolaan zakat, Didin mengungkapkan, Baznas dan LAZ akan mendorong program zakat bisa bersinergi dengan program perberdayaan yang ada di pemerintah. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dan, yang tidak kalah penting adalah agenda sinergi antarpemangku kepentingan zakat, Baznas, LAZ, Kementerian Agama (Kemenag), dan ormas Islam.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Direktur Laznas Bank Syariah Mandiri (BSM) Ki Agus M Tohir mengungkapkan, dari kelima agenda zakat nasional itu, yang paling penting adalah sinergisitas.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
"LAZ dan Baz harus memiliki kesamaan langkah. Sebab, selama ini tingkat kepercayaan masyarakat belum sepenuhnya diberikan ke LAZ dan Baznas,” ujarnya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ini terlihat dengan fakta dari potensi zakat yang ada sebesar Rp 217 triliun, sedangkan target realisasi tahun ini baru satu persen, yakni hanya Rp 3 triliun. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Menurut Kiagus, masing-masing LAZ harus melepaskan ego bendera dan programnya dan bisa bekerja sama menyinergikan program dan potensi zakat. Dengan demikian, semua agenda itu akan tercapai dan kemanfaatan zakat bisa dirasakan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sedangkan, Ketua Forum Zakat (FOZ) Sri Adi Bramasetya menekankan, ke depan bukan hanya konten program kerja sama yang harus disinergikan. Akan tetapi, juga perlunya advokasi dari klausul UU Pengelolaan Zakat yang berpotensi mengkriminalisasikan amil.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Menurut Sri, ruh dari hasil revisi di MK kemarin memungkinkan perlunya kerja sama antar-LAZ, Baz, dan Baznas. Tapi, kata dia, perlu rincian jelas dalam peraturan perundang-undangan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Agar tidak ada aturan yang terlalu memberatkan, sehingga menutup partisipasi masyarakat mendirikan LAZ dan membuka ruang penyelewengan dari amil.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-38783124805685656292013-12-03T02:20:00.002-08:002013-12-03T02:20:32.489-08:00Perbedaan Sedekah dan Wakaf<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Waqaf adalah sejenis <a href="http://blog.re.or.id/category/ibadah" style="color: #006e9a;" title="ibadah">ibadah</a> maliyah yang speksifik. Asal katanya dari kata wa-qa-fa yang artinya tetap atau diam. Maksudnya adalah bahwa seseorang menyerahkan harta yang tetap ada terus wujudnya namun selalu memberikan manfaat dari waktu ke waktu tanpa kehilangan benda aslinya. Wakaf berbeda dengan <a href="http://blog.re.or.id/category/sedekah" style="color: #006e9a;" title="sedekah">sedekah</a> biasa. Kalau sedekah biasa, begitu seseorang memberikan hartanya, maka biasanya harta itu langsung habis manfaatnya saat itu juga. Misalnya, seseorang bersedekah memberikan 10 orang miskin makan siang. Begitu makanan sudah dilahap, maka orang itu dapat pahala. Tapi tidak ada pahala lainnya setelah itu, sebab pokok sedekah itu sudah selesai manfaatnya.Sedangkan dalam wakaf, seseorang bersedekah dengan harta yang pokoknya tetap ada, namun harta itu bisa menghasilkan pemasukan atau penghasilan yang bersifat terus menerus dan juga rutin. Misalnya seseorang mewakafkan seekor sapi untuk fakir miskin. Sapi itu tidak disembelih untuk dimakan dagingnya, melainkan dipelihara oleh orang yang ahli dalam pekerjaannya. Yang diambil manfaatnya adalah susunya yang diperah. Susu itu misalnya boleh dibagikan kepada fakir miskin, atau dijual yang hasilnya untuk kaum fakir miskin.<span id="more-473"></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Contoh lain seseorang mewakafkah sebidang sawah untuk ditanami. Sawah itu diserahkan kepada orang yang amanah untuk menanaminya, di mana hasilnya diperuntukkan khusus untuk anak-anak yatim. Contoh lain, seseorang mewakafkan sebuah sahamnya perusahaan. Semua deviden yang didapatnya akan diserahkan kepada masyarakat miskin untuk bea siswa pendidikan.</div>
<h2 style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 1.3em; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Masyru’iyah Waqaf</h2>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Bentuk sedekah model wakaf ini sudah dicontohkan sejak zaman nabi dan para shahabat. Salah satunya adalah apa yang diwakafkan oleh sayyidina Umar bin Al-Khattab ra., sebagaimana tercantum dalam hadits berikut ini.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
عبد الله بن عمر, قال: متفق عليه</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Dari Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Umar bin al-Khattab mendapat sebidang tanah di khaibar. Beliau mendatangi Rasulullah SAW meminta pendapat beliau, Ya Rasulallah, aku mendapatkan sebidang tanah di Khaibar yang belum pernah aku dapat harta lebih berharga dari itu sebelumnya. Lalu apa yang Anda perintahkan untukku dalam masalah harta ini? Maka Rasulullah SAW berkata, Bila kamu mau, bisa kamu tahan pokoknya dan kamu bersedekah dengan hasil panennya. Namun dengan syarat jangan dijual pokoknya , jangan dihibahkan, jangan diwariskan. Maka Umar ra. bersedekah dengan hasilnya kepada fuqara, dzawil qurba, para budak, ibnu sabil juga para tetamu. Tidak mengapa bila orang yang mengurusnya untuk memakan hasilnya atau memberi kepada temannya secara makruf, namun tidak boleh dibisniskan. Pohon kurma itu bersifat tetap, yakni ada terus dan tidak ditebang. Pohon-pohon itu adalah pokok yang terus dipelihara dan dirawat. Yang dimanfaatkan adalah hasil atau manfaatnya yang diniatkan oleh beliau sebagai sedekah rutin kepada fakir miskin.</div>
<h2 style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 1.3em; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Kepemilikan</h2>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Harta yang sudah diwakafkan sebenarnya statusnya sama dengan semua pemberian lainnya, yaitu si pemberi sudah tidak lagi punya hak atas apapun atas harta itu. Namun hal itu tergantung akadnya. Bisa saja akad sebuah waqaf itu hanya pada manfaatnya, sedangkan kepemilikan benda itu tetap masih ada dimiliki oelh si empunya. Contohnya adalah seekor kambing yang diwakafkan susunya. Kambing itu tetap miliknya namun bila ada susu yang diperas, maka misalnya menjadi hak fakir miskin. Akad seperti itu pun bisa dibenarkan. Begitu juga tentang penerima wakaf itu, bisa dikhususkan kepada orang tertentu saja tetapi bisa saja umum. Misalnya, tanah yang diwakafkan untuk kuburan keluarga dan ahli warisnya. Sedangkan untuk masjid biasanya manfatnya untuk seluruh umat Islam, tidak hanya khusus kelurga. Jadi wakaf itu memang bisa juga hanya diperuntukkan kepada kalangan tertentu saja sebagaimana amanat yang memberi wakaf.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Satu hal lagi yang penting adalah bahwa harta yang sudah diwaqafkan itu tidak boleh diwariskan. Karena bila sejak awal kepemilikannya memang sudah dilepas, para ahli waris tidak berhak mengaku-ngaku sebagai pemilik. Para ahli waris ini sama sekali tidak punya hak apalagi kewajiban untuk mengelola sebuah harta wakaf bila memang tidak diserahkan oleh si pemberi wakaf. Yang berhak dan berkewajiban adalah nazir wakaf itu. Dan dalam <a href="http://blog.re.or.id/category/hukum" style="color: #006e9a;" title="hukum">hukum</a> di negeri ini, penunjukan nazir wakaf itu dikuatkan dengan sebuah akte wakaf. Bahkan bila berbentuk sebidang tanah, yang lebih kuat adalah sertifikat wakaf. Namun nazir bukanlah pemilik, sehingga tidak berhak menjualnya, menyewakannya atau pun memanfaatkannya bila tidak sesuai dengan amanah yang diberikan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Kewajiban keluarga dan juga semua lapisan masyarakat adalah mengingatkan nazir agar menjalankan amanat sesuai apa yang diminta oleh pemberi wakaf. Sebab bila dia khianat, maka dia pasti berdosa dan diancam oleh Allah SWT.</div>
<h2 style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 1.3em; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Pemindahan Waqaf</h2>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Sebagian dari ulama membolehkan menjual harta wakaf yang memang sudah tidak bermanfaat lagi untuk dibelikan barang yang sama di tempat lain. Misalnya bila sebuah masjid terkena gusur proyek pemerintah, tanahnya boleh dijual namun wajib dibangunkan masjid lagi di tempat lain. Sedangkan merubah manfaat harta wakaf bukanlah hal yang disepakati oleh kebanyakan ulama.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Ahmad Sarwat, Lc.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20.46875px; text-align: justify;">
Sumber Perbedaan Sedekah dan Wakaf: http://www.salaf.web.id</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-4133120881325252682013-11-25T18:36:00.003-08:002013-11-25T18:36:48.938-08:00HAKIKAT PUASA<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tujuan ibadah puasa adalah untuk mencapai derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang imannya senantiasa aktif membentuk dirinya, sehingga dia tetap istiqamah (konsisten) dalam beribadat, berakhlak mulia dan terjauh dari segenap dosa dan maksiat.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Banyak orang yang telah berulang kali puasa setiap tahun, bahkan ada yang sudah puluhan kali berpuasa, namun taqwa masih jauh dari kehidupannya, imannya tidak aktif, ibadatnya tidak istikamah, dan akhlaqnya jauh dari mulia, perbuatan dosa masih mengotori dirinya, yang diperoleh dari ibadah puasa hanya lapar dan haus saja.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab tidak sedikit manusia menduga bahwa puasa itu hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, dan mereka juga memahami bahwa puasa itu adalah pengendalian hawa nafsu selama bulan Ramadan saja, lalu setelah Ramadan mereka kembali dikendalikan oleh hawa nafsunya.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Jika hal itu menimpa kita, maka sangat memperhatinkan. Itu artinya kita belum memahami hakikat dari berpuasa. Dimana hakikat puasa bukan sekadar menahan hawa nafsu dari rasa lapar dan haus. Namun hakikat puasa pengendalian diri secara total dengan kendali iman. Selain mengendalikan mulut dari makan dan minum, puasa juga mengendalikan lidah dari perkataan yang tidak terpuji, seperti bohong, bergunjing, bergosip (gibah), caci maki dan lain lainnya.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Puasa juga pengendalian mata (ghadhul bashar) dari memandang hal yang diharamkan Allah swt seperti melihat tontonan aurat, tontonan maksiat dan lain lain.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Puasa juga mengendalikan telinga dari mendengarkan hal- hal yang tidak diredhai Allah seperti mendegar musik hura-hura, mendengar gosip dan lain-lain. Puasa juga mengendalikan kaki dan tangan dari tingkah laku yang tidak diridhai Allah.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sabda Rasulullah saw berkata, “Siapa yang tidak mampu meninggalkan perkataan dan perbuatan yang tidak terpuji, maka bagi Allah SWT tidak ada artinya dia meninggalkan makan dan minumnya (percuma dia berpuasa).” (HR.Buhari dari Abu Hurarah).</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Demikianlah hakikat puasa yang akan membawa manusia beriman menuju taqwa yang merupakan puncak kemuliaan manusia di hadapan Allah swt.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Puasa juga mengandung makna pembangunan atau pembentukkan karakter, penguasaan atas hawa nafsu dan suatu inspirasi ke arah kreativitas individual dan sosial.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Puasa juga telah menjadi bagian dari pilar-pilar Islam yang merupakan kewajiban agama bagi semua orang yang berimankan tauhid. Dan karena itu barangsiapa yang menolaknya maka ia termasuk dalam golongan yang ingkar agama.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Puasa juga merupakan tanda lahir dari ketaatan, penyerahan dan peribadatan kepada Allah SWT. Allah swt berfirman,“Puasa itu untuk-Ku, karena itu Akulah yang akan memberi ganjaraannya langsung!” (Bihar al-Anwaar 96:255).</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dengan puasa seorang muslim mengungkapkan penyerahannya (taslim) kepada perintah Allah, sambutannya atas kehendak-Nya, dan merupakan penolakkan yang tegas atas penguasaan hawa nafsu atas dirinya, dan hasrat pribadinya. Puasa menjadi sebuah manifestasi dari ketaatan makhluk-Nya kepada Kehendak Yang Maha Kuasa.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Ekspresi yang diungkapkan lewat puasa ini mewakili bentuk penguasaan diri, dan usaha dalam mengatasi kesenangan-kesenangan jasadi dan berbagai kenikmatan badani demi kecintaan Allah yang penuh berkat, kedekatan kepada-Nya dan gairah untuk memperoleh keridhaan-Nya.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, “Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya mustajab (dikabulkan), amalnya diterima. Sesungguhnya bagi seorang yang berpuasa di saat berbuka do’anya tidak tertolak!” (Bihar al-Anwar 93:360)</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya ada satu surga yang pada pintunya ada penjaga yang melarang siapapun masuk kecuali orang-orang yang berpuasa.” (Al-Bihar 96:252)</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, “Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhannya.” (Furu’ al-Kafi 4:65)</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sayyidah Fathimah az-Zahra as berkata, “Dia (Allah swt) menjadikan puasa sebagai penguat keikhlasan” (A’yan al-Syi’ah 1:316). Karena itu, patut kita memetik hakikat puasa. Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk memahami hakikat puasa, sehingga pintu surga terbuka lebar untuk kita. Aamiin.</span><br />
<a href="http://www.republika.co.id/">http://www.republika.co.id/</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-57425318065146399092013-11-13T02:41:00.001-08:002013-11-13T02:41:43.714-08:00Kiat-Kiat Menuju Keluarga Sakinah Pernikahan Dalam Islam<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Agama Islam telah memberikan petunjuk nan lengkap & rinci terhadap persoalan pernikahan. Mulai dari anjuran menikah, cara memilih pasangan nan ideal, melakukan khitbah (peminangan), bagaimana mendidik anak, serta memberikan jalan keluar jika terjadi kemelut dlm rumah tangga, sampai dlm proses nafaqah (memberi nafkah) & harta waris, semua diatur oleh Islam secara rinci, detail & gamblang.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Selanjutnya utk memahami konsep per<span id="more-2595" style="margin: 0px; padding: 0px;"></span>nikahan dlm Islam, maka rujukan nan paling benar & sah adalah Al Qur'an & As Sunnah Ash Shahihah nan sesuai dgn pemahaman Salafush Shalih. Berdasar rujukan ini, kita ini akan memperoleh kejelasan tentang aspek-aspek pernikahan, maupun beberapa penyimpangan & pergeseran nilai pernikahan nan terjadi di dlm masyarakat kita.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan utk menikah, karena nikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan). Allah Subhanhu wa Ta'ala berfirman:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Maka hadapkanlah wajahmu dgn lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah nan telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama nan lurus; tetapi kebanyakan manusia tak mengetahui”. [Ar Ruum: 30].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Islam Menganjurkan Nikah<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Penghargaan Islam terhadap ikatan pernikahan besar sekali, Allah menyebutkan sebagai ikatan nan kuat. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنكُم مِّيثَاقًا غَلِيظًا</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“. . . Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian nan kuat”. [An Nisaa: 21].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dgn separuh agama. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
إِذَا تَزَوَّجَ اْلعَبْد،ُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِيْمَا بَقِي</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dlm memelihara nan separuhnya lagi”. (*1)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Islam Tidak Menyukai Membujang<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan utk menikah & melarang keras kepada orang nan tak mau menikah. Anas bin Malik rahimahullah berkata: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami utk menikah & melarang kami membujang dgn larangan nan keras. ” Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Nikahilah wanita nan subur & penyayang. Karena aku akan berbanggga dgn banyaknya umatku di hadapan umat-umat”. (*2)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Pernah suatu ketika, 3 orang sahabat g datang bertanya kepada isteri-isteri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang peribadahan Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan ibadah mereka. Salah seorang dari mereka berkata: “Adapun saya, akan puasa sepanjang masa tanpa putus”. Sahabat nan lain berkata: “Adapun saya akan menjauhi wanita, saya tak akan nikah selamanya . . . . “. Ketika hal itu didengar oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau keluar seraya bersabda:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَا وَاللهِ إنِّي َلأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، وَلَكِنِّي أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي. “</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Benarkah kalian telah berkata begini & begitu? Sungguh demi Allah, sesungguhnya akulah nan paling takut & taqwa kepada Allah diantara kalian, akan tetapi aku berpuasa & aku berbuka, aku shalat & aku juga tidur & aku juga menikahi wanita. Maka barangsiapa nan tak menyukai sunnahku, maka ia tak termasuk golonganku”. (*3)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan utk menikah. Dan seandainya mereka fakir, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membantu dgn memberikan rezeki kepada mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala menjanjikan suatu pertolongan kepada orang nan menikah, dlm firmanNya:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
وَأَنكِحُوا الأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمْ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ. “</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Dan nikahkanlah orang-orang nan sendirian diantara kamu & orang-orang nan layak (bernikah) dari hamba-hamba sahayamu nan laki-laki & wanita. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dgn karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui”. [An Nuur:32].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menguatkan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala itu dgn sabdanya:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ الاَدَاءَ وَ النَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Ada 3 golongan manusia nan berhak mendapat pertolongan Allah. Yaitu, mujahid fi sabilillah, budak nan menebus dirinya supaya merdeka, & orang nan menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (*4)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia nan Asasi<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan nan sah utk memenuhi kebutuhan ini adalah dgn aqad nikah (melalui jenjang pernikahan), bukan dgn cara nan kotor & menjijikan, seperti cara-cara orang sekarang ini dgn berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, & lain sebagainya nan telah menyimpang & diharamkan oleh Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
2. Untuk Membentengi Akhlaq nan Mulia<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ أَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِا لصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Wahai, para pemuda Barangsiapa diantara kalian berkemampuan utk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, & lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa nan tak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”. (*5)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga nan Islami<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dalam Al Qur'an disebutkan, bahwa Islam membenarkan adanya thalaq (perceraian), jika suami isteri sudah tak sanggup lagi menegakkan batas-batas Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dlm ayat berikut: “Thalaq (yang dapat dirujuki) 2 kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dgn cara ma'ruf atau menceraikan dgn cara nan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu nan telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-isteri) tak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tak ada dosa atas keduanya tentang bayaran nan diberikan oleh isteri utk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa nan melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang nan zhalim”. [Al Baqarah:229].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Jadi tujuan nan luhur dari pernikahan adalah agar suami isteri melaksanakan syari'at Islam dlm rumah tangganya. Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan syari'at Islam adalah wajib. Oleh karena itu, setiap muslim & muslimah harus berusaha membina rumah tangga nan Islami. Ajaran Islam telah memberikan beberapa kriteria tentang calon pasangan nan ideal, agar terbentuk rumah tangga nan Islami. Di antara kriteria itu ialah harus kafa'ah & shalihah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Kafa'ah Menurut Konsep Islam<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Kafa'ah (setaraf, sederajat) menurut Islam hanya diukur dgn kualitas iman & taqwa serta akhlaq seseorang, bukan diukur dgn status sosial, keturunan & lain-lainnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki & seorang wanita & menjadikan kamu berbangsa-bangsa & bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang nan paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang-orang nan paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al Hujurat:13].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لاِ َرْبَعٍِ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَ لِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Seorang wanita dinikahi karena 4 hal. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, & agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita nan taat agamanya (ke-Islamannya), niscaya kamu akan beruntung”. (*6)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Memilih nan Shalihah<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Orang nan hendak menikah, harus memilih wanita nan shalihah, demikian pula wanita harus memilih laki-laki nan shalih. Allah berfirman:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُوْلاَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقُُ كَرِيمُُ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“…Dan wanita-wanita nan baik utk laki-laki nan baik, & laki-laki nan baik utk wanita-wanita nan baik pula…” [An Nuur:26].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Menurut Al Qur'an, wanita nan shalihah adalah:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Wanita nan shalihah ialah nan ta'at kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka)”. [An Nisaa:34].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Menurut Al Qur'an & Al Hadits nan shahih, diantara ciri-ciri wanita nan shalihah ialah:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
a. Ta'at kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala & ta'at kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />b. Ta'at kepada suami & menjaga kehormatannya di saat suami ada atau tak ada, serta menjaga harta suaminya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />c. Menjaga shalat nan 5 waktu tepat pada waktunya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />d. Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />e. Banyak shadaqah dgn seizin suaminya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />f. Memakai jilbab nan menutup seluruh auratnya & tak utk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah (Al Ahzab:33). <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />g. Tidak berbincang-bincang & berdua-duaan dgn laki-laki nan bukan mahramnya, karena nan ketiganya adalah syetan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />h. Tidak menerima tamu nan tak disukai oleh suaminya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />i. Ta'at kepada kedua orang tua dlm kebaikan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />j. Berbuat baik kepada tetangganya sesuai dgn syari'at. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />k. Mendidik anak-anaknya dgn pendidikan Islami.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Bila kriteria ini dipenuhi, insya Allah rumah tangga nan Islami akan terwujud.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />. . وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي الْحَرَامِ، أَكَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرًا. . .</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“. . . Dan di hubungan suami-isteri salah seorang diantara kalian adalah sedekah Mendengar sabda Rasulullah, para sahabat keheranan & bertanya: “Wahai, Rasulullah. Apakah salah seorang dari kita ini memuaskan syahwatnya (kebutuhan biologisnya) terhadap isterinya akan mendapat pahala?” Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Bagaimana menurut kalian, jika mereka (para suami) bersetubuh dgn selain isterinya, bukankah mereka berdosa?” Jawab para sahabat: “Ya, benar”. Beliau bersabda lagi: “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dgn isterinya (di tempat nan halal), mereka akan memperoleh pahala”(*7)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
5. Untuk Memperoleh Keturunan nan Shalih<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Tujuan pernikahan diantaranya ialah utk melestarikan & mengembangkan Bani Adam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri & menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak & cucu-cucu, & memberimu rezeki nan baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada nan bathil & mengingkari nikmat Allah ? ” [An Nahl:72].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Yang terpenting lagi dlm pernikahan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari & membentuk generasi nan berkualitas, yaitu mencari anak nan shalih & bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“… & carilah apa nan telah ditetapkan Allah utk kalian (yaitu anak)”. [Al Baqarah:187].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Yang dimaksud dgn ayat ini, “Hendaklah kalian mencampuri isteri kalian & berusaha utk memperoleh anak”. (*8)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Khitbah (Peminangan)<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Seorang muslim nan akan menikahi seorang muslimah, hendaknya ia meminang terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang muslim meminang wanita nan sedang dipinang oleh orang lain.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
2. Aqad Nikah<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dalam aqad nikah ada beberapa syarat, rukun & kewajiban nan harus dipenuhi:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />-. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />-. Adanya ijab qabul. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />-. Adanya mahar<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />-. Adanya wali. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />-. Adanya saksi-saksi.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
3. Walimah<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Walimatul 'urusy (pesta pernikahan) hukumnya wajib & diusahakan sesederhana mungkin & dlm walimah hendaknya diundang pula orang-orang miskin. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />. . . أَوْلِمْ وَلَوْبِشَاةٍ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Selenggarakanlah walimah meskipun hanya dgn menyembelih seekor kambing”. (*9)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
SEBAGIAN PELANGGARAN nan TERJADI DALAM PERNIKAHAN nan WAJIB DIHINDARKAN (DIHILANGKAN)<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Pacaran. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />2. Tukar cincin. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />3. Menuntut mahar nan tinggi. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />4. Mengikuti upacara adat. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Mencukur jenggot bagi laki-laki & mencukur alis mata bagi wanita. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />6. Kepercayaan terhadap hari baik & sial dlm menentukan waktu pernikahan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />7. Mengucapkan ucapan selamat ala kaum jahiliyah. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />8. Adanya ikhtilath (bercampurnya, berbaurnya antara laki-laki & wanita). <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />9. Musik, nyanyi & pelanggaran-pelanggaran lainnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Marilah kita ini berupaya utk melaksanakan pernikahan secara Islami & membina rumah tangga nan Islami, serta kita ini berusaha meninggalkan aturan, tata-cara, upacara & adat-istiadat nan bertentangan dgn Islam. Jangan meniru cara-cara orang-orang kafir & orang-orang nan banyak berbuat dosa & maksiat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI-ISTERI<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Anjuran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam utk menikah mengandung berbagai manfaat, sebagaimana nan dijelaskan oleh para ulama, diantaranya:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Dapat menundukkan pandangan,<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />2. Akan terjaga kehormatan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />3. Terpelihara kemaluan dari beragam maksiat. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />4. Akan ditolong & dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Dapat menjaga syahwat, nan merupakan salah 1 sebab dijaminnya ia utk masuk ke dlm surga. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Mendatangkan ketenangan dlm hidup. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />6. Akan terwujud keluarga nan sakinah, mawaddah wa rahmah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung & merasa tentram kepadanya. Dan dijadikanNya diantara kamu rasa kasih & sayang. Sesungguhnya pada nan demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum nan berpikir”. [Ar Ruum:21].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
7. Akan mendapatkan keturunan nan shalih. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />8. Menikah dapat menjadi sebab semakin banyaknya jumlah ummat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Ada sebagian kaum muslimin nan telah menikah & dikaruniai oleh Allah seorang anak atau 2 orang anak, kemudian mereka membatasi kelahiran, tak mau mempunyai anak lagi dgn berbagai alasan nan tak syar'i. Perbuatan mereka telah melanggar syari'at Islam. Fatwa-fatwa ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah telah menjelaskan dgn tegas, bahwa membatasi kelahiran atau dgn istilah lainnya “keluarga berencana”, hukumnya adalah haram.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Sesungguhnya banyak anak itu banyak manfaatnya. Diantara manfaat dgn banyaknya anak & keturunan, adalah:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Di dunia mereka akan saling menolong dlm kebajikan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />2. Mereka akan membantu meringankan beban orang tuanya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />3. Do'a mereka akan menjadi amal nan bermanfaat ketika orang tuanya sudah tak bisa lagi beramal (telah meninggal dunia). <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />4. Jika ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala anaknya meninggal ketika masih kecil, insya Allah, ia akan menjadi syafa'at (penolong) bagi orang tuanya nanti di akhirat. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Anak akan menjadi hijab (pembatas) dirinya dgn api neraka, manakala orang tuanya mampu menjadikan anak-anaknya sebagai anak nan shalih & shalihah. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />6. Dengan banyaknya anak, akan menjadikan salah 1 sebab bagi kemenangan kaum muslimin ketika dikumandangkan jihad fi sabilillah, karena jumlahnya nan sangat banyak. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />7. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bangga dgn jumlah umatnya nan banyak. Apabila seorang muslim cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka hendaklah ia mengikuti keinginan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam utk memperbanyak anak, karena Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bangga dgn banyaknya ummatnya pada hari kiamat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Bila Belum Dikaruniai Anak<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Apabila ditaqdirkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, sepasang suami-isteri sudah menikah sekian lama, namun belum juga dikaruniai anak, maka janganlah ia berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hendaknya ia terus berdo'a sebagaimana Nabi Ibrahim Alaihissallam & Zakaria Alaihissallam telah berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sampai Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabulkan do'a mereka. Dan hendaknya bersabar & ridha dgn qadha' & qadar nan Allah tentukan, serta meyakini bahwa semua itu ada hikmahnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Do'a mohon dikaruniai keturunan nan baik & shalih terdapat dlm Al Qur'an, yaitu:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) nan termasuk orang-orang nan shalih”. [Ash Shaafat: 100]. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami & keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), & jadikanlah kami imam bagi orang-orang nan bertaqwa”. [Al Furqaan: 74].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
رَبِّ لاَ تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Ya Rabbku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri & Engkaulah warits nan paling baik”. [Al Anbiyaa: 89].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Mudah-mudahan Allah l memberikan keturunan nan shalih kepada pasangan suami-isteri nan belum dikaruniai anak.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
HAK ISTERI nan HARUS DIPENUHI SUAMI<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Diantara kewajiban-kewajiban & hak-hak tersebut adalah seperti nan terdapat di dlm sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dari sahabat Muawiyah bin Haidah bin Mu'awiyah bin Ka'ab Al Qusyairy Radhiyallahu 'anhu (*10), ia berkata: Saya telah bertanya,”Ya Rasulullah, apa hak seorang isteri nan harus dipenuhi oleh suaminya?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
1. Engkau memberinya makan apabila engkau makan,<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />2. Engkau memberinya pakaian apabila engkau berpakaian,<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />3. Janganlah engkau memukul wajahnya, dan<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />4. Janganlah engkau menjelek-jelekkannya, dan<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Janganlah engkau tinggalkan dia melainkan di dlm rumah (jangan berpisah tempat tidur melainkan di dlm rumah). (*11)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Mengajarkan Ilmu Agama<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Di samping hak di atas harus dipenuhi oleh seorang suami, seorang suami juga wajib mengajarkan ajaran Islam kepada isterinya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Hai orang-orang nan beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka nan bahan bakarnya (terbuat dari) manusia & batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat nan kasar lagi keras, nan tak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa nan diperintahkanNya kepada mereka & selalu mengerjakan apa nan diperintahkan”. [At Tahrim: 6].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Untuk itulah, kewajiban sang suami utk membekali dirinya dgn menuntut ilmu syar'i (thalabul ‘ilmi) dgn menghadiri majelis-majelis ilmu nan mengajarkan Al Qur'an & As Sunnah sesuai dgn pemahaman Salafush Shalih –generasi nan terbaik, nan mendapat jaminan dari Allah– sehingga dgn bekal tersebut, serang suami mampu mengajarkannya kepada isteri, anak & keluarganya. Jika ia tak sanggup mengajarkan mereka, seorang suami harus mengajak isterinya menuntut ilmu syar'i & menghadiri majelis-majelis taklim nan mengajarkan tentang aqidah, tauhid mengikhlaskan agama kepada Allah, & mengajarkan tentang bersuci, berwudhu', shalat, adab & lainnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
HAK SUAMI nan HARUS DIPENUHI ISTERI<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ketaatan Istri Kepada Suaminya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Setelah wali (orang tua) sang isteri menyerahkan kepada suaminya, maka kewajiban taat kepada sang suami menjadi hak nan tertinggi nan harus dipenuhi, setelah kewajiban taatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala & RasulNya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَِ حَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Kalau seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya”. (*12)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Sang isteri harus taat kepada suaminya, dlm hal-hal nan ma'ruf (mengandung kebaikan dlm hal agama), misalnya ketika diperintahkan utk shalat, berpuasa, mengenakan busana muslimah, menghadiri majelis ilmu, & bentuk-bentuk perintah lainnya sepanjang tak bertentangan dgn syari'at. Hal inilah nan justru akan mendatangkan surga bagi dirinya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَةِ شَاءَتْ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat nan 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, menjaga kehormatannya & dia taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja nan dia kehendaki”. (*13)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Istri Harus Banyak Bersyukur & tak Banyak Menuntut. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Perintah ini sangat ditekankan dlm Islam, bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala tak akan melihatnya pada hari kiamat, manakala sang isteri banyak menuntut kepada suaminya & tak bersyukur kepadanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
أُرِيْتُ النَّارَ، فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ. يَكْفُرْنَ. قِيْلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللهِ ؟ يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئاً، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطٌّ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Sesungguhnya aku diperlihatkan neraka & melihat kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. ” Sahabat bertanya: “Sebab apa nan menjadikan mereka paling banyak menghuni neraka?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Dengan sebab kufur”. Sahabat bertanya: “Apakah dgn sebab mereka kufur kepada Allah?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “(Tidak), mereka kufur kepada suaminya & mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu nan jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan ‘Aku tak pernah melihat kebaikan pada dirimu”. (*14)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
لاَيَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَتَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Sesungguhnya Allah tak akan melihat kepada seorang wanita nan tak bersyukur kepada suaminya, & dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)”. (*15)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Isteri Wajib Berbuat Baik Kepada Suaminya<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Perbuatan ihsan (baik) seorang suami harus dibalas pula dgn perbuatan nan serupa atau nan lebih baik. Isteri harus berkhidmat kepada suaminya & menunaikan amanah mengurus anak-anaknya menurut syari'at Islam nan mulia. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mewajibkan kepada dirinya utk mengurus suaminya, mengurus rumah tangganya, mengurus anak-anaknya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Nasihat Untuk Suami-Isteri<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dlm keadaan bersama maupun sendiri, di rumahnya maupun di luar rumah. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />2. Wajib menegakkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala & menjaga batas-batas Allah Subhanahu wa Ta'ala di dlm keluarga. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />3. Melaksanakan kewajiban terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala & minta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Laki-laki wajib mengerjakan shalat 5 waktu di masjid secara berjama'ah. Dan perintahkan anak-anak utk shalat pada waktunya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />4. Menegakan shalat-shalat sunnah, terutama shalat malam. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Perbanyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bacalah Al Qur'an setiap hari, terutama surat Al Baqarah. Bacalah pula do'a & dzikir nan telah diajarkan oleh Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ingatlah, bahwa syetan tak senang kepada keutuhan rumah tangga & syetan selalu berusaha mencerai-beraikan suamiisteri. Dan ajarkan anak-anak utk membaca Al Qur'an & dzikir. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />6. Bersabar atas musibah nan menimpa & bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmatNya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />7. Terus-menerus berintropeksi antara suami-isteri. Saling menasihati, tolong menolong & mema'afkan serta mendo'akan. Jangan egois & gengsi. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />8. Berbakti kepada kedua orang tua. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />9. Mendidik anak-anak agar menjadi anak-anak nan shalih, ajarkan tentang aqidah, ibadah & akhlak nan benar & mulia. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />10. Jagalah anak-anak dari media nan merusak aqidah & akhlak.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
NASIHAT KHUSUS UNTUK SUAMI<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Wahai para Suami<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Apa nan memberatkanmu –wahai hamba Allah– utk tersenyum di hadapan isterimu ketika engkau masuk menemuinya, agar engkau memperoleh ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta'ala ?<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />2. Apa nan membebanimu utk bermuka cerah ketika engkau melihat isteri & anak-anakmu? Engkau akan dapat pahala?<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />3. Apa sulitnya apabila engkau masuk ke rumah sambil mengucapkan salam secara sempurna: “Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh” agar engkau memperoleh 3 puluh kebaikan?<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />4. Apa nan kira-kira akan menimpamu jika engkau berkata kepada isterimu dgn perkataan nan baik, sehingga dia meridhaimu, sekalipun dlm perkataanmu tersebut agak sedikit dipaksakan?<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Apakah menyusahkanmu -wahai hamba Allah- jika engkau berdo'a: “Ya Allah Perbaikilah isteriku, & curahkan keberkahan padanya. “<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />6. Tahukah engkau bahwa ucapan nan lembut merupakan shadaqah?</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
NASIHAT UNTUK ISTERI<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Wahai para isteri <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />1. Apakah menyulitkanmu, jika engkau menemui suamimu ketika dia masuk ke rumahmu dgn wajah nan cerah sambil tersenyum manis?<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />2. Berhiaslah utk suamimu & raihlah pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, sesungguhnya Allah itu indah & menyukai keindahan, gunakanlah wangi-wangian Bercelaklah Berpakaianlah dgn busana terindah nan kau miliki utk menyambut kedatangan suamimu. Ingat, janganlah sekali-kali engkau bermuka muram & cemberut di hadapannya. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />3. Jadilah engkau seorang isteri nan memiliki sifat lapang dada, tenang & selalu ingat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dlm segala keadaan. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />4. Didiklah anak-anakmu dgn baik, penuhilah rumahmu dgn tasbih, takbir, tahmid & tahlil serta perbanyaklah membaca Al Qur'an, khususnya surat Al Baqarah, karena surat tersebut dapat mengusir syetan<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />5. Bangunkanlah suamimu utk mengerjakan shalat malam, anjurkanlah dia utk berpuasa sunnah & ingatkanlah dia kembali tentang keutamaan berinfak, serta janganlah melarangnya utk bersilaturahim. <br style="margin: 0px; padding: 0px;" />6. Perbanyaklah istighfar utk dirimu, suamimu, orang tuamu, & semua kaum muslimin, & berdo'alah selalu agar diberikan keturunan nan shalih & memperoleh kebaikan dunia & akhirat, & ketahuilah bahwasannya Rabb-mu Maha Mendengar do'a. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
وَقَالَ رَبُّكُمْ ادعُوْنِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
“Dan Rabb kalian berfirman: “Berdo'alah kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan utk kalian”. [Al Mu'min:60].</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Kepemimpinan Laki-laki Atas Wanita<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, 'Lucida Grande', Helvetica, Arial, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّ&#157 <br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><i style="margin: 0px; padding: 0px;">sumber: www.almanhaj.or.id penulis Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas tags: Pernikahan Dalam Islam, Agama Islam, Al Qur, Memilih Pasangan</i></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-29555811943870598942013-11-06T21:38:00.001-08:002013-11-06T21:38:17.056-08:00Kunci Takwa Ada di Hati<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Pada hakikatnya, kesuksesan dimensi duniawi dan ukhrawi adalah milik orang-orang yang bertakwa. Allah menyebutnya <em>mafaza</em> (kemenangan). <em>“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”</em> (An-Naba’: 31). Jika menelaah ayat-ayat dan hadits nabi, akan ditemukan isyarat kuat bahwa kehidupan adalah sebuah pertarungan. Manusia berhadapan dengan hawa nafsu, setan dan antek-anteknya. Antara kemauan kebajikan dan kemauan jahat. Pertarungan ini memang tak selalu kontak fisik. Bahkan lebih sering non fisik dan tidak kasat mata. Tapi terkadang lebih seru, alot dan awet.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Kemenangan hakiki memang hanya di akhirat. Meski terkadang kemenangan duniawi menandai kemenangan akhirat. Kemenangan duniawi yang hakiki bagi orang bertakwa adalah ketika ia berhasil menaklukkan hawa nafsu. Kemenangan sesungguhnya adalah ketika berhasil mengendalikan hati dan menata perilaku dan tindakan sesuai dengan tuntutan Allah dan Rasul-Nya.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Di balik sengitnya pertarungan, di balik kemenangan, tersimpan kunci pembukanya. Sebab setiap kemenangan pasti ada kuncinya. Kunci takwa itu di hati. Taklukkan hati, kendalikan kalbu. Fikiran, kemauan, tindakan, dan perilaku akan mengikut. Hati ibarat panglima. Jika panglima dikendalikan, pasukan akan mengikut. Hati ibarat cermin. Jika jernih, pantulan perilaku akan terlihat terang dan bersih. Maka pekerjaan menaklukkan hati adalah kerja keras sebab kemenangan tak mungkin tanpa kerja keras.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Rasulullah bersabda, <em>“Ingatlah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika ia baik maka baiklah seluruh jasad dan jika rusak, rusaklah seluruh jasad. Ingatlah ia (segumpal daging itu) adalah hati,”</em> (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Jika takwa berada di puncak mercusuar, untuk mencapainya mesti melalui anak tangga-anak tangga. Kaum sufi menyebut anak tangga pertama takwa itu dengan <em>takhally </em>(pembersihan), sebelum tangga berikutnya <em>tahally</em> (mengiasi diri) dan <em>tajally </em>(tanda-tanda lahir kebaikan). Lebih tegas, ulama sekaliber Ibnu Qayyim, Ibnu Rajab dan Al-Ghazali dan lainnya menyebut penentu takwa itu dengan langkah <em>tazkiyatunafs </em>(penyucian diri). Bahkan tujuan diutusnya Rasulullah<em>Sallallu Alaihi wa Sallam</em> dan pensyariatan ibadah dalam Islam sesungguhnya adalah membersihkan hati dan amal dari yang mengotori dan merusaknya. (Al-Baqarah: 151).</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Tak sedikit orang mengasuransikan dan menggaransikan hari tuanya ke perusahaan asuransi jiwa. Namun lupa menggaransi nasibnya di akhirat. Tapi adakah? Seandainya ada tentu kebersihan hati menjadi garansi keselamatan manusia di akhirat. Karena orang yang bertakwa adalah pemegang garansi kebersihan hati.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
<em> “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan <strong>hati yang bersih</strong>, dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang <strong>bertakwa</strong>,” </em>(Asy-Syuara’: 88-90).</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Adalah Abdullah bin Amr bin Al-Ash yang pernah mendapatkan garansi sebagai ahli surga Rasulullah <em>Sallallu Alaihi wa Sallam</em>. Para sahabat pun penasaran. Diutuslah seorang sahabat untuk menginap bersama sang pemegang garansi. Agar bisa digali faktornya dan bisa ditiru. Satu dan dua malam dilalui. Abdullah bin Amr bin Ash tidak memiliki kelebihan menonjol, menurut sahabat yang menginap. Shalat malamnya tidak lebih dari sahabat yang lain. Ia pun mengungapkan tujuannya menginap dan menyakan penyebab ia masuk dalam ahli surga. Abdullah bin Amr bin Al-Ash menjawab, <em>“Saya tidak pernah tidur semalaman sementara di hati saya ada kedengkian terhadap saudara saya,”</em></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Ternyata bukan hanya di akhirat, kebersihan hati adalah jaminan kelanggengan hubungan baik antar sesama saudara. Rasulullah <em>Sallallu Alaihi wa Sallam</em>, bersabda, <em>“Mukmin adalah saudara mukmin lainnya. Tidak boleh ia membiarkannya dan menganiayanya. Jangan kalian saling dengki, jangan saling tidak menyapa, jangan memutus hubungan dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Setiap Muslim haram darah, harta dan kehormatannya atas Muslim lainnya. Jangan seseorang melamar perempuan yang dilamar saudaranya, atau membeli barang yang dibeli saudaranya. Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan bentuk kalian namun melihat kepada hati kalian. <strong>Takwa itu ada di sini.</strong>”</em> Rasulullah saw mengisyaratkan tangannya ke dadanya dan mengatakannya sebanyak tiga kali. (HR. Al-Baihaqi).</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Kewajiban utama seorang Muslim adalah membersihkan hatinya dari segala penyakit dan kotoran. Syariat dalam Islam dari shalat wajib dan sunnah, dzikir, tilawah, tadabbur ayat, zakat, puasa, haji, umrah dan lain-lain adalah sarana efektif yang diberikan Allah untuk membersihkan hati. Tazkiyatunafs dan ibadah adalah satu paket. Jika ingin membersihkan hati, lakukan dengan ibadah. Jika hati masih berkarat, mungkin ibadahnya yang bermasalah.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Banyak penyakit rohani yang bisa merusak hati. Sebagiannya bahkan bisa menggerogoti amal. Dari sekian penyakit hati yang berhaya itu ada dua; yang merusak hubungannya dengan Allah dan yang merusak hubungannya dengan manusia.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Jenis penyakit hati di antaranya ragu-ragu kepada Allah dan syariat-Nya, suudzon kepada Allah (berfikiran negatif terhadap Allah), riya (beribadah karena selain Allah), sum’ah, tidak menerima keputusan Allah, pesimis kepada rahmat Allah, ketergantungan kepada dunia. Penyakit di atas sangat berbahaya. Sebab sebagiannya menyebabkan kekufuran seperti ragu-ragu kepada Allah dan syariat-Nya. Sebagiannya lagi merusak dan menggugurkan amal seperti riya dan sum’ah karena termasuk perbuatan syirik. Termasuk ketergantungan kepada dunia.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
<em>“dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. </em>(Az-Zumar: 65)</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Penyakit hati jenis kedua yang merusak hubungan antara sesama saudara banyak ragamnya. Yang paling berbahaya adalah dengki, kebencian, hasad, dendam, suuddzon (<em>negative thingking</em>), curiga, takabur, ujub dan lain-lain. Hubungan sesama saudara tidak akan pernah terbangun baik selama penyakit-penyakit di atas bercokol dalam hati. Krisis hubungan antar manusia dari intrik, persengketaan antara saudara atau tetangga bermula dari hati yang bermasalah. Hubungan antara manusia yang sehat tercipta dari hati yang sehat dan jauh dari penyakit di atas.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Di atas itu semua, hati tidak selalu stabil dalam kebaikan. “<em>Summiyal qalbu litaqollubihi” </em>(disebut hati karena ia berbolak-balik kondisinya). Di bulan puasa dan Idul Fitri mungkin seseorang hatinya bersih. Besok belum tentu. Di masjid hati bisa bersih, bisakah di kantor demikian? Ketika ekononomi dan sosial stabil, hati bisa bersih. Tapi ketika menghadapi guncangan masihkah bisa bersih? Dan demikian seterusnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Rasulullah <em>Sallallu Alaihi wa Sallam</em> bersabda, “Sesungguhnya hati berada di antara dua jari dari jari-jari Allah yang Dia bolak balik sesuai kehendak-Nya,”</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px;">
Akhirnya, mari lantunkan selalu doa yang sering diucapkan Rasulullah saw,</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px;">
<em>“Ya Allah Yang Membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami dalam </em>diin<em>-Mu (Islam)</em>” (HR. Tirmidzi) (by; <strong><em>Ahmad Tarmudli Basyir)</em></strong></div>
<span style="background-color: white; color: #666666; font-family: verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">- See more at: http://spiritislam.net/index.php/2012/03/20/kunci-takwa-ada-di-hati/#sthash.3SRfSp9k.dpuf</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-5110856783954208532013-11-03T19:36:00.001-08:002013-11-03T19:36:44.348-08:00RAHASIA ZIKIR<span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munafiqun: 9)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Mengingat Allah (Dzikrullah) merupakan salah satu anjuran yang sangat ditekankan dalam Islam dan merupakan bentuk nyata dari penghambaan kita kepada Allah Swt. Dzikrullah (mengingat Allah) merupakan amalan yang sangat agung. Ia merupakan sebab diturunkannya berbagai nikmat, Penolak segala bala’ dan musibah. Dzikir juga merupakan sebab kuatnya hati dan penyejuk hati manusia.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Aktifitas ini mempunyai manfaat yang sangat besar. Baik dalam kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Begitu juga sebaliknya, seorang yang lalai dalam mengingat Allah tentu akan meraih kerugian yang tak terhinggah. Allah Swt menggolongkan orang-orang yang lalai dalam mengingat-Nya sebagai kelompok yang rugi.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Hakikat Dzikir</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Dzikir bukan hanya sebuah tutur kata dan lafadz yang keluar dari lisan, melainkan suatu hakikat yang mengakar dalam jiwa sehingga dapat menjadikan manusia terhubung dengan sang pencipta, yaitu Allah Swt. Inti dari mengingat Allah adalah hati dan jiwa kita. Yaitu dengan mengingat Allah Swt, manusia merasakan kehadiran dan Kebesaran-Nya. Ucapan dzikir yang keluar dari lisan seseorang merupakan reaksi dari kontak yang terjadi antara jiwa manusia bersama Tuhan-Nya.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Manfaat Dzikrullah</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Sebagaimana yang telah disinggung di atas. Dzikrullah merupakan aktifitas mulia yang menyimpan segudang manfaat. Diantaranya sebagai berikut :</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">1. Menerangi hati dan pikiran</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Mengingat Allah atau Dzikrullah dapat menerangi hati dan akal pikiran. Terkait hal ini Imam Ali as, berkata, “مَن ذَکَّرَ اللهُ سُبحانَهُ اَحیَا الله قَلبَهُ وَ نَوِّرَ عَقلَهُ وَ لُبَّهُ”, barang siapa yang berdzikir dan mengingat Allah, Allah Swt akan menghidupkan hatinya serta menerangi akal dan pikirannya.(1)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">2. Kemenangan dan kekuatan</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.(QS. 8:45)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Dalam ayat ini Allah Taala memerintahkan kepada kaum Muslimin apabila mereka menjumpai segolongan dari pasukan musuh supaya meneguhkan hati dan selalu menyebut nama Allah dengan banyak berzikir agar mereka mencapai kejayaan dan kemenangan. Hal ini merupakan suatu pokok kekuatan yang menyebabkan kemenangan dalam setiap perjuangan.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Dengan meningat Allah yang maha besar serta meyakini bahwa kemenangan itu berada di tangan-Nya dan Allah akan menolong kaum Muslimin, maka seorang Muslim akan optimis dan mengerahkan segala kemampuannya dalam menaklukkan musuhnya. </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Dalam kitab Mizanul-hikmah, Imam Ali bin Abi Thalib menyeru kita untuk sedikit berbicara dan banyak mengingat Allah Swt dalam duel melawan musuh.(2)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">3. Allah Swt akan mengingat kita</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. 2:152)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">ayat diatas menjelaskan salah satu dari manfaat dzikir. Apabila kita senantiasa mengingat Allah, maka tentu Allah Swt senantiasa mengingat kita dan apabila kita dilanda musibah, maka Allah Swt tidak akan lupa untuk menolong kita selaku hambanya yang lemah.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Dalam kitab Biharul-anwar, Imam Ja'far al-Sadiq as mengatakan bahwa Allah Swt bersabda kepada hamba-hambanya demikian, “ wahai anak adam, ingatlah aku dalam hati dan jiwamu sehingga aku juga mengingatmu dalam hati dan jiwaku, ingatlah aku dalam keramaian sehingga aku mengingatmu dalam keramaian”.(3)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">4. Penyucian Jiwa</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Mengingat Allah merupakan perantara penyucian jiwa. oleh karena itu, hati manusia yang selalu terkontaminasi oleh berbagai keburukan dapat dibersihkan melalui berdzikir. Berkaitan dengan hal ini, Imam Ali bin Abi Thalib as dalam nasehatnya kepada putranya Imam Hasan Mujtaba berkata, “ putraku,aku menasehatimu untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt dan membersihkan jiwamu melalui Dzikrullah”.(4)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">5. Mencegah tipu daya syaitan</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.(QS. 7:201)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Ayat ini mengajarkan kita perihal keharusan berlindung kepada Allah swt dari godaan syaitan. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita bahwa Senjata yang paling ampuh mengusir syaitan ialah ingat dan muraqabah kepada Allah swt di dalam segala keadaan. Ingat selalu kepada Allah itu menanamkan ke dalam jiwa cinta kebenaran dan kebajikan, melemahkan kecenderungan negatif/buruk dalam jiwa sehingga dapat menjadi pencegah dari tipu daya syaitan yang terkutuk.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Berkenaan dengan hal ini, Dalam kitab Ghurarul Hikam, Imam Ali bin Abi Thalib as mengatakan bahwasannya mengingat Allah Swt dapat menyebabkan syaitan terpenjara dan melindungi diri kita dari godaan serta tipu daya syaitan.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">6. Ketenangan jiwa </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (surat al-Ra'ad ayat 28)</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">Ketenangan dan kenyamanan jiwa adalah sesuatu yang dikejar oleh semua manusia tanpa terkecuali. Dan dzikrullah atau mengingat Allah merupakan jalan utama dalam mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa.</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;"> </span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">7. Ampunan Allah</span><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; font-family: tahoma; font-size: 12px; line-height: 22px;">laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. 33:35)</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-64857859703691569082013-10-30T22:35:00.001-07:002013-10-30T22:35:05.551-07:00CARA-CARA MEMIMPIN HATI<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>Pertama:</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Ada ilmu tentang hati atau roh. Tujuannya untuk mengenal sifat-sifat hati yang positif dan yang negatif. Kalau tidak ada ilmu tentangnya, sifat-sifat mazmumah tidak akan dapat dikesan. Apalagi untuk ditumpaskan. Begitu juga dengan sifat-sifat mahmudahnya tidak akan dapat dikesan untuk disuburkan.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>Kedua:</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Perlu latihan-latihan praktikal melalui:</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
a. Mujahadatunnafsi</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
b. Istiqamah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
c. Tafakur</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
d. Bergaul dengan orang yang baik-baik</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
e. Pimpinan mursyid</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>A. MUJAHADATUNNAFSI</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Mujahadatun nafsi itu, di antara caranya ialah dengan menem-puh tiga peringkat iaitu:</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
1. Takhalli – mengosongkan, membuang atau menyu-cikan daripada sifat-sifat yang keji.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
2. Tahalli - mengisi atau menghiasi dengan sifat-sifat terpuji.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
3. Tajalli - terasa kebesaran dan kehebatan Allah atau sentiasa rasa bertuhan.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Pada ketiga-tiga peringkat ini hendaklah dilakukan dengan mengadakan latihan yang dinamakan riadatunnafsi( Yakni latihan melawan atau memerangi semua kehendak-kehendak hati yang jahat, yang didorong oleh hawa nafsu. Cara memeranginya ialah melalui latihan-latihan menolak kemahuan jahat yang ditimbulkan oleh nafsu. Langkah-langkahnya adalah seperti berikut:</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>1. TAKHALLI</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Di peringkat takhalli, kita mesti melawan dan membuang dengan memaksa terus-menerus semua kehendak-kehendak nafsu yang rendah (jahat) dan dilarang oleh Allah. Selagi kita tidak memaksa diri untuk membenci, memusuhi dan membuangnya jauh-jauh secara terus-menerus dari diri kita, selagi itulah nafsu jahat akan sentiasa menguasai dan memperhambakan kita.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Rasulullah SAW bersabda:<strong> “Sejahat-jahat musuh engkau ialah nafsu engkau yang terletak di antara dua lambung engkau.”</strong> (Riwayat Al Baihaqi)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Kerana kejahatannya itu, telah ramai manusia yang ditipu dan diperdayakan untuk tunduk dan bertuhankan hawa nafsu. Ini ada diceritakan oleh Allah dengan firman-Nya: <em>“Apakah engkau tidak perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsu menjadi Tuhan, lalu dia dibiarkan sesat oleh Allah berdasarkan ilmu-Nya.”</em> (Al Jasiyah: 23)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Apabila nafsu jahat itu dibiarkan menguasai hati, iman tidak akan ada tempatnya. Bila iman tidak ada, manusia bukan lagi menyembah Allah, Tuhan yang sebenarnya tetapi dia akan menyembah hawa nafsu. Oleh itu usaha melawan hawa nafsu janganlah dipermudah-mudah dan dianggap ringan. Ia adalah satu jihad yang besar. Ingatlah sabda Rasulullah SAW pada Sahabat-Sahabat ketika baginda berangkat pulang dari satu medan peperangan:<strong>“Kita baru balik dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang besar.” Bila para Sahabat bertanya: “Peperangan apakah itu?” Baginda berkata: “Peperangan melawan nafsu.”</strong> (Riwayat Al Baihaqi)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Melawan hawa nafsu sangatlah susah. Barangkali kalau nafsu itu ada di luar jasad kita dan boleh pula dipegang, senanglah kita picit dan membunuhnya sampai mati. Tetapi nafsu kita itu ada dalam diri kita, mengalir bersama aliran darah, menguasai seluruh tubuh kita. Bahkan ia menjadi sebahagian daripada jasad kita iaitu tubuh yang halus (jismul-latif). Kerana itu, tanpa kesedaran, kemahuan dan paksaan yang sungguh-sungguh, kita pasti dikalahkannya, kemudian ia peralatkan semahu-mahunya.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Untuk lebih jelas, disenaraikan peringkat-peringkat nafsu manusia. Sepertimana iman itu sendiri berperingkat-peringkat, begitu juga nafsu. Seseorang yang dapat mengalahkan nafsunya akan meningkat ke taraf nafsu yang lebih baik. Begitulah seterusnya sehingga nafsu manusia itu benar-benar dapat ditundukkan kepada perintah Allah.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Berikut ialah peringkat-peringkat nafsu yang saya senaraikan mengikut aturan tingkatannya:</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
i. Nafsu ammarah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
ii. Nafsu lawwamah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
iii. Nafsu mulhamah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
iv. Nafsu mutmainnah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
v. Nafsu radhiah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
vi. Nafsu mardhiah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
vii. Nafsu kamilah</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Orang yang imannya di taraf iman ilmu, nafsunya berada di taraf yang kedua iaitu nafsu lawwamah. Kita mesti berjuang melawan nafsu itu hingga ia mahu tunduk sepenuhnya pada perintah Allah iaitu paling minima, nafsu mutmainnah. Nafsu mutmainnah ada pada orang yang memiliki iman ayan. Di peringkat inilah sahaja kita akan dapat menyelamatkan diri daripada seksaan Neraka. Ini dinyatakan sendiri oleh Allah SWT dengan firman-Nya: <strong>“Hai jiwa yang tenang (nafsu mutmainnah), kembalilah pada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam Syurga-Ku.”</strong> (Al Fajr: 27-30)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Di sini diperpanjangkan lagi, bagaimana mahu membersihkan sifat-sifat mazmumah yang melekat pada hati itu. Sifat-sifat mazmumah yang melekat pada hati sepertilah daki yang melekat di badan. Kalau kita malas menggosoknya, akan bertambah menebal dan kuatlah ia bertapak di badan. Sebaliknya kalau kita rajin meneliti dan menggosoknya, maka akan bersihlah badan. Begitulah mazmumah (daki) hati. Jika kita rajin meneliti dan membersihkannya, maka bersihlah hati itu, malah ia bercahaya.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Bagaimanakah cara membuang sifat-sifat mazmumah dari hati? Tentulah tidak sesenang membuang daki di badan. Ia memerlukan latihan jiwa yang sungguh-sungguh, didikan yang berterusan dan tunjuk ajar yang berkesan dari guru mursyid. Yakni guru yang dapat membaca dan menyelami hati muridnya sehingga dia tahu apakah kekurangan dan kelebihan muridnya itu. Malangnya di akhir zaman ini kita ketiadaan guru mursyid. Ini dinyatakan sendiri oleh baginda Rasulullah bahawa di akhir zaman yang banyak adalah mubaligh tetapi sukar mencari guru mursyid.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Nasib kita hari ini umpama anak ayam kehilangan ibu. Tiada yang akan memandu kita melalui jalan kebaikan yang ingin kita tempuhi. Meraba-rabalah kita. Tetapi bagi orang yang mempunyai keazaman yang kuat untuk membersihkan jiwanya, dia tidak akan kecewa hanya kerana tiada orang yang boleh mendidik dan memimpinnya. Ia akan sanggup berusaha sendiri demi kesempurnaan diri dan hidupnya, sekadar yang termampu.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Untuk jelasnya dibuat beberapa contoh, cara membersihkan hati yang jahat ini:</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>Contoh 1: Rasa Bakhil</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Biasanya nafsu mendorong kita bersifat bakhil. Sedangkan bakhil itu dikeji dan dibenci oleh Allah. Kerana Allah mahu kita jadi pemurah. Dalam sebuah Hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Si pemurah yang jahil lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah yang bakhil.” (Riwayat Al Khatib)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Oleh itu kita mesti melawan kemahuan nafsu itu. Paksalah hati memberi atau menderma selalu, terutamanya waktu rasa bakhil itu menguasai diri. Yang paling baik, waktu duit tinggal sedikit, waktu itulah kita latih berkorban kerana waktu itulah nafsu rasa paling tercabar. Itulah waktu yang sebaik-baiknya untuk menundukkan nafsu. Sedangkan waktu kita kaya, fungsi menderma tidaklah sebagai riadah melawan nafsu tetapi perbuatan itu sekadar dapat pahala.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Katakanlah kita sedar bahawa pada diri kita ada sifat bakhil. Kita pun tahu bahawa Allah tidak suka pada orang yang bakhil. Kerana itu kita berazam untuk mengikis sifat yang terkutuk itu. Maka kita perlu cuba membiasakan dan membanyakkan sedekah, memberi hadiah dan lain-lain amalan yang berupa pemberian hak kita kepada orang lain. Agar sifat pemurah menjadi subur dan sebati seterusnya menjadi tabiat kita. Sebagai pendorongnya, kita hendaklah selalu membaca firman-firman Allah dan Hadis-Hadis yang banyak menganjurkan kita berkorban. Di sini dipetik beberapa ayat Al Quran dan Hadis untuk menunjukkan Allah dan Rasul-Nya sangat menganjurkan sifat pemurah itu.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Firman Allah SWT: “<em>Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkan sebahagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebahagian dari hartamu, memperolehi pahala yang besar.</em>” (Al Hadid: 7)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Firman Allah SWT: “<em>Siapakah yang mahu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperolehi pahala yang banyak</em>.” (Al Hadid: 11)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Bersabda Rasulullah SAW: <strong>“Orang yang membantu perempuan janda dan orang miskin, samalah seperti berjihad di jalan Allah dan seperti bersolat malam tanpa letih, dan seperti berpuasa siang hari tanpa berbuka.</strong>” (Riwayat Bukhari)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sebenarnya sifat bakhil bukan sahaja ada pada orang kaya dan berharta bahkan orang miskin pun tidak mustahil dihinggapi penyakit ini. Kerana itu dalam Islam bukan sahaja sedekah itu boleh dilakukan dengan harta benda tetapi boleh juga dilakukan dengan cara yang lain. Cara-cara ini dapat mendidik akhlak mulia bagi semua orang, memberi peluang pada orang miskin mengikis sifat bakhil selain turut mendapat pahala sedekah.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Allah SWT berfirman: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al Baqarah: 263)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Rasulullah SAW pernah memberikan garis-garis panduan berikut dalam satu riwayat Hadisnya: “Segala perbuatan yang baik itu sedekah.” (Riwayat Ahmad dan Bukhari dari Jabir)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sabda Rasulullah SAW:<strong> “Senyuman kepada saudaramu itu adalah sedekah.”</strong>(Mashabi Assunah)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Lagi Sabda Baginda:<strong> “Aku khabarkan kepadamu, yang lebih tinggi dari darjat puasa, sembahyang dan sedekah. “Khabarkanlah,” kata Sahabat-Sahabat. “Mendamaikan dua golongan yang bergaduh itu sedekah.”</strong> (Riwayat Ahmad dari Abi Dardak)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Dengan menggunakan panduan-panduan di atas, orang yang menyedari ada padanya sifat bakhil, bolehlah cuba melatih diri untuk mengubatnya. Bila ada saja peluang untuk sedekah dan sebagainya, jangan dibiar begitu sahaja. Paksalah hati untuk mengeluarkan harta atau bertindak memberi kebaikan kepada orang lain dengan bermacam-macam cara itu.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Di waktu rasa bakhil itu terasa kuat bergantung di hati, waktu itulah perlawanan mesti dihebatkan. Keluarkan apa-apa yang disayangi itu dengan segera dan sebanyak-banyaknya. Latihan ini akan jadi lebih berkesan kalau kita sanggup mengeluarkan harta itu semasa kita sendiri kekurangan. Katakanlah kita didatangi oleh peminta derma di waktu kita hanya ada RM5 di poket. Waktu itu, paksakan hati supaya mengeluarkan separuh yang ada. Tentulah hati rasa berat tetapi keluarkanlah juga. Insya-Allah, kalau ini dibuat dan sanggup kita buat selalu, kita akan jadi seorang yang pemurah dan rasa bakhil akan lenyap terus dari hati kita. Katakanlah kita ada duit RM10,000 tetapi yang kita dermakan hanya RM10 sahaja, tentu tidak akan berkesan apa-apa di hati kita. Di waktu duit sedikit, rasa bakhil sangat kuat maka waktu itu kita akan rasa berat untuk menderma. Ketika itulah kita perlu lawan sifat bakhil itu. Itulah yang dikatakan latihan. Itulah caranya untuk suburkan sifat-sifat pemurah.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>Contoh 2: Sifat Takabur</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sifat takabur (sombong) adalah mazmumah yang wajib sangat dikikis segera. Kalau tidak ia akan menutup semua jalan-jalan kebaikan yang mungkin dibuat oleh seseorang itu. Hampir semua dari kita ada sifat ego atau sombong ini. Untuk membuangnya, amat susah sekali. Imam Ghazali ada berkata bahawa sifat ego itu hampir-hampir mustahil dapat dibuang semuanya dari jiwa manusia. Ada ulama sufi berkata, setelah melakukan latihan melawan hawa nafsu, sifat mazmumah yang paling akhir sekali keluar dari dirinya ialah kibir, sombong atau ego.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Bagaimanapun kita perlu berusaha untuk mengurangkannya. Kita mesti cuba merendah diri dengan memaksa hati untuk merasa dan mengakui kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia biasa. Dalam perselisihan pendapat atau pergaduhan kita dengan orang lain misalnya, cuba rasakan kesilapan itu di pihak kita. Atau paling tidak, akuilah bahawa kita juga turut bersalah. Bukankah ada pepatah mengatakan, “Bertepuk sebelah tangan masakan berbunyi.”</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Kalau kita mampu dan berani mengakui kesalahan, akan mampu pulalah kita meminta maaf. Hanya dengan meminta maaf sahaja dosa kita sesama manusia akan terhapus. Oleh itu perlu sangatlah kita melatih diri untuk melawan sifat sombong atau takabur itu.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Latihan yang lebih berkesan lagi ialah kita biasakan diri tinggal bersama dengan orang-orang yang dipandang rendah oleh masyarakat. Orang-orang susah, peminta sedekah, orang cacat dan siapa sahaja yang setaraf, kita dampingi dan gauli. Duduk, bercakap-cakap, minum dan tidur baring bersama mereka hingga kita rasa sama seperti mereka. Waktu itu jiwa ego kita akan berasa kesal, terhina dan terseksa sekali kerana kita merasakan orang lain semua mengejek dan merendah-rendahkan kita. Biarkan. Bisikkan di hati, “Memang awak ini asalnya miskin dan hina. Berasal dari tanah dan akan menjadi tanah. Datang ke dunia dulu tanpa seurat benang dan sesen wang.”</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Kalaulah amalan ini dibiasakan, insya-Allah sifat ego itu sedikit demi sedikit akan dapat kita buang dari hati kita. Alah bisa tegal biasa dan yakinlah ular menyusur akar tidak akan hilang bisanya. Dan ingatlah selalu firman Allah: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (kerana sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak suka seseorang yang sombong lagi membangga diri.” (Luqman: 18)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Allah berfirman lagi: <em>“Hai orang-orang yang beriman, janganlah satu golongan menghina golongan yang lain kerana boleh jadi mereka yang dihina lebih baik dari mereka yang menghina. Dan jangan pula wanita (menghina) wanita-wanita lain kerana boleh jadi wanita yang dihina lebih baik dari wanita yang menghina.”</em> (Al Hujurat: 11)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Janganlah kita berjalan di muka bumi dengan sombong kerana kekayaan kita. Kekuatan kita tentu tidak dapat membelah bumi dan ketinggian kita tetap tidak dapat menyamai bukit. Imam Syafie pernah berkata, “Tidak akan mulia orang yang mengangkat diri dan tidak akan hina orang yang merendah diri.” Sifat berkasih sayang sesama manusia adalah sifat terpuji yang dituntut oleh Allah. Ia adalah lawan pada sifat sombong, hasad dengki dan berdendam sesama manusia. Untuk mendapatkannya, kita kena melakukan latihan. Untuk menyayangi orang yang kita sayang itu mudah. Itu bukan latihan namanya. Untuk sayang ayah dan ibu kita, ia tidak perlukan latihan. Memang fitrah semula jadi kita sayang kepada ibu dan ayah. Tetapi yang memerlukan latihan ialah untuk berbuat baik kepada orang yang tidak pernah berbuat baik kepada kita atau berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Latihan ini sangat susah hendak dibuat kerana ia sangat bertentangan dengan nafsu. Tetapi kita diminta juga untuk mengusahakannya. Sebab itu Rasulullah ada bersabda: “Hendaklah buat baik kepada orang yang buat jahat kepada kamu.”</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Biasanya kita hanya boleh berbuat baik dengan orang yang berbuat baik kepada kita sahaja. Kalau ada kawan yang menyinggung kita, kita tidak sanggup berbuat baik kepadanya. Sebab itulah kita kena latih melawan kemahuan jahat itu. Caranya, orang yang kita tidak suka itu, kita ajak makan bersama, ajak berbual, ajak bermesra, ajak berjalan dan lain-lain lagi. Hal ini memanglah boleh membuatkan hati susah sedikit. Tidak mungkin sekali dua kita usahakan, kita terus mendapat hasilnya. Kita kena lakukan latihan ini sepanjang masa. Bila ada peluang melakukannya, teruslah bertindak.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sanggupkah kita membuat latihan seperti yang telah kita sebutkan tadi? Kalau kita mampu berbuat, kitalah rijal. Kitalah wira kerana sanggup memerangi nafsu. Ertinya sanggup memerangi diri sendiri. Namun ianya bukan mudah. Amat susah. Tersiksa kita dibuatnya. Adakalanya hendak berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat baik kepada kita pun amat susah. Betapa pula hendak berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat jahat kepada kita. Tentu lebih sulit lagi. Namun melalui latihan yang bersungguh-sungguh, insya-Allah ianya akan dipermudahkan oleh Allah. Allah berfirman: <strong>“Mereka yang berjuang di jalan Kami nescaya Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat baik.”</strong> (Al Ankabut: 69)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>Contoh 3: Rasa Takut</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Rasa takut yang menguasai hati akan bertindak dalam berbagai bentuk mengikut suasana yang dihadapi. Contohnya, takut jin, takut harimau, takut ular, takut penjahat, takut miskin, takut orang kata, takut menegakkan kebenaran, takut maksiat dan takutkan Allah.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Di antara rasa-rasa takut yang disenaraikan di atas, ada rasa takut yang dilarang syariat dan ada pula rasa takut yang disuruh syariat. Perlu diketahui bahawa kedua-dua jenis takut ini tidak mungkin mengisi hati manusia dalam satu masa. Kalau rasa takut yang dilarang syariat ada dalam hati, maka rasa takut yang disuruh syariat, tidak akan bertapak di hati. Sebaliknya kalau takut yang disuruh syariat mengisi ruangan hati, maka hilanglah pula rasa takut yang dilarang syariat.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Tujuan melawan hawa nafsu yang dianjurkan syariat adalah untuk membuang segala rasa takut yang dilarang, untuk diganti dengan rasa takut yang disuruh. Kemuncak rasa takut yang dikehendaki syariat ialah rasa takutkan Allah, dengan erti takutkan segala azab yang dijanjikan oleh Allah di dunia apalagi di Akhirat.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Untuk itu kita mesti melawan nafsu kita yang takut pada hantu atau momok misalnya. Setiap kali kita terserempak dengan suasana itu, jangan kita mengalah dengan nafsu. Kuatkan hati dan tanamkan keyakinan bahawa Allah sahaja yang layak kita takuti. Yang lain-lain hanyalah makhluk seperti kita dan tidak ada apa-apa kuasa.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Untuk lebih berkesan, cuba di waktu tengah malam, kita pergi sendirian ke tanah perkuburan atau ke tempat-tempat yang menyeramkan. Masya-Allah! Tentulah takut. Takut itulah yang mesti kita lawan. Lawan dengan iman dan ilmu. Yakin bahawa tidak ada suatu kuasa pun yang boleh memberi kesan melainkan kuasa dan keizinan Allah. Waktu itu, isikan hati dengan zikrullah. Sedar dan yakinlah bahawa Allah sentiasa bersama dan Allah sangat hampir dengan kita. Allah Maha Melihat dan sedang melihat apa yang kita lakukan. Allah Maha Mendengar dan sedang mendengar apa yang kita katakan. Allah Maha Mengetahui segala masalah yang sedang melanda hati kita. Allah penentu, Allah pemutus, Allah penolong, Allah pembantu, Allah penyelamat dan Allah Maha Kasihan Belas pada hamba-hamba-Nya yang mahu mengikut jalan-Nya. “Mereka yang bermuhajadah (berjihad untuk mencari keredhaan Allah) pada jalan Kami, akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat baik.” (Al Ankabut: 69)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Lakukan latihan ini dengan tawakal dan doa yang sungguh-sungguh, agar Allah merestui dan memudahkan perjalanan kita. Buangkan rasa takut itu dan gantikan dengan ingatan serta keyakinan hanya pada-Nya.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Bagi orang yang ingin menegakkan kebenaran, tetapi takut dikata orang, takut dihina, takut dibuang kerja, takut ditangkap, takut dijel, takut dibenci dan diketepikan, juga wajib bermuhajadah. Lawanlah rasa takut yang begitu dengan bertindak melakukan amalan tersebut. Misalnya kita takut hendak menghantar anak ke sekolah yang terjamin ada pendidikan Islam, dengan alasan takut tidak dapat kerja, takut gelaplah masa depannya di samping takutkan sikap hidup yang konon ketinggalan zaman.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Cara melawannya ialah hantarkan sahaja anak ke sekolah yang ditakuti itu. Kuatkan hati, pejamkan mata, pekakkan telinga dan lepaskan si anak pergi. Apa sahaja yang dibisikkan nafsu dan syaitan itu kita lawan. Jangan dilayan. Tawakal dan berdoa kepada Allah semoga usaha itu direstui dan semoga Allah bukakan jalan-jalan kemenangan kepada kita di dunia dan Akhirat.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Bagi orang-orang yang tidak melawan nafsu, imannya tidak mungkin dapat bertambah. Malah makin berkurang. Sama ada mereka sedar atau tidak, mereka telah diperhambakan oleh nafsu, menempah kecelakaan dan kutukan Allah di dunia dan Akhirat. Sebenarnya apa yang ditakuti itu, baik jin, mahupun kemiskinan atau penghinaan dari orang lain, pada hakikatnya tidak begitu. Adakah selama ini jin yang mencekik dan membunuh orang? Benarkah orang yang berpendidikan Islam itu miskin dan hina? Benarkah orang yang berpendidikan sekular terjamin hidup dunianya? Cubalah renung dan fikirkan hakikat ini. Kemudian sesuaikan pula dengan firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu tolong Allah, Allah akan menolong kamu dan Dia akan menetapkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Demi Allah yang tidak akan mungkir janji, yakinlah bahawa setiap usaha yang bertujuan mencari keredhaan-Nya pasti mendapat jaminan dan dimuliakan. Seperkara yang harus kita sedar bahawa Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih itu, sentiasa bersedia untuk menolong sesiapa sahaja dari hamba-hamba-Nya. Kerana telah ditetapkan-Nya bahawa untuk mendidik hati, menambah iman itu perlu kita banyakkan latihan melawan hawa nafsu, maka Allah sendiri selalu memberi peluang pada kita untuk berbuat demikian.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Mehnah atau ujian dari Allah yang selalu menimpa kita seperti miskin, sakit, kematian, kecacatan anggota, kekurangan rupa paras, lemah dan bodoh, kata nista, hasad dengki orang, bencana alam dan lain-lain kesusahan serta penderitaan itu adalah peluang yang Allah berikan untuk kita bermujahadah.</div>
<div class="simplePullQuote" style="-webkit-box-shadow: rgb(129, 129, 129) 7px 7px 8px; background-color: #f7f7f7; background-image: url(http://www.usahataqwa.com/wp-content/plugins/simple-pull-quote/images/quote.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-color: rgb(134, 134, 134); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; border-top-color: rgb(134, 134, 134); border-top-style: solid; border-top-width: 3px; float: right; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 10px 0px 10px 10px; padding: 6px; text-align: justify; text-indent: 10px; width: 200px;">
<div style="margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Lagi tinggi taraf iman seseorang, lagi banyaklah mehnah yang Allah datangkan. Demikian maksud sabda Rasulullah SAW: “Bala yang paling berat akan ditimpa pada nabi-nabi, kemudian orang yang paling mulia (selepas nabi), kemudian yang paling mulia selepas itu. Seseorang itu diuji mengikut pegangan agamanya. Jika kuat agamanya beratlah ujiannya. Jika lemah agamanya, maka diuji mengikut agamanya.” (Riwayat At Tirmizi)</div>
</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Apabila jiwa dihimpit dengan kesusahan-kesusahan, ertinya nafsu tercabar. Nafsu bakhil, sombong, penakut dan lain-lain mazmumah itu menjadi sakit dan terseksa setiap kali ditimpa ujian. Sesiapa sahaja sama ada orang Islam atau bukan Islam, asalkan dia hamba Allah, pasti merasakan hal ini. Bagi orang-orang yang beriman, dia sedar maksud Allah berbuat begitu. Setiap kali ditimpa ujian dia cepat-cepat memberitahu hatinya bahawa kalau ia sabar dan redha dengan ujian itu ia pasti akan mendapat satu dari dua yakni:</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>1. Penghapusan dosa atau</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>2. Kasih sayang Allah dan pangkat darjat di Syurga</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Apabila diyakini sungguh-sungguh, bagi kita yang bertaraf iman ilmu tentu akan sanggup bermujahadah, memaksa nafsu untuk tenang dan merasa tidak ada apa-apa dengan penderitaan itu. Kalau kita miskin, maka pujuklah hati untuk tidak sedih dan susah hati dengan kemiskinan. Kajilah kebaikan yang diperolehi oleh orang miskin, di dunia mahupun di Akhirat. Misalnya di dunia kita beruntung, tidak payah mengurus, tidak payah bertanggungjawab membantu orang lain. Di Akhirat pula hisab akan dikurangkan dan dipercepatkan masuk ke Syurga.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Kemudian ajaklah hati untuk menerima pemberian Allah itu dengan redha, tanpa kesal dan buruk sangka dengan Allah. Yakinlah bahawa Allah cukup tahu kenapa kita perlu miskin. Kita pula sangat lemah untuk memahami hakikatnya apalagi untuk menangkisnya. Ibarat baju kita yang mana ia tidak pernah tahu kenapa kadang-kadang dibasuh, kadang-kadang digosok, kadang-kadang dijahit, kadang-kadang dipakai dan kadangkadang dibuang. Maka begitulah kita yang jahil tentang rahsia diri dan hati sendiri. Amat munasabahlah untuk kita redha dan sabar dengan ketentuan Allah kepada kita.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Memang di peringkat mujahadah, hati masih sakit dan tidak puas hati. Hanya jagalah supaya kita tidak gelisah, tidak mengungkit-ungkit, tidak mengadu-ngadu serta tidak buruk sangka dengan Allah. Kalau sifat ini dapat dikekalkan, insya-Allah peluang untuk meningkatkan iman adalah besar. Sebaliknya kalau setiap ujian dihadapi dengan keluh-kesah dan gelisah, kebimbangan, tidak sabar dan buruk sangka dengan Allah, bersedialah untuk menanggung kegelisahan jiwa yang perit dan penderitaan di Akhirat yang amat sangat.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Untuk pengetahuan kita, perlu dinyatakan bahawa bagi orang-orang muqarrobin dan nabi-nabi, iman yang tinggi menjadikan mereka lebih senang hidup dalam kesusahan daripada kesenangan. Mereka lebih inginkan kekurangan daripada kecukupan. Sebagai bukti cuba kita lihat doa Rasulullah SAW: “Wahai Tuhan, hidupkan aku di dalam ke-miskinan, matikan aku dalam kemiskinan dan kumpulkan aku dalam Syurga bersama orang-orang miskin.” (Riwayat At Tirmizi)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sayidina Ali dalam sejarahnya pernah ketika dia hanya ada sebiji kurma untuk berbuka puasa, tiba-tiba datang peminta sedekah meminta makanan, terus diberikannya kurma yang sebiji itu.</div>
<div class="simplePullQuote" style="-webkit-box-shadow: rgb(129, 129, 129) 7px 7px 8px; background-color: #f7f7f7; background-image: url(http://www.usahataqwa.com/wp-content/plugins/simple-pull-quote/images/quote.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-color: rgb(134, 134, 134); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; border-top-color: rgb(134, 134, 134); border-top-style: solid; border-top-width: 3px; float: right; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 10px 0px 10px 10px; padding: 6px; text-align: justify; text-indent: 10px; width: 200px;">
<div style="margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Seorang perempuan di zaman Rasulullah SAW, yang punya tiga anak lelaki, sanggup melepaskan kesemua anaknya ke medan perang. Dia senyum ketika anak sulung dan anak keduanya mati syahid di medan perang tetapi menangis bila diberitahu anak bongsunya juga syahid. Bila ditanya kenapa dahulu senyum, sekarang menangis? Beliau menjawab: “Aku sedih kerana tiada lagi anak yang boleh aku korbankan untuk jihad fisabilillah.”</div>
</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Nafsu kita juga selalu membuatkan kita kelu dan takut untuk bercakap bila berhadapan dengan orang-orang besar atau raja. Sedangkan bercakap benar di hadapan raja yang zalim itu adalah dituntut. Rasulullah SAW bersabda: <strong>“Jihad yang paling utama itu berkata benar kepada penguasa yang zalim.”</strong> (Riwayat Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Oleh itu kita mesti berusaha dapatkan sifat berani. Untuk melakukannya, mesti biasakan bercakap kebenaran bila semajlis dengan orang-orang besar. Memanglah di permulaannya kita akan rasa gementar tetapi lama kelamaan rasa takut pada makhluk itu pasti hilang. Yang timbul hanya rasa takut pada Allah sahaja.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Tanpa latihan tidak mungkin kita boleh buat peningkatan. Sedangkan latihan itu memang sulit. Kerana kita dihalang oleh nafsu. Rasa takut dan rendah diri itu sudah lama mendarah mendaging. Jadi dengan jiwa tauhid yang kuat dan ampuh bertunjang di hati saja, kita mampu menolak nafsu-nafsu takut dan hina diri itu. Terutama bila berhadapan dengan orang besar atau orang yang berkuasa.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>2. TAHALLI</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Tahalli bererti menghias. Yakni perkataan lawan bagi takhalli. Sesudah kita mujahadah yakni mengosongkan hati dari sifat-sifat terkeji atau mazmumah, segera pula kita menghiasi hati dengan sifat-sifat terpuji atau mahmudah. Untuk mudah difahami, cuba gambarkan hati kita sebagai sebuah mangkuk yang kotor. Kemudian mangkuk itu dibersihkan. Setelah bersih, jangan dibiarkan ianya kosong. Isikan dia dengan barang-barang yang berharga dan makanan yang lazat. Begitu jugalah dengan hati yang telah dibersihkan daripada sifat-sifat mazmumah tadi. Janganlah dibiarkan ianya kosong. Mestilah diisi dengan sifatsifat mahmudah pula.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Untuk mengisi hati dengan sifat mahmudah, sekali lagi kita perlu mujahadah. Saya tegaskan sekali lagi, bahawa dalam pe-ringkat mujahadah ini, kita masih berasa berat dan susah. Susahnya memerangi hawa nafsu itu kerana hakikatnya kita terpaksa memerangi diri kita sendiri. Bukankah sebelum ini kita katakan nafsu itu sebahagian dari jasad kita, iaitu jasad halus kita (jismul latif). Maknanya belum ada ketenangan dan kelazatan yang sebenar. Bagaimana hendak lazat kalau terpaksa memerangi diri sendiri. Insya-Allah, kalau kita bersungguh-sungguh, lama kelamaan bila ia sebati dengan hati, di waktu itu akan terasalah lazatnya. Kerana setelah kita bersungguh-sungguh, Allah akan membantu sepertimana janji-Nya dalam Al Quran.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Cara-cara mujahadah dalam tahalli samalah seperti kita mujahadah untuk takhalli. Macamlah juga orang yang buat latihan senaman untuk sihatkan badan. Peringkat awal tentulah terasa letih, menjemukan dan sakit-sakit badan. Tetapi akhirnya nanti, dia akan rasa seronok dan terhibur dengan senaman itu. Begitulah juga dalam riadatunnafsi ini. Ertinya, kita bersenam secara rohaniah. Peringkat awal tentulah jemu dan terseksa tetapi akhirnya ia akan mesra dengan tabiat diri kita.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Misalnya, kita mahu menghiasi hati dengan sifat pemurah. Maka kita mujahadah dengan mengeluarkan harta atau barang kita, terutama yang kita suka dan sayang, untuk diberi pada yang memerlukannya. Mulanya tentu terasa berat dan payah. Tetapi jangan menyerah. Kita lawan. Ingatkan hati bagaimana orang-orang muqarrobin berebut-rebut untuk dapatkan pahala sedekah. Sayidatina Aisyah r.ha. di waktu tiada apa yang hendak dimakan, beliau cuba juga mendapatkan walau sebelah kurma untuk disedekahkan. Begitu kuat keinginan mereka pada pahala dan rindunya dengan Syurga. Mereka berlumba-lumba menyahut pertanyaan Allah SWT:<strong> “Siapakah yang mahu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperolehi pahala yang banyak.”</strong> (Al Hadid: 11)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Setiap kali kita rasa sayang pada harta, setiap kali itulah pula kita keluarkannya. Insya-Allah lama-kelamaan kita akan memiliki sifat pemurah. Begitu juga dengan sifat-sifat mahmudah yang lain seperti kasih sayang, berani, tawadhuk dan sebagainya, perlulah kita miliki. Untuk itu kenalah bermujahadah. Jika tidak, iman juga turut hilang. Sebab iman itu terdiri di atas sifat-sifat mahmudah.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>3. TAJALLI</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sebagai hasil mujahadah dalam takhalli dan tahalli , kita akan memperolehi tajalli. Iaitu sejenis perasaan yang datang sendiri tanpa memerlukan usaha lagi. Agak sukar untuk dituliskan atau digambarkan dengan bahasa. Apakah yang dikatakan tajalli? Yang sebenarnya ia adalah sejenis perasaan yang bersifat maknawiah (zauk), yang hanya mungkin dimengertikan oleh orang-orang yang mengalami dan merasainya. Sepertilah kemanisan gula, tidak akan dapat digambarkan secara tepat.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Tajalli secara ringkas, secara asas dan secara mudah difahami ialah perasaan rasa bertuhan, rasa dilihat dan diawasi. Hati seakan-akan celik, hidup, nampak dan terasa kebesaran Allah. Ingatan dan rindu penuh tertuju pada Allah. Hati tenggelam dalam kebesaran-Nya atau dalam mencintai-Nya dengan tidak putus-putus lagi. Harapan dan pergantungan hatinya tidak lagi pada yang selain dari Allah. Dirasakan oleh hatinya bahawa seluruh amal bakti yang dibuatnya, adalah kerana dan untuk Allah semata-mata. Atau hadiah daripada Allah kepadanya. Apa sahaja masalah hidup, dihadapi dengan tenang dan bahagia. Tidak ada pun kesusahan dalam hidupnya. Sebab semua itu dirasa pemberian dari Kekasihnya, Allah SWT. Kalau begitu, bagi orang-orang yang beriman, dunia ini sudah terasa bagaikan Syurga. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan sejati dan kebahagiaan abadi iaitu kebahagiaan hati.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Setakat ini yang mampu saya gambarkan rasa tajalli yang agak rasional yang boleh dihuraikan secara ilmiah. Yang selebihnya, lemahlah tinta untuk menulisnya. Hanya siapa yang dapat, dia akan merasakannya dan tidak dapat berkongsi dengan orang lain pula. Kalau cuba juga diceritakannya, akan menimbulkan fitnah di sisi orang-orang yang jahil. Sementara orang-orang yang hasad dengki pula akan mengambil peluang menuduhnya sesat, kafir atau zindik. Dalam soal ini ada seorang Sahabat Rasulullah SAW pernah berkata: “Kalau aku luahkanlah apa yang terasa dalam hati ini, orang akan menuduh aku kafir dan lantas membunuh aku.”</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>B. ISTIQAMAH</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sikap istiqamah (tetap) beramal adalah benteng iman yang keempat. Seseorang yang memiliki sikap ini sebenarnya telah mendirikan benteng untuk mengawal imannya daripada gangguan musuh. Sebaliknya, tanpa sikap ini seseorang telah membuka satu pintu kepada musuh-musuhnya untuk masuk ke hati dan merosakkan imannya. Bagaimana ini boleh terjadi?</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Telah dikatakan berulang kali bahawa tujuan ibadah serta membersihkan hati itu adalah untuk membuahkan iman dan akhlak. Kalau tidak begitu, ibadah itu tidaklah bererti apa-apa. Amalan yang membuahkan iman dan akhlak itu adalah benteng yang menjaga iman. Maka melaksanakannya secara tetap dan berterusan akan menetapkan iman dan akhlak itu pada hati kita. Sebaliknya, kalau amalan yang berbuah itu dilakukan sekalisekala dan tidak berterusan, maka tentulah iman itu juga tidak terjamin keselamatannya. Di waktu amalan itu kita lakukan, iman akan tinggi tetapi ketika amalan itu ditinggalkan, iman akan menurun atau merosot.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Oleh itu supaya iman sentiasa ada dan stabil, sikap istiqamah beramal adalah penting. Ia akan bertindak sebagai benteng yang dapat memelihara dan menyelamatkan iman daripada serangan musuh terutama nafsu dan syaitan. Sabda Rasulullah SAW: “Amalan yang paling disukai Allah ialah amalan yang berterusan (berkekalan) walaupun sedikit.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Yang penting dalam beramal ialah mengekalkan amalan itu. Kalau tidak mampu berbuat banyak amalan, cukuplah sedikit, asal dikekalkan (istiqamah), daripada banyak amalan tetapi tidak kekal. Contohnya, membaca Al Quran, cukuplah lima baris sahaja tetapi dibuat tiap-tiap hari daripada lima juz sekali baca tetapi dibuat sebulan sekali. Sembahyang sunat pula, cukuplah dua rakaat tiap-tiap malam daripada seratus rakaat tetapi sebulan sekali. Begitu juga dengan sedekah. Biar hanya 10 sen setiap hari daripada RM10 tetapi setahun sekali.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Kebaikan dari sikap istiqamah ini ialah:</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
1. Amalan yang dibuat secara istiqamah akan berkesan. Umpama setitik air kalau terus-menerus memukul batu, lama-kelamaan akan melekukkan batu. Sebaliknya kalau banjir sekalipun yang datang tetapi hanya sekali datangnya, tentu tidak berbekas pada batu.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
2. Tujuan beramal dan membersihkan hati agar iman dan akhlak subur. Setiap kali kita beramal kita akan merasai nikmat buahnya itu. Jadi kalau sesuatu amalan itu kita kekalkan, maknanya kita akan sentiasa dapat menikmati nikmatnya. Nikmat inilah yang akan memelihara iman kita.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
3. Musuh kita terutama nafsu dan syaitan tidak pernah rehat daripada memusuhi kita. Dengan istiqamah, barulah seim-bang pertahanan kita terhadap musuh-musuh itu. Makna-nya kita juga tidak pernah berehat mempertahankan iman dan akhlak kita.</div>
<div class="simplePullQuote" style="-webkit-box-shadow: rgb(129, 129, 129) 7px 7px 8px; background-color: #f7f7f7; background-image: url(http://www.usahataqwa.com/wp-content/plugins/simple-pull-quote/images/quote.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-color: rgb(134, 134, 134); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; border-top-color: rgb(134, 134, 134); border-top-style: solid; border-top-width: 3px; float: right; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 10px 0px 10px 10px; padding: 6px; text-align: justify; text-indent: 10px; width: 200px;">
<div style="margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Imam Al Ghazali pernah mengingatkan, “Banyakkanlah olehmu akan amalan yang terasa berbekas di hati.”</div>
</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Lain orang lain hatinya, maka lain pulalah minat dan kegemaran beramal. Ada orang seronok dengan zikir ‘alhamdulillah’. Maknanya bila sebut ‘alhamdulillah’ terasa di hati lazatnya zikir itu. Maka untuk orang ini banyakkanlah zikir itu. Orang lain pula rasa lazat dengan puasa. Maka banyakkanlah puasa sunat. Begitu juga ada orang yang terasa lazat dengan berfikir. Bila berfikir terasa bertambah iman. Maka banyakkanlah berfikir.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Kebaikan dari sikap ini ialah apabila sesuatu amalan itu dilakukan dengan suka dan rela, ia akan lebih berkesan dan tidak menjemukan. Orang yang beramal kerana terpaksa dan ikut-ikutan atau secara jahil dan tidak faham falsafah ibadah itu, tidak akan memperolehi apa-apa kesan baik. Sebaliknya akan mudah terasa jemu. Orang yang jemu beramal akan putus hati dengan Allah. Bila putus hubungan hati dengan Allah, bermakna orang itu sedang berada dalam kemurkaan Allah. Allah berfirman dalam Hadis Qudsi: <strong> “Hai hamba-Ku, mengapa kamu jemu beramal sedangkan Aku tidak pernah jemu memberi pahala padamu?”</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Allah SWT sentiasa bersedia untuk melimpahkan rahmat dan pahala pada kita tetapi mengapa kita tidak mempedulikan-Nya? Untuk mengelak dari sikap itu, kita mesti berhati-hati dalam beramal. Jangan beramal kerana ikut-ikut orang dan kerana terpaksa. Tilik dahulu hati dan minat kita, kemudian pilihlah amalan yang betul-betul sesuai. Barulah dilakukan amalan itu. Kalau tidak, lama-kelamaan penyakit jemu beramal akan menyerang kita.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Bila jemu, banyaklah perkara yang boleh berlaku. Ada yang langsung meninggalkan amalan itu. Ada pula yang langsung benci dengan Islam. Ada yang kadang-kadang buat, kadang-kadang tinggalkan. Sebab itu, banyak berlaku orang lari meninggalkan jemaah Islam, pergi meneruskan hidup yang sesuai dengan kehendak nafsu dan syaitan.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Dalam beramal elok dipraktikkan teori:<strong> “Biar sedikit tetapi banyak jenis daripada banyak tetapi satu jenis.”</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Mencari keuntungan Akhirat samalah seperti mencari keuntungan di dunia. Di dunia macam-macam yang kita buat seperti berniaga, tanam padi, tanam sayur, tangkap ikan, ternak kambing dan lembu. Kalau satu daripada usaha-usaha itu mengalami kerugian, kita masih boleh bergantung pada usaha-usaha yang lain. Tetapi kalau kerja kita satu jenis sahaja, katakanlah berniaga sahaja, tiba-tiba kita rugi, akan menderitalah kita waktu itu.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Begitulah juga halnya dalam mencari keuntungan hidup di Akhirat. Elok kita beramal banyak jenis selain yang difardhukan seperti sembahyang, puasa, sedekah, zikir, baca Quran, tolongmenolong, berkhidmat, berdakwah dan lain-lain yang dianjurkan oleh syariat. Katalah ada di antara amalan itu tidak diterima oleh Allah, waktu itu masih ada lagi amalan yang lain boleh kita harapkan. Tetapi kalau satu jenis sahaja amalan, tiba-tiba yang satu itu tidak diterima, apalagi yang boleh diharapkan? Oleh itu cuba jangan tumpukan amalan kita pada satu jenis sahaja. Usahakan supaya banyak jenis. Biarlah sedikit asalkan istiqamah.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>C. BERTAFAKUR</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Seterusnya kita lalui jalan berfikir (tafakur). Banyak ayat Al Quran yang menganjurkan kita berfikir. Firman Allah SWT: “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?” ( Rom:8 )</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Firman Allah: “Apakah kamu tidak memikirkannya?” (Al An’am: 50)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Firman Allah: “Pada diri kamu mengapa kamu tidak memerhatikannya.” (Az Zariyat: 21)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Berfikir yang dimaksudkan di sini ialah merenung dengan hati dan akal tentang ciptaan Tuhan hingga datang rasa insaf dan terasa kelemahan diri. Misalnya memikirkan rahsia ciptaan alam sehingga terasa kebesaran Allah dan timbul rasa gerun pada kekuasaan-Nya. Seterusnya memikirkan rahsia perjalanan hati yang bergelombang antara berbagai alunan rasa mazmumah dan mahmudah. Yakni tanpa dikontrol oleh kita, dapat kita rasakan satu pentadbiran Yang Maha Agung sedang mengawasi diri kita. Kesannya kita akan rasa sungguh takut untuk menderhakai Allah. Merenung dan berfikir tentang mati, yang tidak pernah ada seorang pun dapat mengelak darinya sehingga timbul rasa ingin beramal secara serius, sekaligus mahu membuat persiapan ke arah itu. Berfikir terus tentang itu semua, insya-Allah hati kita akan dimasuki sifat-sifat mahmudah.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Jadi untuk memiliki sifat-sifat mahmudah mestilah seseorang itu membuat latihan-latihan berfikir seperti berfikir tentang kesalahan diri, tentang dosa dan tentang mazmumah dalam diri. Bawa tafakur dan merenung barulah terasa betapa buruknya mazmumah. Ketika itu barulah mahu menyerah dan menghina diri kepada Allah. Kesannya akan mendorong kita untuk tunduk dan patuh kepadaAllah dan perintah-Nya. Mendorong kita menjadi tawadhuk, rendah diri, berlemah-lembut sesama manusia dan memiliki lain-lain sifat mahmudah. Jadi berfikir juga salah satu cara boleh membaiki diri seseorang.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>D. BERGAUL</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Tarbiah dan didikan juga boleh didapati melalui pergaulan. Imam Al Ghazali r.hm. ada berkata, di antara cara-cara yang praktikal untuk membaiki diri, hendaklah kita bergaul dengan orang ramai. Melalui pergaulan dapat dikesan sifat-sifat buruk kita. Manusia umum biasanya lebih memperkatakan tentang keburukan kita daripada kebaikan kita yang kadang-kadang kita sendiri tidak sedar dan tidak tahu itu satu kejahatan. Jadi bila kita dikata orang, barulah kita tahu akan kejahatan diri. Maka di waktu itu mudahlah untuk membaikinya.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong>E. PIMPINAN MURSYID</strong></div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Cara membaiki diri seterusnya ialah melalui pimpinan. Pemimpin atau guru mursyid itu mampu memimpin kerana kelebihannya yakni dia lebih tahu tentang kecacatan dan kelemahan muridnya lebih daripada muridnya mengenali dirinya sendiri. Mengetahui tentang sir dan batin muridnya. Tahu pula membaca hal-hal halus yang ada pada hati seseorang. Pemimpin yang soleh atau guru mursyid itu juga nampak dan boleh menunjuk kelemahan diri kita. Boleh mendidik dan menunjuk ajar. Biasanya cara ini lebih berkesan dan lebih cepat untuk kita membuat perubahan diri. Asalkan kita dapat memberi kepatuhan kepadanya tanpa berbelah lagi. Biasanya dia sentiasa buat teguran kepada pengikut-pengikutnya atau murid-muridnya sama ada secara langsung dengan lisan mahupun dengan perbuatan secara tidak langsung.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Jadi pimpinan pemimpin yang mursyid itu lebih berkesan daripada latihan-latihan lain dalam membaiki diri yakni membaiki roh kita itu. Walau bagaimanapun pelbagai macam latihan lagi boleh dibuat. Terpulanglah kepada kesedaran dan kemampuan kita. Begitulah ilmu tentang roh atau ilmu rohani. Ia adalah ilmu untuk dapat mengesan sifat-sifat roh sama ada yang mahmudah untuk disuburkan mahupun yang mazmumah untuk ditumpaskan supaya roh kita ini bersih dan murni. Membersihkan roh atau hati itu mestilah melalui dua peringkat. Peringkat awal dengan mengetahui ilmu dan peringkat kedua melalui latihan.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Setelah menempuh kedua-dua jalan ini, dengan hidayah dan taufik daripada Allah, hati atau roh itu akan bersih. Sedangkan hati ini merupakan raja dalam kerajaan diri. Dialah yang mengarah, dialah yang menahan, dialah yang menyuruh dan sebagainya.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Bila mana roh dan hati ini menjadi raja dalam diri, kalau raja sudah bersih, ertinya raja itu sudah baik, maka segala anggota lahir atau jawarih seperti tangan, kaki, mulut, mata, telinga dan lain-lainnya, akan mematuhinya. Walaupun terasa berat, bila hati sebagai raja dalam negara diri sudah memerintah, maka seluruh rakyat dalam dirinya akan mematuhinya.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Ditegaskan sekali lagi, anggota-anggota lahir itu adalah ibarat rakyat dalam negara diri dan hati adalah rajanya. Bila raja baik, seluruh rakyat akan baik. Maknanya seluruh anggota lahir kita ini akan baik. Tetapi bila raja itu jahat, maka dikerahkan pula anggota lahir kita ini untuk buat kerja-kerja jahat. Bila raja dalam diri baik, baiklah seluruh jawarih, maka jawarihkita ini akan tunduk kepada perintah Allah. Itulah anggota manusia yang bersyariat. Jadi anggota lahir ini boleh bersyariat kerana hati itu bersyariat. Anggota lahir kita ini baik, kerana hati itu baik. Anggota lahir kita ini boleh rukuk dan sujud, kerana hati itu sudah rukuk dan sujud. Anggota lahir ini walau bagaimana susah pun, dia sanggup juga tunduk kepada Allah kerana hati sudah tunduk. Inilah yang dimaksudkan oleh sabda Rasulullah SAW: “Dalam diri anak Adam itu ada seketul daging, kalau baik daging itu maka baiklah manusia, kalau ia rosak maka rosaklah manusia. Ketahuilah itulah hati atau roh.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Nukman bin Basyir)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Begitu besarnya peranan hati atau roh ini. Ia adalah raja dalam kerajaan diri. Sebab itu Allah memerintahkan hati atau roh mesti dibersihkan. Bersihkan mazmumahnya digantikan dengan mahmudah melalui takhalli, tahalli dan tajalli, sepertimana yang telah dibahaskan. Jadi baru kita tahu anggota lahir kita ini akan bersyariat bila hati itu bersyariat. Anggota lahir itu baik bilamana hati itu baik. Bila anggota lahir itu tidak patuh kepada Allah atau tidak bersyariat, itu menunjukkan hati tidak baik. Jahatnya berpunca dari hati yang tidak baik. Ertinya raja dalam kerajaan diri ini sudah khianat dan sudah zalim hingga dia menzalimi semua rakyatnya yang ada dalam dirinya, iaitu anggota lahir atau jawarih kita itu.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Jadi kalau hati yang menjadi raja dalam kerajaan diri sudah baik, maka dia akan kerahkan anggota lahirnya sebagai rakyat dalam diri membuat baik. Maka Allah berkata dalam Al Quran:<strong> “Sesungguhnya mendapat kemenanganlah orang yang membersihkan hatinya (roh atau nafsu). Dan kecewalah orang-orang yang mengotorinya.”</strong>(As Syams: 9-10)</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Jadi Allah sebut orang yang hatinya baik, dia akan berjaya atau menang dalam hidup. Berjaya di dunia dan berjaya di Akhirat. Mendapat kemenangan di dunia dan mendapat kemenangan di Akhirat. Sebaliknya, kalaulah hati seseorang itu sudah rosak, hatinya kotor hingga mazmumahnya subur, mahmudahnya kurus, maka hati yang kotor itulah yang akan mengecewakan manusia di dunia lagi. Hidupnya lintang-pukang, haru-biru, tidak ada kasih sayang, tidak ada kemesraan, selalu bergaduh, bergeseran dan krisis hingga membawa peperangan. Maka dengan kerosakan itu tidak ada lagi keamanan di dunia ini. Ini semua adalah hasil atau kesan daripada roh atau jiwa atau hati yang tidak dibersihkan. Akibatnya gagallah hidupnya walaupun dia seorang kaya, seorang raja, seorang pembesar atau seorang alim. Orang yang gagal di dunia, akan gagal di Akhirat. Orang yang kecewa di dunia, akan kecewa di Akhirat. Di Akhirat terjun ke Neraka.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Sebab itu dalam ajaran Islam, membersihkan roh itu amat penting sekali bahkan diwajibkan yakni dengan cara mempelajari ilmu rohaniah atau ilmu mengetahui tentang sifat-sifat roh atau hati. Roh itulah hakikat diri manusia. Ia adalah penentu baik atau jahatnya seseorang itu. Oleh itu bila roh manusia baik, ertinya manusia itu kembali kepada hakikatnya iaitu bersifat seperti manusia. Kalau rohnya diabaikan hingga penuh dengan sifat mazmumah, maka dia tidak kembali kepada hakikatnya. Walaupun rupanya manusia tetapi sifatnya mungkin haiwan atau mungkin syaitan.</div>
<div style="background-color: #f7f7f7; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
Begitulah pentingnya roh atau hati dalam Islam. Begitu penting mempelajari ilmu rohani supaya kita tahu tentang sifat-sifat roh itu. Yang mahmudahnya hendak kita suburkan manakala yang mazmumahnya hendak kita tumpaskan dan dicabutbuangkan. Perbincangan atau perbahasan ini hanya ada di dalam ilmu tasawuf.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-36499153744627828992013-10-27T20:50:00.004-07:002013-10-27T20:50:26.975-07:00Menggapai Qalbun Salim<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 13px; text-align: center;">
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 17px;"> وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لإِبْرَاهِيمَ* إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ* إِذْ قَالَ لأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَاذَا تَعْبُدُونَ</span>*</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 13px; text-align: center;">
<span style="font-weight: bold;"></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 13px; text-align: center;">
“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah itu?” (QS. As-Shaffat : 83 - 85)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 13px; text-align: justify;">
<br /><span style="font-weight: bold;">Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari firman Allah SWT di atas, diantara hikmah-hikmahnya adalah sebagai berikut : </span><br />1. Bahwa sebagai manusia kita diberi anugerah Allah SWT berupa sesuatu yang sangat berharga dan sama antara satu dengan yang lain, baik kaya, miskin, laki-laki, perempuan, tua, muda, berilmu ataupun awam. Sesuatu yang sangat berharga tersebut adalah hati. Oleh karenanhya, hati harus dijaga dan dipelihara, agar menjadi hati yang bersih atau sebagaimana diistilahkan dalam Al-Qur’an, yaitu qalbun salim. Qolbun salim berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu qolbun (hati) dan salim (bersih, suci dan lurus). Jika kedua kata ini digabungkan, maka akan membentuk arti ‘hati yang lurus, bersih, suci dan ikhlas dalam segala gerak, fikiran, perasaan, perbuatan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT’. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut istilah qolbun salim ini hanya dua kali. Dan keduanya menggambarkan tentang hatinya nabi Ibrahim as, seorang nabi yang perjuangannya sangat luar biasa. Kedua ayat tersebut adalah, pertama dalam QS. As-Shaffat : 83 – 85 di atas, dan kedua dalam QS. As-Syu’ara : 87 – 89.<br /><div style="font-weight: bold; text-align: center;">
<span style="font-size: 17px;">وَلاَ تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ * يَوْمَ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُونَ* إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ*</span></div>
<div style="text-align: center;">
“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”<br /></div>
<div>
2. Apabila kita renungkan secara mendalam, maka kita akan mendapatkan sebuah hakikat bahwa sebenarnya Allah SWT menginginkan agar seluruh hamba-hamba-Nya dapat memiliki hati yang bersih, yang dapat mengantarkan mereka pada kebahagiaan hakiki (baca ;surga). Allah juga menginginkan untuk menyempurnakan segala kenikmatan-Nya kepada seluruh hamba-hamba-Nya. Oleh karena itulah, Allah menurunkan Al-Qur’an (agama Islam), guna dijadikan pedoman hidup manusia, yang sama sekali bukan untuk menyusahkan atau menyulitkan manusia, namun agar manusia bisa bahagia dalam menjalani kehidupannya. Hal ini sebagaimana Allah SWT firmankan dalam QS. Al-Maidah : 6.</div>
<div style="font-weight: bold; text-align: center;">
<span style="font-size: 17px;">مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ*</span></div>
<div style="text-align: center;">
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan (mensucikan) kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”<br /></div>
3. Untuk menggapai hati yang bersih, kita terlebih dahulu harus mengetahui seluk beluk hati kita sendiri, memahami sifat-sifatnya dan juga mengetahui godaan-godaan yang dapat menghanyutkannya dan menjauhkannya dari hati yang bersih. Karena hati merupakan sentral jiwa manusia, yang apabila hati seseorang baik, maka insya Allah akan baik pula seluruh tubuhnya, dan jika hatinya buruk, maka akan buruk pula seluruh tubuhnya. Dalam sebuah riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda:<br /><div style="font-weight: bold; text-align: center;">
...أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ - متفق عليه</div>
<div style="text-align: center;">
“…ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal darah tersebut adalah hati”. (HR. Bukhari Muslim)<br /></div>
Hadits di atas menggambarkan bahwa hati laksana nahkoda dalam sebuah bahtera. Dimana arah tujuan dari bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang nahkoda. Jika nahkodanya memiliki niatan dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa bahtera tersebut ke arah yang baik. Sebaliknya jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka secara otomatis kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang buruk. Oleh karena itulah sangat penting bagi kita memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT.<br /><br />4. Mengenai masalah hati, Imam al-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap tuannya.” Oleh kerena itulah terdapat sebuah ungkapan (baca ; bukan hadits), bahwa siapa yang mengenal hatinya maka ia akan mengenal Rabbnya. Namun disayangkan, karena betapa banyaknya manusia yang tidak mengenali hatinya sendiri. Lalu Allah menjadikannya seolah dirinya terpisah dari hatinya. Pemisahan ini dapat berbentuk penghalang untuk mengenal dan bermuroqobatullah (selalu dalam pengawasan Allah), cenderung pada kehidupan dunia, dan bahkan melupakan akhirat. Atas dasar hal inilah, banyak ulama yang menjadikan ma’rifatul qolb (mengenali hati) sebagai dasar dan pedoman bagi orang-orang saleh yang ingin lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.<br /><br />5. Bahwa untuk mendekatkan hati kepada Sang Pencipta menuju qalbun salim, banyak sekali rintangan dan penghalangnya. Karena syaitan tidak pernah ”ridha”, bila manusia menjadi hamba Allah yang suci dan bersih. Oleh karenanya godaan syaitan sangat luar biasa terhadap diri manusia. Imam Al-Ghazali menggambarkannya dengan sebuah benteng yang dikepung oleh musuh yang berambisi memasuki dan menguasainya. Benteng tersebut tentu harus dijaga pintu-pintunya, guna menghindari desakan musuh yang bergerak menyerbunya. Namun jika tidak mengetahui pintu-pintunya, tentu tidak dapat menjaganya. Demikian juga halnya dengan hati. Seseorang tidak mungkin dapat menjaganya bahkan juga mengusir syaitan yang menyerangnya melainkan dengan mengetahui pintu-pintu yang terdapat dalam hatinya tersebut. Pintu-pintu yang dapat dengan mudah dimasuki syaitan menurut para ulama adalah: sifat iri hati, dengki, ambisi duniawi, emosi dan amarah, hawa nafsu (kemaksiatan), bermewah-mewahan, cinta lawan jenis (syahwat), rasa sombong merasa paling baik, ketergesaan (isti’jal), dsb. Sifat-sifat ini perlu dijauhi dan dihindari, agar hati bisa menjadi hati yang bersih.<br /><br />6. Dalam perumpamaan lain, syaitan diumpamakan seperti seekor anjing lapar yang mendekati seorang insan. Jika ia tidak memegang suatu makanan seperti daging atau roti, maka akan dengan mudah ia mengusir anjing ini. Namun jika dalam genggaman tangannya terdapat daging, roti dan makanan lainnya, maka akan lebih sulit mengusir anjing tersebut, bahkan perlu adanya kekuatan ekstra guna mengusirnya. Demikian pula dengan hati yang dikuasai hawa nafsu serta jauh dari dzikrullah, tentu ia menjadi mangsa para syaitan yang kelaparan. Dan untuk mengusirnya juga diperlukan tenaga ekstra, berbeda dengan hati yang terhindarkan dari nafsu, akan lebih mudah untuk menghalau dan mengusir syaitan. Inilah sensitifas hati seorang insan, yang ternyata sangat rentan akan godaan. Oleh karenanya hendaknya kita senantiasa berdoa, agar memiliki hati yang taat kepada syariat Allah SWT;<br /><div style="font-weight: bold; text-align: center;">
<span style="font-size: 17px;">يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ، وَيَا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ</span></div>
<div style="text-align: center;">
“Wahai Pembolak balik hati, tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu. Wahai Pemutar balik hati, tetapkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.”<br /></div>
7. Bahwa Rasulullah SAW yang merupakan seseorang yang telah di jamin dapat menapakkan kakinya dalam surga, masih berusaha dengan khusyu’nya memanjatkan irama doa yang indah, agar diberi hati yang teguh pada agama-Nya dan taat terhadap-Nya. Maka sebagai umat dan pengikutnya, memanjatkan doa guna kelurusan hati merupakan hal yang seyogyanya mendapatkan prioritas. Oleh karenanya, marilah kita meninggalkan berbagai keegoisan hati dalam diri kita; keegoisan karena faktor kedaerahan, golongan, jabatan, kekayaan dan sebagainya, kemudian memasrahkan jiwa dan raga yang ternyata sangat kecil dan tiada memiliki daya apapun juga di hadapan Yang Maha Perkasa.<br /><br /><div>
8. Bahwa hati manusia apabila dipetakan, akan terbagi menjadi tiga, sebagaimana diungkapkan oleh para ulama yaitu :</div>
<ul>
<li>Pertama, hati yang dihiasi dengan keimanan, nilai ketaqwaan, dzikir, pembersihan jiwa dan muraqabatullah (sikap hati yang selalu merasa berada dalam pengawasan Allah). Hati seperti ini, insya Allah dapat menghalau segala sifat tidak terpuji. Hati seperti inilah yang kemudian disebut dengan hati yang bersih (Qolbun Salim), dan mudah-mudahan kita semua dapat menggapainya.</li>
<li>Kedua, hati yang berlumuran dengan hawa nafsu, terselimuti sifat-sifat tercela, terhiasi dengan hubbuddunya (baca ; cinta dunia). Hati seperti inilah yang kerap kali menjadi mangsa syaitan. Hati seperti ini adalah hati hitam dan kelam seperti malam yang tidak berbulan, tidak akan bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, na’udzubillah min dzalik.</li>
<li>Ketiga, hati yang memiliki potensi mengikuti hawa nafsu, namun juga masih terdapat jeritan keimanan untuk berbuat kebaikan. Ia berada diantara kebaikan dan keburukan, terkadang menjadi hati yang baik dan terkadang menjadi hati yang berlumuran hawa nafsu. Hati yang ketiga ini pada akhirnya ia harus menentukan pilihan; menjadi hati yang hitam kelam atau putih yang bersinar terang. Dan pilihan itu, ada dalam diri dan kemauannya sendiri.</li>
</ul>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-89057078990753301052013-10-16T03:09:00.003-07:002013-10-16T03:09:43.059-07:00 Memahami Makna Idul Adha<br />
<table class="contentpaneopen" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.59375px; margin: 0px; padding: 0px; width: 515px;"><tbody>
<tr><td valign="top"><div align="justify">
<div style="margin-bottom: 5px;">
Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Dari berbagai media, kita bisa melihat betapa budaya korupsi masih merajalela. Demi menumpuk kekayaan rela menanggalkan ”baju” ketakwaan. Ambisi untuk meraih jabatan telah memaksa untuk rela menjebol ”benteng-benteng” agama. Dewasa ini, tata kehidupan telah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita teladani sosok Nabi Ibrahim. Berusaha memaksimalkan rasa patuh dan taat terhadap ajaran agama.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Hal ini senada dengan apa yang digaungkan Imam Syatibi dalam magnum opusnya al Muwafaqot. Menurut Syatibi, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama menjaga hak hidup (hifdzu al nafs). Begitu pula dalam ranah fikih, agama mensyari’atkan qishosh, larangan pembunuhan dll. Hal ini mempertegas bahwa Islam benar-benar melindungi hak hidup manusia. (hlm.220 ) </div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Nabi Ismail rela mengorbankan dirinya tak lain hanyalah demi mentaati perintahNya. Berbeda dengan para teroris dan pelaku bom bunuh diri. Apakah pengorbanan yang mereka lakukan benar-benar memenuhi perintah Tuhan demi kejayaan Islam atau justru sebaliknya?.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Para teroris dan pelaku bom bunuh diri jelas tidak sesuai dengan nilai universal Islam. Islam menjaga hak untuk hidup, sementara mereka—dengan aksi bom bunuh diri— justru mencelakakan dirinya sendiri. Di samping itu, mereka juga membunuh rakyat sipil tak bersalah, banyak korban tak berdosa berjatuhan. Lebih parah lagi, mereka bukan membuat Islam berwibawa di mata dunia, melainkan menjadikan Islam sebagai agama yang menakutkan, agama pedang dan sarang kekerasan. Akibat aksi nekat mereka ini justru menjadikan Islam laksana ”raksasa” kanibal yang haus darah manusia.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Imam Ghazali dalam Ihya ’Ulumuddin pernah menjelaskan tentang tata cara melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Menurutnya, tindakan dalam bentuk aksi pengrusakan, penghancuran tempat kemaksiatan adalah wewenang negara atau badan yang mendapatkan legalitas negara. Tindakan yang dilakukan Islam garis keras dalam hal ini jelas tidak prosedural. (vol.2 hlm.311) </div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Sudah semestinya dalam melakukan amar makruf nahi munkar tidak sampai menimbulkan kemunkaran yang lebih besar. Bukankah tindakan para teroris dan pelaku bom bunuh diri ini justru merugikan terhadap Islam itu sendiri ?. Merusak citra Islam yang semestinya mengajarkan kedamaian dan rahmatan lil ’alamin. Ajaran Islam yang bersifat humanis, memahami pluralitas dan menghargai kemajemukan semakin tak bermakna.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Semoga dengan peristiwa eksekusi mati Amrozi cs, mati pula radikalisme Islam, terkubur pula Islam yang berwajah seram. Pengorbanan Nabi Ismail yang begitu tulus menjalankan perintahNya jelas berbeda dengan pengorbanan para teroris.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Di hari Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.</div>
<div style="margin-bottom: 5px;">
Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Selamat berhari raya !</div>
<div>
<br /></div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-19232394196455365622013-10-08T04:10:00.001-07:002013-10-08T04:10:00.335-07:00Rajinlah Shalat Tahajud, Ini Manfaatnya<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Setiap Muslim seharusnya memiliki keinginan kuat untuk melaksanakan shalat Tahajud setiap malam hingga menjadi terbiasa. Orang-orang saleh zaman dahulu tekun menjalankannya, baik pada musin panas maupun dingin. Mereka memandang seolah-olah shalat Tahajud itu adalah sesuatu yang wajib (HR Tirmidzi). </div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Jika terlewatkan sekali saja, mereka menganggap itu sebagai musibah yang besar. Pastinya, selain sebagai ‘mesin keimanan’, Tahajud memberikan banyak manfaat besar dalam kehidupan mereka yang istiqamah menjalankannya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Di antaranya, pertama, untuk menjaga kesehatan. Tidak diragukan lagi, shalat Tahajud menjadi terapi pengobatan terbaik dari berbagai macam penyakit. Karena itu, orang-orang yang membiasakan diri untuk Tahajud akan memiliki daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Rasulullah SAW bersabda, "Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh." (HR Tirmidzi).</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Kedua, menjaga ketampanan atau kecantikan. Setap manusia pasti mendambakan ketampanan atau kecantikan dalam dirinya. Melalui terapi shalat Tahajud, seseorang dapat meraih apa yang didambakannya tanpa mengeluarkan biaya sepersen pun. Yaitu, jaminan ketampanan atau kecantikan yang dihasilkan dari shalat Tahajud tidak terbatas pada tampilan lahir, juga dapat menghasilkan ketampanan atau kecantikan batin.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang harinya.” (HR Ibnu Majah).</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Ketiga, shalat Tahajud juga diyakini dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berbasis spiritualitas. Karena itu, salah satu program untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang andal secara intelektual, emosional, dan spiritual adalah membiasakan shalat Tahajud pada setiap malamnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Rasulullah SAW bersabda, "Setan membuat ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika tidur dengan tiga ikatan dan setiap kali memasang ikatan dia berkata: ‘Malam masih panjang, maka tidurlah.’ Jika orang tadi bangun lalu berzikir kepada Allah SWT, terlepas satu ikatan. Jika dia berwudhu, terlepas satu ikatan yang lainnya. Dan jika dia melaksanakan shalat, terlepas semua ikatannya. Pada akhirnya, dia akan menjadi segar (produktif) dengan jiwa yang bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan jiwa yang kotor yang diliputi rasa malas.” (HR Bukhari).</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Keempat, mempercepat tercapainya cita-cita dan rasa aman. Selain dengan usaha (ikhtiar) secara maksimal guna menggapai cita-cita dan rasa aman, seseorang hendaknya membiasakan diri untuk shalat Tahajud karena doa yang mengiringi Tahajud akan dikabulkan oleh Yang Maha Mengabulkan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 5px; margin-top: 5px; padding: 5px 0px;">
Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu dan melakukan shalat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, 'Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu.'” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan (cita-citakan) dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan.” (HR Ahmad).</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-27072857335229500502013-09-29T22:02:00.001-07:002013-09-29T22:02:43.125-07:00Keutamaan Menghidupkan Sunnah Rasul<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al-Muzani <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">radhiyallahu ‘anhu</em>, Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic'; font-size: 22px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun</em>“<a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn1" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[1]</a>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan besar bagi orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, terlebih lagi sunnah yang telah ditinggalkan kebanyakan orang. Oleh karena itu, Imam Ibnu Majah mencantumkan hadits ini dalam kitab “Sunan Ibnu Majah” pada Bab: “<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Keutamaan) orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia)</em>”<a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn2" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[2]</a>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia)”<a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn3" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[3]</a>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Faidah-faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Sunnah Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> adalah segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, baik ucapan, perbuatan maupun penetapan beliau <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em><a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn4" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[4]</a>, yang ditujukan sebagai syariat bagi umat Islam<a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn5" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[5]</a>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Arti “<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>” adalah memahami petunjuk Beliau<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, mengamalkan dan menyebarkannya di kalangan manusia, serta menganjurkan orang lain untuk mengikutinya dan melarang dari menyelisihinya<a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn6" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[6]</a>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> akan mendapatkan dua keutamaan (pahala) sekaligus, yaitu [1] keutamaan mengamalkan sunnah itu sendiri dan [2] keutamaan menghidupkannya di tengah-tengah manusia yang telah melupakannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Syaikh Muhammad bih Shaleh al-’Utsaimin -<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em>- berkata, “Sesungguhnya sunnah Rasulullah<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>jika semakin dilupakan, maka (keutamaan) mengamalkannya pun semakin kuat (besar), karena (orang yang mengamalkannya) akan mendapatkan keutamaan mengamalkan (sunnah itu sendiri) dan (keutamaan) menyebarkan (menghidupkan) sunnah di kalangan manusia”<a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn7" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[7]</a>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> memuji semua perbuatan Nabi <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan menamakannya sebagai “<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">teladan yang baik</em>“, dalam firman-Nya,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic'; font-size: 22px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah</em>” (QS al-Ahzaab:21).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ini menunjukkan bahwa orang yang meneladani sunnah Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berarti dia telah menempuh <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ash-shirathal mustaqim</em> (jalan yang lurus) yang akan membawanya mendapatkan kemuliaan dan rahmat Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em><a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn8" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[8]</a>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Ayat ini juga mengisyaratkan satu faidah yang penting untuk direnungkan, yaitu keterikatan antara meneladani sunnah Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dengan kesempurnaan iman kepada Allah dan hari akhir, yang ini berarti bahwa semangat dan kesungguhan seorang muslim untuk meneladani sunnah Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>merupakan pertanda kesempurnaan imannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menjelaskan makna ayat di atas, beliau berkata, “Teladan yang baik (pada diri Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>) ini, yang akan mendapatkan taufik (dari Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>) untuk mengikutinya hanyalah orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan) di hari akhir. Karena (kesempurnaan) iman, ketakutan pada Allah, serta pengharapan balasan kebaikan dan ketakutan akan siksaan Allah, inilah yang memotivasi seseorang untuk meneladani (sunnah) Rasulullah<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>“<a href="http://muslim.or.id/hadits/keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html#_ftn9" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">[9]</a>.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-21022612813293186072013-09-27T22:04:00.000-07:002013-09-29T22:05:10.095-07:00adab berbicara dalam islam<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
1. Semua perbicaraan harus kebaikan, dalam hadis Nabi Muhammad SAW disebutkan: “Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
2. Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadis Aisyah ra:<br />“Bahawasanya perkataan Rasulullah SAW itu selalu jelas sehingga bisa difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
3. Seimbang dan menjauhi berlarut-larutan, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak bercakap dan berlagak dalam berbicara.” Maka dikatakan: Wahai Rasulullah kami telah mengetahui erti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: “Orang-orang yang sombong.” (HR Tirmidzi dan dihasankannya)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
4. Menghindari banyak berbicara, kerana khuatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Wa’il:<br />“Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami pada setiap hari Khamis, maka berkata seorang lelaki: Wahai Abu Abdurrahman (gelaran Ibnu Mas’ud) seandainya anda mahu mengajari kami setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas’ud : Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku khuatir membosankan kalian, kerana akupun pernah meminta yang demikian pada Rasulullah SAW dan beliau menjawab khuatir membosankan kami” (HR Muttafaq ‘alaih)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
5. Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan, dari Anas ra bahwa adalah Nabi Muhammad SAW jika berbicara maka baginda mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila baginda mendatangi rumah seseorang maka baginda pun mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
6. Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diredhai ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh ALLAH SWT keredhaan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan ia berkata hadis hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
7. Menjauhi perdebatan sengit, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW:<br />“Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi) dan dalam hadis lain disebutkan sabda Nabi Muhammad SAW: “Aku jamin rumah di dasar syurga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah syurga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak syurga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
8. Menjauhi kata-kata keji, mencela, melaknat, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW: “Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
9. Menghindari banyak bercanda(bergurau), berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
10. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelaran yang buruk, berdasarkan ayat al-quran, Al-Hujjurat:11, juga dalam hadis Nabi Muhammad SAW: “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
11. Menghindari dusta, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW:<br />“Tanda-tanda munafik itu ada tiga, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.” (HR Bukhari)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
12. Menghindari ghibah(mengutuk) dan mengadu domba, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW:<br />“Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH yang bersaudara.” (HR Muttafaq ‘alaih)</div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); border: 0px; color: #555555; font-family: 'Port Lligat Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 25px; margin-bottom: 0.8em; margin-top: 0.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
13. Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW dari Abdurrahman bin Abi Bakrah dari bapanya berkata: Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka berkata Nabi SAW: “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!” (dua kali), lalu kata baginda SAW: “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga ALLAH mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun di sisi ALLAH, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim) dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi Muhammad SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim)</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-6421488155873731282013-09-21T01:06:00.002-07:002013-09-21T01:06:30.971-07:00kewajiban menjaga kesehatan dalam islam<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Islam merupakan satu-satunya agama yang memberikan perhatian utama terhadap kesehatan manusia. Setiap Muslim wajib secara agama menjaga kesehatannya dan menyeimbangkannya dengan kebutuhan rohaninya.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, badanmu memiliki hak atas dirimu." (HR. Muslim). Di antara hak badan adalah memberikan makanan pada saat lapar, memenuhi minuman pada saat haus, memberikan istirahat pada saat lelah, membersihkan pada saat kotor dan mengobati pada saat sakit.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sedemikian besar perhatian Islam terhadap kesehatan badan pemeluknya, sampai-sampai di dalam beberapa ayat Alquran, As-sunnah dan kitab-kitab fikih terdapat bahasan khusus mengenai kesehatan, penyakit dan petunjuk Rasul SAW dalam hal pengobatan.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Bahkan, penjagaan dan pemeliharaan kesehatan menjadi bagian pemeliharaan kedua dari prinsip-prinsip pemeliharaan pokok dalam syariat Islam yang terdiri dari; pemeliharaan agama, kesehatan, keturunan, harta dan jiwa. </span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebaliknya, Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan fisik/badan atas nama pendekatan keagamaan sekalipun sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 195) dan "Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Mahapenyayang kepadamu." (QS. An-Nisaa': 29).</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Demi penjagaan terhadap kesehatan, syariat Islam juga memberikan berbagai keringanan di dalam beribadah dengan tujuan meringankan, memudahkan dan tidak membuat payah badan. </span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dalam pemberian keringanan berbuka bagi orang yang sakit dan bepergian, Allah SWT berfirman, "Allah menghendaki kelonggaran dan tidak menghendaki kesempitan bagimu." (QS. Al-Baqarah: 185). Dalam kaitannya dengan keringanan bertayamum, Allah SWT berfirman, "Allah tidak menghendaki kesulitan bagimu, tetapi hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur." (QS. Al Maidah: 6). </span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Rasulullah SAW mengutus Amr bin Ash RA sebagai Amir di Suriah. Pada saat kembali ke Madinah, Amr bin Ash mengadukan masalah menyucikan diri dari hadas besar melalui tayamum dengan pertanyaannya, "Wahai Rasul, malam itu cuaca sangat dingin dan aku ingat firman Allah SWT: "Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Mahapenyayang kepadamu." (QS. An-Nisaa': 29). Rasulullah SAW lantas menjawab pengaduan Amr bin Ash tersebut dengan senyuman yang menegaskan persetujuannya atas tindakan yang diambil.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Realitas tersebut menunjukkan bahwa seorang Muslim wajib memelihara kesehatan badannya, sebagaimana kewajiban negara menjaga kesehatan masyarakatnya dan menanggulangi wabah penyakit yang menyerang rakyatnya. Sehingga di kalangan kaum Muslimin telah masyhur penyataan yang menyebutkan "kesehatan badan/ fisik didahulukan dari kesehatan beragama karena Tuhan Mahapengampun dan Penyayang".</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Bahkan, dalam kaitannya dengan penghindaran diri dari penyakit yang mewabah pada suatu kawasan, seorang Muslim diperkenankan untuk menghindarkan diri dari kawasan tersebut menuju kawasan lain yang lebih aman dengan istilah "pindah dari qadar (ketentuan) Allah menuju pada qadar yang lain."</span><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Lebih jauh, seorang Muslim harus senantiasa berupaya untuk menyembuhkan penyakit yang sedang dideritanya dengan asumsi semua penyakit ada obatnya. Lebih dari itu, sebagaimana penyakit merupakan qadar dari Allah, maka upaya mencari kesembuhan dan obat pun juga merupakan bagian dari qadar Allah SWT. Dengan demikian seorang Muslim senantiasa berupaya menghadapi qadar Allah dengan qadar Allah yang lain. Wallahu A'lam.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-30071223140040415402013-09-16T05:30:00.001-07:002013-09-16T05:30:02.500-07:00Cara Menghilangkan Sifat Riya<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Riya berasal dari kata ru’yah (penglihatan) sebagaimana sum’ah berasal dari kata sam’u (pendengaran) dari sekedar makna bahasa ini bisa difahami bahwa riya adalah ingin diperhatikan atau dilihat orang lain. Dan para ulama mendefiniskan riya adalah menginginkan kedudukan dan posisi di hati manusia dengan memperlihatkan berbagai kebaikan kepada mereka.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari definisi tersebut jelas bahwa dasar perbuatan riya’ adalah untuk mencari keredhoan, penghargaan, pujian, kedukan atau posisi di hati manusia semata dalam suatu amal kebaikan atau ibadah yang dilakukannya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sering keberadaan riya ini luput dari pengamatan dan perasaan seseorang dikarenakan begitu halusnya sehingga ada yang mengibaratkan bahwa ia lebih halus daripada seekor semut hitam diatas batu hitam di tengah malam yang gelap gulita. Padahal keberadaan riya dalam suatu amal amatlah berbahaya dikarenakan ia dapat menghapuskan pahala dari amal tersebut.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Karena itu, ia disebut juga dengan syirik yang tersembunyi, sebagaimana hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy berkata,”Rasulullah saw pernah menemui kami dan kami sedang berbincang tentang al masih dajjal. Maka beliau saw bersabda,”Maukah kalian aku beritahu tentang apa yang aku takutkan terhadap kalian daripada al masih dajjal?’ kami menjawab,’Tentu wahai Rasiulullah.’ Beliau saw berkata,’Syrik yang tersembunyi, yaitu orang yang melakukan sholat kemudian membaguskan sholatnya tatkala dilihat oleh orang lain,” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)</div>
<div class="ArabCenter" style="border: 0px; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'traditional arabic'; font-size: 26px; line-height: 46px; margin-bottom: 0.5em; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ<br />الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya,” (QS. Al ma’un : 4 – 6)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Al Qurthubi mengatakan bahwa makna dari “orang-orang yang berbuat riya,” adalah orang yang (dengan sholatnya) memperlihatkan kepada manusia bahwa dia melakukan sholat dengan penuh ketaatan, dia sholat dengan penuh ketakwaan seperti seorang yang fasiq melihat bahwa sholatnya sebagai suatu ibadah atau dia sholat agar dikatakan bahwa ia seorang yang (melakukan) sholat. Hakekat riya’adalah menginginkan apa yang ada di dunia dengan (memperlihatkan) ibadahnya. Pada asalnya riya adalah menginginkan kedudukan di hati manusia. (al jami’ Li Ahkamil Qur’an juz XX hal 439)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari Abu Hurairoh bahwa telah berkata seorang penduduk Syam yang bernama Natil kepadanya,”Wahai Syeikh ceritakan kepada kami suatu hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw.’ Abu Hurairoh menjawab,’Baiklah. Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya orang yang pertama kali didatangkan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid dan dia diberitahukan berbagai kenikmatannya sehingga ia pun mengetahuinya. Kemudian orang itu ditanya,’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah berperang dijalan-Mu sehingga aku mati syahid.’ Dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong, sesungguhnya engkau berperang agar engkau dikatakan seorang pemberani dan (gelar) itu pun sudah engkau dapatkan.’</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kemudian Allah memerintahkan agar wajah orang itu diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang pembaca Al Qur’an dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab,’Aku telah mempelajari ilmu dan mengajarinya dan aku membaca Al Qur’an karena Engkau.’</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan seorang yang alim dan engkau membaca Al Qur’an agar engkau dikatakan seorang pembaca Al Qur’an dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian Allah memrintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang yang Allah berikan kepadanya kelapangan (harta) dan dia menginfakkan seluruh hartanya itu dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya,”Apa yang engkau lakukan di dunia?’</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Orang itu menjawab,’Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau sukai untuk berinfak didalamnya kecuali aku telah menginfakkan didalamnya karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya,’Engkau berbohong sesungguhnya engkau melakukan hal itu agar engkau disebut sebagai seorang dermawan dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian orang itu diperintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Riya ini bisa muncul didalam diri seseorang pada saat setelah atau sebelum suatu ibadah selesai dilakukan. Imam Ghozali mengatakan bahwa apabila didalam diri seseorang yang selesai melakukan suatu ibadah muncul kebahagiaan tanpa berkeinginan memperlihatkannya kepada orang lain maka hal ini tidaklah merusak amalnya karena ibadah yang dilakukan tersebut telah selesai dan keikhlasan terhadap ibadah itu pun sudah selesai dan tidaklah ia menjadi rusak dengan sesuatu yang terjadi setelahnya apalagi apabila ia tidak bersusah payah untuk memperlihatkannya atau membicarakannya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun apabila orang itu membicarakannya setelah amal itu dilakukan dan memperlihatkannya maka hal ini ‘berbahaya’ (Ihya Ulumudin juz III hal 324)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ibnu Qudamah mengatakan,”Apabila sifat riya’ itu muncul sebelum selesai suatu ibadah dikerjakan, seperti sholat yang dilakukan dengan ikhlas dan apabila hanya sebatas kegembiraan maka hal itu tidaklah berpengaruh terhadap amal tersebut namun apabila sifat riya sebagai faktor pendorong amal itu seperti seorang yang memanjangkan sholat agar kualitasnya dilihat oleh orang lain maka hal ini dapat menghapuskan pahala.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Adapun apabila riya menyertai suatu ibadah, seperti seorang yang memulai sholatnya dengan tujuan riya’ dan hal itu terjadi hingga selesai sholatnya maka sholatnya tidaklah dianggap. Dan apabila ia menyesali perbuatannya yang terjadi didalam sholatnya itu maka seyogyanya dia memulainya lagi. (A Mukhtashar Minhajil Qishidin hal 209)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sungguh suatu karunia yang besar ketika Allah memberikan kemudahan kepada anda untuk senantiasa melakukan sholat berjama’ah di musholla di saat orang-orang tengah asyik dengan tidurnya. Namun demikian anda perlu berhati-hati karena pada kondisi-kondisi seperti inilah terkadang setan mudah menghembuskan bisikan-bisikannya agar anda berbuat riya’.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sedangkan keinginan anda untuk mengajak masyarakat di sekitar anda agar mengerjakan sholat shubuh berjama’ah di musholla melalui lisan seorang ustadz adalah perbuatan yang terpuji dikarenakan sholat shubuh di masjid atau musholla merupakan perintah yang sangat dianjurkan Allah swt kepada setiap muslim.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Adapun membicarakan atau menceritakan berbagai aktifitas da’wah yang telah anda lakukan kepada orang lain maka dalam hal ini anda harus berhati-hati karena tidak jarang pada kasus seperti ini menjadikan seseorang manambah-nambah cerita dari yang sebenarnya, berelebih-lebihan atau menikmati setiap pujian yang diberikan orang lain kepadanya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebelum menceritakan apa-apa yang telah anda lakukan didalam da’wah kepada orang lain maka hendaklah anda mampu meraba kekuatan diri anda. Apabila hati anda tetap bersih, melihat semua manusia adalah kecil dimata anda, memandang sama segala pujian dan kecaman orang terhadap anda dan anda hanya berharap dengan menceritakan hal itu kelak orang lain akan mengikutinya atau akan mencintai kebaikan yang ada didalamnya maka hal ini dibolehkan bahkan dianjurkan selama jiwa anda bersih dari berbagai penyakitnya karena menjadikan orang mencintai kebaikan adalah suatu kebaikan.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seperti yang diceritakan dari Utsman bin ‘Affan bahwa dia mengatakan,”Aku tidak pernah menyanyi, tidak berangan-angan dan tidak juga menyentuh kemaluanku dengan tangan kananku sejak aku membaiat Rasulullah saw.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Atau seperti yang dikatakan Abu Bakar bin Abbas kepada putranya,”Wasapadalah engkau dari maksiat kepada Allah swt didalam ruangan ini. Sesungguhnya aku telah mengkhatamkan Al Qur’an di ruangan ini sebanyak 12.000 kali.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akan tetapi apabila anda melihat bahwa diri anda lemah, tidak tahan dengan pujian orang lain, mudah muncul penyakit hati atau akan memunculkan riya didalamnya apabila menceritakan aktivitas da’wah anda itu maka lebih baik anda menahan diri dari menceritakannya meskipun anda menginginkan agar orang lain mengikutinya atau menyukai kebaikan yang ada didalamnya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dan kalaupun anda ingin agar orang lain bisa mengikutinya dan mencintai kebaikan yang ada didalamnya dengan cara menceritakannya maka ceritakanlah aktivitas tersebut kepada mereka tanpa menisbahkannya kepada diri anda demi menghindari adanya riya’ didalamnya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Adapun beberapa kiat untuk menghilangkan penyakit riya’, menurut Imam Ghozali adalah :</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
1. Menghilangkan sebab-sebab riya’, seperti kenikmatan terhadap pujian orang lain, menghindari pahitnya ejekan dan anusias dengan apa-apa yang ada pada manusia, sebagaimana hadits Rasulullah saw dari Abu Musa berkata,”Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw dan mengatakan,’Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang orang yang berperang dengan gagah berani, orang yang berperang karena fantisme dan orang yang berperang karena riya’ maka mana yang termasuk dijalan Allah? Maka beliau saw bersabda,’Siapa yang berperang demi meninggikan kalimat Allah maka dia lah yang berada dijalan Allah.” (HR. Bukhori)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
2. Membiasakan diri untuk menyembunyikan berbagai ibadah yang dilakukannya hingga hatinya merasa nyaman dengan pengamatan Allah swt terhadap berbagai ibadahnya itu.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
3. Berusaha juga untuk melawan berbagai bisikan setan untuk berbuat riya pada saat mengerjakan suatu ibadah.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-17523133901698186482013-09-14T01:18:00.003-07:002013-09-14T01:18:21.649-07:00Mencintai Kebaikan Untuk Sesama<h4 style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 18px; line-height: 1.3; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1. Perasaan Senasib Sepenanggungan</strong></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam Ibnu Daqiq al-’Ied <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em> berkata, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Sebagian ulama mengatakan: Di dalam hadits ini terdapat kandungan fikih/ilmu bahwasanya seorang mukmin dengan orang mukmin yang lain laksana satu jiwa, maka semestinya dia mencintai baginya apa yang dicintainya bagi dirinya karena pada dasarnya mereka berdua adalah satu jiwa yang sama. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain, “Orang-orang yang beriman itu seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh mengeluh kesakitan, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakitnya dengan demam dan tidak bisa tidur.”</em> (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).” (lihat <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ad-Durrah as-Salafiyah Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah</em>, hal. 119)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ta’ala</em> berfirman (yang artinya), <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Hanya saja orang-orang beriman itulah yang bersaudara.” </em>(QS. al-Hujurat: 10). Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ta’ala</em> berfirman (yang artinya), <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Orang-orang beriman lelaki maupun perempuan, sebagian dari mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain.” </em>(QS. at-Taubah: 31)</div>
<h4 style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 18px; line-height: 1.3; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2. Mencintai Kebaikan Untuk Semua</strong></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Syaikh Yahya al-Hajuri <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">hafizhahullah</em> berkata, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Sesungguhnya tidak sempurna keimanan salah seorang kaum muslimin sampai dia mencintai kebaikan dunia dan akhirat bagi saudaranya sesama muslim sebagaimana halnya dia menyukai hal itu bagi dirinya. Dan kebaikan di sini lebih luas daripada sekedar kebaikan dunia dan akhirat. Sebab orang yang menyimpan perasaan hasad/dengki terhadap orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya maka itu artinya keimanan orang itu lemah berdasarkan dalil hadits ini, “Tidak beriman salah seorang diantara kalian.” Artinya tidak sempurna keimanannya.”</em> (lihat <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah</em>, hal. 103)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam an-Nawawi <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em> berkata, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Yang lebih tepat ialah menafsirkan <a href="http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/nasehat-untuk-sesama-kaum-muslimin.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">persaudaraan</a> di dalam hadits ini dengan persaudaraan yang bersifat umum, sehingga ia mencakup saudara yang kafir maupun yang muslim. Maka dia mencintai bagi saudaranya yang kafir apa yang dicintainya bagi dirinya sendiri yaitu supaya dia masuk ke dalam Islam. Sebagaimana dia juga mencintai bagi saudaranya yang muslim untuk tetap istiqomah di atas Islam. Oleh sebab itu mendoakan hidayah bagi orang kafir adalah sesuatu yang dianjurkan. Penafian iman di dalam <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">hadits</a> ini maksudnya adalah penafian <a href="http://muslim.or.id/tag/iman" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">iman</a> yang sempurna dari orang yang tidak mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai bagi dirinya.”</em> (lihat <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ad-Durrah as-Salafiyah Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah</em>, hal. 118)</div>
<h4 style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 18px; line-height: 1.3; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3. <a href="http://muslim.or.id/tag/dakwah" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Dakwah</a> Sebagai Bukti Kecintaan</strong></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Syaikh Yahya al-Hajuri <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">hafizhahullah</em> berkata, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Ini artinya, menyampaikan kebaikan kepada umat manusia adalah termasuk keimanan. Janganlah ada yang mengira bahwasanya apa yang dilakukan oleh seseorang dengan mendakwahi orang menuju Allah atau mengajarkan ilmu -apabila dia jujur dengan amalnya untuk Allah- bahwasanya hal itu akan lenyap begitu saja sia-sia, bahkan meskipun tidak ada seorang pun yang menerima dakwahmu. Sebab kamu tetap akan mendapatkan pahala. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apa pun yang kalian kerjakan berupa kebaikan maka Allah mengetahuinya.” (QS. al-Baqarah: 197). Sebagian para nabi ‘alaihimus salam sebagaimana diceritakan di dalam Shahihain dari <a href="http://muslim.or.id/hadits" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">hadits</a> Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu; ada diantara mereka yang dakwahnya diterima oleh orang-orang, dan sebagian mereka tidak ada yang menerima dakwahnya kecuali satu orang saja, bahkan sebagian lagi tidak ada seorang pun yang menerima dakwahnya.” </em>(lihat <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah</em>, hal. 105)</div>
<h4 style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 18px; line-height: 1.3; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4. Rendah Hati dan Tidak Hasad</strong></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam Ibnu Rajab <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em> berkata, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Hadits ini menunjukkan bahwasanya seorang mukmin akan merasa susah dengan apa yang membuat susah saudara mukmin yang lain dan dia menginginkan kebaikan bagi saudaranya yang beriman itu sebagaimana apa yang dia inginkan bagi dirinya. Ini semua hanya bisa terlahir dari hati yang bersih dari sifat curang, perasaan dengki, dan <a href="http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/bahaya-hasad.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">hasad</a>. Karena sifat hasad itu akan membuat orang yang hasad tidak senang apabila ada orang lain yang melampaui dirinya dalam kebaikan atau menyamai dirinya dalam hal itu. Karena dia lebih suka menonjolkan dirinya sendiri di tengah-tengah manusia dengan keutamaan-keutamaannya dan memiliki itu semuanya seorang diri. Padahal, keimanan menuntut sesuatu yang bertentangan dengan sikap semacam itu. Orang yang imannya benar pasti akan menyukai apabila semua orang beriman juga ikut serta merasakan kebaikan yang dianugerahkan Allah kepada dirinya tanpa sedikit pun mengurangi apa yang ada padanya.”</em> (lihat <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam</em>, hal. 163)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ta’ala</em> berfirman (yang artinya), <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Itulah negeri akherat yang Kami peruntukkan bagi orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian di muka bumi (kesombongan) dan tidak pula menghendaki kerusakan (kemaksiatan).”</em> (QS. al-Qashash: 83)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam Ibnu Rajab <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em> berkata, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Sebagian ulama salaf berkata: Tawadhu’/sifat rendah hati itu adalah engkau menerima kebenaran dari siapa pun yang datang membawanya, meskipun dia adalah anak kecil. Barangsiapa yang menerima kebenaran dari siapa pun yang membawanya entah itu anak kecil atau orang tua, entah itu orang yang dia cintai atau tidak dia cintai, maka dia adalah orang yang tawadhu’. Dan barangsiapa yang enggan menerima kebenaran karena merasa dirinya lebih besar/lebih hebat daripada pembawanya maka dia adalah orang yang menyombongkan diri.”</em> (lihat<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam</em>, hal. 164)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em> berkata, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Para ulama berbeda pandangan mengenai definisi hasad. Sebagian mengatakan bahwa hasad adalah berangan-angan agar suatu nikmat yang ada pada orang lain menjadi hilang. Sebagian yang lain berpendapat bahwa hasad adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain. Inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Beliau mengatakan: Apabila seorang hamba membenci nikmat yang Allah berikan kepada orang lain maka dia telah hasad kepadanya, meskipun dia tidak mengangankan nikmat itu lenyap.”</em> (lihat <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah</em>, hal. 164)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ta’ala</em> berfirman (yang artinya), <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Apakah mereka menyimpan perasaan dengki terhadap orang-orang atas apa yang Allah berikan kepada mereka dari keutamaan-Nya?” </em>(QS. an-Nisaa’: 54). Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ta’ala</em> juga berfirman (yang artinya), <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami lah yang membagi-bagi diantara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.” </em>(QS. az-Zukhruf: 32). Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ta’ala</em>berfirman (yang artinya), <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Allah lah yang mengutamakan sebagian kalian di atas sebagian yang lain dalam hal rizki.” </em>(QS. an-Nahl: 71)</div>
<div id="credit" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/mencintai-kebaikan-untuk-sesama.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Mencintai Kebaikan Untuk Sesama — Muslim.Or.Id</a>'</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-4420817155114721152013-09-09T04:04:00.001-07:002013-09-09T04:04:29.774-07:006 adab memuliakan tamu<div class="breadcrumbs" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;" xmlns:v="http://rdf.data-vocabulary.org/#">
<br /></div>
<div class="post" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: dotted; border-bottom-width: 1px; color: #555555; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin: 0px; min-height: 0px; padding: 0px 0px 20px; position: relative;">
<div class="info" style="font-size: 11px; height: 18px; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<span class="commentnum" style="background-image: url(http://2.bp.blogspot.com/-v8Q6K0d5ZwI/T8W9JNPWAGI/AAAAAAAABtw/DcRRNqQ3nv8/s000/comment.gif); background-position: 0px 50%; background-repeat: no-repeat no-repeat; float: right; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px;"><span style="font-size: 12px; line-height: 16px;">Siapa di antara pembaca yang takluput dari kunjungan tamu? Memang dalam hidup bermasyarakat, siapa saja kami yakin pernah menerima tamu. Nah, bagaimana cara kita bersikap dalam menerima tamu? Tentu saja terdapat etika dalam menerima tamu, termasuk dalam kehidupan sebagai muslim. Dalam Islam kita mengenal istilah adab untuk menyebut istilah kode etik.</span></span></div>
<div style="margin: 15px 0px; padding: 0px;">
<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><div class="separator" style="clear: both; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<br /></div>
Berikut ini akan coba kami hadirkan sebuah tulisan yang bersumber dari Alquran serta Alhadits seputar memuliakan tamu. Ada 6 (enam) adab dalam memuliakan tamu, baik seorang, maupun rombongan. Keenam adab tersebut di antaranya, adalah sebagai berikut.<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />1) Mengucapkan selamat datang kepada tamu yang datang,<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />2) Menjawab salam ketika tamu berkunjung yang mengucapkan salam,<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />3) Berjabat tangan dengan tamu yang datang,<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />4) Menyambut tamu dengan penuh suka-cita,<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />5) Mempersilaka tamu untuk menganggap rumah seperti di rumah mereka sendiri,<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />6) Menyuguhhkan hidangan dengan pelayanan yang cepat tanggap.<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />Saat tamu datang, sebagai tuan rumah hendaknya kita menyambutnya dengan mengucapkan selamat datang. Dalam sebuah hadits disebutkan, dari Ibnu Abbas RA, suatu hari Abi Qais pernah mengutus utusannya untuk mendatangi Rasulullah Saw,. Beliau bersabda, <i style="margin: 0px; padding: 0px;">“Wahai para utusan, selamat datang tanpa perasaan hina dan menyesal.” </i>Itulah sikap Rasulullah tatkala menerima tamu, dengan penuh pelayanannya yang excellent, Nabi memberikan sambutan sehingga tamu yang datang senang dan takmerasa sungkan.<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />Saat tamu mengucapkan salam, tuan rumah hendaknya menjawab karena hal ini termasuk salah satu kewajiban sesama muslim. Dari Abiu Hurairah, saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, <i style="margin: 0px; padding: 0px;">“Hak orang muslim terhadap orang muslim yang lain ada 5, yang pertama; menjawab salam ....”</i><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />Taksaja menjawab salam, saat tamu datang – tuan rumah menyambutnya dengan berjabat tangan. Bila bukan mukhrim, cukup dengan memberikan isyarat sebagai tanda berjabat tangan, karena Rasulullah tidak pernah berjabat tangan dengan orang yang bukan mahromnya. Aisyah berkata, <i style="margin: 0px; padding: 0px;">“Rasulullah tidak pernah menyentuh wanita sama sekali sebagaimana yang Allah perintahkan. Tangan beliau tidak pernah menyentuh tangan mereka (wanita yang bukan mahromnya). Di saat baiat, beliau hanya membaiat melalui ucapan dengan berkata, “Aku telah membaiat kalian.”</i> Alias Nabi hanya memberikan isyarat. <b style="margin: 0px; padding: 0px;">(HR. Muslim)</b><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />Perlu digarisbawahi, dosa rang yang berjabatan tangan dengan yang bukan mahromnya lebih pedih siksanya dibandingkan dengan orang yang ditusuk kepalanya dengan jarum besi yang panas. Dalam hadits dijelaskan, <i style="margin: 0px; padding: 0px;">“Kepala orang yang ditusuk dengan pasak panas, jauh lebih baik dibandingkan dengan orang yang menyentuh wanita yang bukan mahromnya.</i> <b style="margin: 0px; padding: 0px;">(HR. Thabrani)</b><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />Dari sahabat Salman Alfarisyi, Rasulullah Saw., bersabda, <i style="margin: 0px; padding: 0px;">“Sesungguhnya seorang muslim ketika bertemu dengan saudaranya sesama muslim lalu keduanya berjabat tangan, maka rontoklah dosa-dosa keduanya seperti rontoknya daun-daun kering di hari dimana angin bertiup kencang (musim gugur). Atau apabila tidak berjabat tangan, maka dosa-dosa keduanya akan diampuni meskipun gambarannya- sebanyak buih di lautan (dosa takterhitung).”</i> <b style="margin: 0px; padding: 0px;">(HR. Turmudzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah)</b>.<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />Di saat menerima tamu pun tuan rumah sepatutnya untuk bergembira. Tuan rumah cobalah untuk memperlihatkan wajah yang berseri-seri. Apabila tuan rumah tengah memiliki masalah, supaya disembunyikan, tetap bersikap ramah meskipun tengah menyimpan sebuah kekesalan terhadap orang yang bertamu.<br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />Juga hal lain yang takkalah penting, sebagai tuan rumah hendaknya unuk memperlakukan tamu layaknya saudara. Takpantas bila menganggap tamu yang datang ke rumah sebagai orang asing. Dan yang terakhir tetapi juga penting, menyuguhkan hidangan sebagai bukti kegembiraan di saat kedatangan tamu. Dalam Alquran disebutkan, suatu ketika nabi Ibrahim AS. menyuguhkan hidangan kepada tamunya. <i style="margin: 0px; padding: 0px;">“Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut kepada mereka (tamu).” </i><b style="margin: 0px; padding: 0px;">(S. Adz-Dzariyat [51]: 27)</b></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-58478995059592996772013-08-16T02:58:00.001-07:002013-08-16T02:58:11.820-07:0010 Manfaat Silaturahmi dalam Islam<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em><span style="font-style: normal;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">S</span>elain Ibadah yang Wajib banyak lagi ibadah mendapat penilaian yang baik dari Allah salah satunya dalam Islam </span></em><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">menyuruh umatnya memperbanyak silaturrahmi dengan siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan keseharian, setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 20px;">. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">S</span><em><span style="font-style: normal;">ilaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Karena itu merupakan ibadah yang paling indah berhubungan dengan manusia, sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Silaturahim termasuk akhlak yang mulia.<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em><span style="font-style: normal;"> Dianjurkan dan oleh Islam juga diseru. Peringatan yang terdapat dalam Al-Qur’an untuk tidak memutuskan tali silaturrahmi. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya:<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em>“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” </em><em><span style="font-style: normal;">(QS Muhammad :22-23).<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em><span style="font-style: normal;">Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta & interaksi sosial antar umat manusia. Silaturahmi juga merupakan dalil & tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em><span style="font-style: normal;">Memutus tali silaturrahmi adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam agama Islam, Allah berfirman:<br /></span></em><em>"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."</em><em><span style="font-style: normal;"> (Q.S An-Nisaa' : 1)<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em><span style="font-style: normal;">Menurut Rasulullah SAW, Allah SWT akan melapangkan rezeki orang yang suka menyambung tali silaturahmi. Allah juga akan memanjangkan umur kepadanya. Dalam sabdanya :<span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span></span><o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em>“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” </em><em><span style="font-style: normal;">(H.R Bukhari)<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<em><span style="font-style: normal;">Dalam hadits Abu Hurairah, sabda Rasulullah yang lain:<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<em>Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi"</em><em><span style="font-style: normal;"> <o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<em><span style="font-style: normal;">(Muttafaqun 'alaihi)<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br /><br />1. Mendapatkan ridha dari Allah SWT.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">2. Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yaitu "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">4. Disenangi oleh manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">5. Membuat iblis dan setan marah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">6. Memanjangkan usia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br />9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br />10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.<o:p></o:p></span></div>
<div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-77851294347403723512013-08-01T03:07:00.001-07:002013-08-01T03:07:01.383-07:0010 sarana untuk melaggengkan amal shaleh pasca Ramadhan<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: navy; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berikut ini 10 sarana untuk melaggengkan amal shaleh pasca Ramadhan:</strong></em></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1.</strong> Segala sesuatu membutuhkan pertolongan Allah<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> swt </em>berupa hidayah dan keteguhan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Allah swt memberikan pujian doa para ulama yang dalam ilmunya:</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong></div>
<blockquote style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: italic; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0px 15px; padding: 0px 0px 0px 10px; quotes: none; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<span style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; font-style: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).</span>” ( Ali ‘Imran :8)</div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2.</strong> Banyak bermajelis dengan orang-orang shalih dan gemar ke majelis dzikir umum seperti pengajian atau yang khusus seperti berkunjung ke ulama.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3.</strong> Mengenal kisah orang-orang shaleh dari membaca kitab atau mendengarkan kaset, lebih khusus lagi memperhatikan perjalanan hidup para sahabat2 Nabi SAW karena bisa membangkitkan semangat dan tekad.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4.</strong> Sering mendengarkan kaset islami yang menggugah seperti kaset ceramah dan nasihat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">5.</strong> Menjaga amal-amal fardhu seperti shalat lima waktu dan qadha’ Ramadlan, karena dalam amal fardhu terdapat kebaikan besar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">6.</strong> Memperbanyak amal-amalan sunnah yang disukai diri walau sedikit, karena amal yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu, walaupun sedikit. (sebagaimana sabda Nabi SAW).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">7.</strong> Mulai menghafal al-Qur’an dan merutinkan tilawah, serta membaca surat-surat yang sudah dihafal dalam shalat fardhu dan sunnah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">8.</strong> Banyak berdzikir kepada Allah swt dan istighfar, karena amal tersebut sangat ringan namun manfaatnya besar, menambah keimanan dan memperkuat ketakwaan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">9.</strong> Menjauhi sarana-sarana perusak hati sejauh-jauhnya, di antaranya teman-teman yang nakal, mendengarkan music dan lagu di tempat dimana mudah sekali mendatangkan maksiat, serta melihat majalah-majalah porno.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">10.</strong> Terakhir, segera bertaubat, yaitu <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">taubat nasuha</em> dengan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">biidznillah</em>, karena Allah swt amat bangga dengan hamba yang bertaubat.</div>
<blockquote style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: italic; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0px 15px; padding: 0px 0px 0px 10px; quotes: none; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jangan sampai kita seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah swt, kecuali pada Ramadhan saja.</div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seperti yang disebutkan seorang ulama salaf :</div>
<blockquote style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: italic; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0px 15px; padding: 0px 0px 0px 10px; quotes: none; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah swt, kecuali ketika Ramadhan saja”.</div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Semoga kita bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang dalam kondisi sehat wal ‘afiat dan selalu istiqamah di atas agama Allah swt, <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Insya Allah</em>.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-27619032057713816932013-07-30T02:17:00.001-07:002013-07-30T02:17:42.568-07:00Kapan Lailatul Qadar Terjadi?<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lailatul qadar adalah malam yang ditetapkan Allah bagi umat Islam. Ada dua pengertian mengenai maksud malam tersebut. Pertama, lailatul qadar adalah malam kemuliaan. Kedua, lailatul qadar adalah waktu ditetapkannya takdir tahunan. Kedua makna ini adalah maksud dari lailatul qadar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lailatul qadar adalah waktu penetapan takdir sebagaimana disebutkan dalam ayat,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah</i>.” (QS. Ad Dukhon: 4). Qotadah berkata, “Yang dimaksud adalah pada malam lailatul qadar ditetapkan takdir tahunan.” (<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an</i>, 13: 132)</div>
<h4 style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 18px; line-height: 1.3; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: transparent; border: 0px; color: red; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kapan Lailatul Qadar Terjadi?</span></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan sebagaimana sabda Nabi <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan</i>.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Yang dimaksud dalam hadits ini adalah semangat dan bersungguh-sungguhlah mencari lailatul qadar pada sepuluh hari tersebut. Lihat <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarh Shahih Muslim</i>, 8: 53.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan</i>.” (HR. Bukhari no. 2017).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kapan tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah </i>telah menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada adalah lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun (lihat <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fathul Bari</i>, 4: 262-266 dan <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarh Shahih Muslim</i>, 6: 40).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</i>. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa</i>.” (HR. Bukhari no. 2021)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya <a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/lailatul-qadar-dan-itikaf.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">lailatul qadar</a> adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan (lihat <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fathul Bari</i>, 4: 266).<b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></b></div>
<h4 style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 18px; line-height: 1.3; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: transparent; border: 0px; color: red; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar</span></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ibnu Hajar Al Asqolani berkata,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fathul Bari</i>, 4: 260).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di antara yang menjadi dalil perkataan beliau di atas adalah hadits dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa </i><i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">memancarkan sinar ke segala penjuru.” </i>(HR. Muslim no. 762).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan</i>.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul <a href="http://muslim.or.id/tag/iman" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Iman</a>, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">hadits</a> ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475.)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jika demikian, maka tidak perlu mencari-cari tanda lailatul qadar karena kebanyakan tanda yang ada muncul setelah malam itu terjadi. Yang mesti dilakukan adalah memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan, niscaya akan mendapati malam penuh kemuliaan tersebut.</div>
<h4 style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 18px; line-height: 1.3; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: transparent; border: 0px; color: red; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jangan Memilih Malam Ganjil, Malam Lailatul Qadar Bisa Jadi di Malam Genap</span></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa sepantasnya bagi seorang muslim untuk mencari malam <a href="http://muslim.or.id/ramadhan/menanti-malam-1000-bulan.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">lailatul qadar</a> di seluruh sepuluh hari terakhir. Karena keseluruhan malam sepuluh hari terakhir bisa teranggap ganjil jika yang dijadikan standar perhitungan adalah dari awal dan akhir bulan Ramadhan. Jika dihitung dari awal bulan Ramadhan, malam ke-21, 23 atau malam ganjil lainnya, maka sebagaimana yang kita hitung. Jika dihitung dari Ramadhan yang tersisa, maka bisa jadi malam genap itulah yang dikatakan ganjil. Dalam <a href="http://muslim.or.id/hadits" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">hadits</a> datang dengan lafazh,</div>
<div align="center" dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 18px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Carilah malam lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dari bulan <a href="http://muslim.or.id/tag/ramadhan" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Ramadhan</a>. Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa.</i>” (HR. Bukhari no. 2021).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jika bulan <a href="http://muslim.or.id/category/ramadhan" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Ramadhan</a> 30 hari, maka kalau menghitung sembilan malam yang tersisa, maka dimulai dari malam ke-22. Jika tujuh malam yang tersisa, maka malam lailatul qadar terjadi pada malam ke-24. Sedangkan lima malam yang tersisa, berarti lailatul qadar pada malam ke-26, dan seterusnya (Lihat <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Majmu’ Al Fatawa</i>, 25: 285).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Semoga Allah memudahkan kita bersemangat dalam <a href="http://muslim.or.id/tag/ibadah" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">ibadah</a> di akhir-akhir <a href="http://muslim.or.id/ramadhan" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Ramadhan</a> dan moga kita termasuk di antara hamba yang mendapat malam yang penuh kemuliaan.</div>
<div id="credit" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/kajian-ramadhan-17-tanda-lailatul-qadar-dan-kapan-lailatul-qadar-terjadi.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: color 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Kajian Ramadhan 17: Tanda Lailatul Qadar dan Kapan Lailatul Qadar Terjadi? — Muslim.Or.Id</a>'</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-33884124462518259732013-07-27T02:52:00.001-07:002013-07-27T02:52:10.099-07:00Tanda-tanda Turunnya Malam Lailatul Qadar<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
<strong><a href="http://penembakjitu.org/ramadhan/tanda-tanda-turunnya-malam-lailatul-qadar.html" style="color: #336699; text-decoration: none;">Tanda-tanda Turunnya Malam Lailatul Qadar</a></strong> – Malam Lailatul Qadar adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh semua umat muslim di dunia. Nah, pada umumnya pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan akan turun malam Lailatul Qadar. Berikut adalah <em>tanda-tanda turunnya malam Lailatul Qadar</em>:<strong></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Berdasarkan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah bahwa ada beberapa tanda malam Lailatul Qadar diantaranya yaitu:</div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; list-style-type: none; margin-left: 40px; padding: 0px; text-align: justify;">
<li style="list-style-type: decimal; margin-left: 0px; padding-left: 0px;">Kuatnya cahaya dan sinar pada malam itu, tanda ini ketika hadir tidak dirasakan kecuali oleh orang yang berada di daratan dan jauh dari cahaya.</li>
<li style="list-style-type: decimal; margin-left: 0px; padding-left: 0px;">Thama’ninah (tenang), maksudnya ketenangan hati dan lapangnya dada seorang mukmin. Dia mendapatkan ketenanangan dan ketentraman serta lega dada pada malam itu lebih banyak dari yang didapatkannya pada malam-malam selainnya.</li>
<li style="list-style-type: decimal; margin-left: 0px; padding-left: 0px;">Angin bertiup tenang, maksudnya tidak bertiup kencang dan gemuruh, bahkan udara pada malam itu terasa sejuk.</li>
<li style="list-style-type: decimal; margin-left: 0px; padding-left: 0px;">Terkadang manusia bisa bermimpi melihat Allah pada malam itu sebagaimana yang dialami sebagian sahabat radliyallah ‘anhum.</li>
<li style="list-style-type: decimal; margin-left: 0px; padding-left: 0px;">Orang yang shalat mendapatkan kenikmatan yang lebih dalam shalatnya dibandingkan malam-malam selainnya.</li>
</ol>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Selain itu Tanda-tanda yang mengikutinya ada beberapa tanda-tanda yang mengikuti malam lailatul qadar, yaitu matahari akan terbit pada pagi harinya tidak membuat silau, sinarnya bersih tidak seperti hari-hari biasa. Hal ini seperti yang ditunjukkan dalam hadits Ubai bin Ka’b <em>radliyallah ‘anhu</em><em> </em>dimana beliau berkata bahwa: Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wasallam</em> mengabarkan kepada kami: “Matahari terbit pada hari itu tidak membuat silau.” (HR. Muslim)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
Ada banyak keutamaan dari lailatul qadar, yaitu:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
1. Pada malam tersebut itulah Allah menurunkan al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: right;">
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
“<em>Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam kemuliaan.</em>” (QS. Al-Qadar: 1)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
2. Malam itu malam yang diberkahi, firman Allah Ta’ala:</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: right;">
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
“<em>Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.</em>” (QS. Ad-Dukhan: 3)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
3. Allah menuliskan seluruh ajal dan rizki selama satu tahun pada malam itu, firman Allah Ta’ala:</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: right;">
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
“<em>Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.</em>” (QS. Ad-Dukhan: 4)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
4. Adanya keutamaan ibadah pada malam itu dibandingkan malam-malam yang lain, firman Allah Ta’ala:</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: right;">
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
“<em>Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.</em>” (QS. Al-Qadar: 3)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
5. Banyak Malaikat turun ke bumi pada malam itu dengan membawa kebaikan, keberkahan, rahmat, dan maghfirah (ampunan), firman Allah Ta’ala:</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: right;">
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al-Qadar: 4)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
6. Lailatul Qadar adalah malam yang terbebas dari keburukan dan kerusakan. Pada malam itu pula banyak dilaksanakan ketaatan dan perbuatan baik, malam penuh dengan keselamatan dari adzab. Sedangkan syetan tidak bisa menggoda sebagaimana keberhasilannya pada selain malam itu, maka malam itu seluruhnya berisi keselamatan dan kesejahteraan. Firman Allah Ta’ala:</div>
<div align="right" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: right;">
<strong>سَلَامٌ</strong><strong> </strong><strong>هِيَ</strong><strong> </strong><strong>حَتَّى</strong><strong> </strong><strong>مَطْلَعِ</strong><strong> </strong><strong>الْفَجْرِ</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar: 5)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.796875px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;">
7. Ampunan terhadap dosa bagi orang yang bangun shalat dan berharap pahala dari sisi Allah<em>’Azza wa Jalla</em>, Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wasallam</em><em> </em>bersabda: “siapa yang berdiri shalat pada malam Lailatul Qadar didasari iman dan berharap pahala dari Allah, diampuni dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih).</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695210582605211521.post-56288088611616957102013-07-26T05:02:00.001-07:002013-07-26T05:02:00.234-07:00Tanda Malam Itu Lailatul Qadar<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, rabb semesta alam. Shalawat dan salam terlimpah dan tercurah kepada manusia pilihan, Nabi Muhammad <em>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</em>, keluarga dan para sahabatnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Lailatul Qadar adalah malam yang agung. Malam penuh kemuliaan. Ibadah di dalamnya lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan. Siapa yang mendapatkan kemuliaannya sungguh ia manusia beruntung dan dirahmati. Sebaliknya, siapa yang luput dari kebaikan di dalamnya, sungguh ia termasuk manusia buntung dan merugi.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Kemuliaan Lailatul Qadar yang penuh keberkahan dapat dilihat dari pilihan Allah terhadapnya untuk menurunkan kitab terbaik-Nya dan syariat agama-Nya yang paling mulia. Allah<em>Subhanahu wa Ta'ala</em> berfirman,</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
"<em>Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.</em> <em>Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.</em>" (QS. Al-Qadar: 1-5)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Sesungguhnya Lailatul Qadar tidak seperti malam-malam selainnya. Pahala amal shalih di dalamnya sangat besar. Maka siapa yang diharamkan mendapatkan pahalanya, sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan malam itu. Oleh karenanya, sudah sewajarnya seorang muslim menghidupkan malam tersebut dengan bersungguh-sungguh melakukan ibadah dan ketaatan kepada Allah secara maksimal. Dan menghidupkannya harus didasarkan kepada iman dan berharap pahala kepada Allah <em>Subhanahu wa Ta'ala</em>. Disebutkan dalam hadits shahih:</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
"<em>Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.</em>" (HR. Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Dalam redaksi lain,</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
"<em>Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di Lailatul Qadar imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.</em>" (HR. Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Nabi <em>Shallallahu 'Alaihi Wasallam </em>telah menjelaskan tentang waktu turunnya Lailatul Qadar tersebut. Beliau bersabda,</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
"<em>Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan.</em>" (Muttafaq 'alaih)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Lalu beliau menjelaskan lebih rinci lagi tentang waktunya dalam sabdanya,</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
"<em>Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan.</em>" (HR. Al-Bukhari)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Yaitu malam-malam ganjil dari bulan Ramadhan secara hakiki. Yakni malam 21, 23, 25, 27, dan 29. Lalu sebagian ulama merajihkan (menguatkan), Lailatul Qadar berpiindah-pindah dari dari satu malam ke malam ganjil lainnya pada setiap tahunnya. Lailatul Qadar tidak melulu pada satu malam tertentu pada setiap tahunnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Imam al-Nawawi <em>rahimahullah </em>berkata: "Ini adalah yang zahir dan terpilih karena bertentangan hadits-hadits shahih dalam masalah itu. tidak ada jalan untuk men<em>jama'</em>(mengompromikan) di antara dalil-dalil tersebut kecuali dengan intiqal (berpindah-pindah)-nya."</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Syaikh Abu Malik Kamal dalam Shahih Fiqih Sunnah memberikan catatan terhadap pendapat-pendapat tentang Lailatul Qadar di atas, "Yang jelas, menurutku, Lailatul Qadar terdapat pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir dan berpindah-pindah di malam-malam tersebut. Ia tidak khusus hanya pada malam ke 27 saja. Adapun yang disebutkan oleh Ubay, Lailatul Qadar jatuh pada malam ke 27, ini terjadi dalam suatu tahun dan bukan berarti terjadi pada semua tahun. Buktinya, Nabi <em>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</em> pernah mendapatinya pada malam ke 21, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Sa'id<em>Radhiyallahu 'Anhu</em>, Nabi <em>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</em>berkhutbah kepada mereka seraya mengatakan:</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي نَسِيتُهَا أَوْ أُنْسِيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ كُلِّ وِتْرٍ وَإِنِّي أُرِيتُ أَنِّي أَسْجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
"<em>Sungguh aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, kemudian terlupakan olehku. Oleh sebab itu, carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir pada setiap malam ganjilnya. Pada saat itu aku merasa bersujud di air dan lumpur.</em>"</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Abu Sa'id berkata: "Hujan turun pada malam ke 21, hingga air mengalir menerpa tempat shalat Rasulullah <em>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</em>. Seusai shalat aku melihat wajah beliau basah terkena lumpur. (HR. Al- Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Demikian kumpulan hadits yang menyinggung tentang masalah Lailatul Qadar. Wallahu A'lam." (Selesai ulasan dari Shahih Fiqih Sunnah: III/202-203)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam <em>Ithaf al-Kiram</em>(Ta'liq atas Bulughul Maram) hal 197, mengatakan, "Pendapat yang paling rajih dan paling kuat dalilnya adalah ia berada pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Ia bisa berpindah-pindah, terkadang di malam ke 21, terkadang pada malam ke 23, terkadang pada malam ke 25, terkadang pada malam ke 27, dan terkadang pada malam ke 29. Adapun penetapan terhadap beberapa malam secara pasti, sebagaimana yang terdapat dalam hadits ini (hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan), ia di malam ke 27, dan sebagaimana dalam beberapa hadits lain, ia berada di malam 21 dan 23, maka itu pada tahun tertentu, tidak pada setiap tahun. Tetapi perkiraan orang yang meyakininya itu berlaku selamanya, maka itu pendapat mereka sesuai dengan perkiraan mereka. Dan terjadi perbedaan pendapat yang banyak dalam penetapannya."</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<strong>Tanda-tanda Lailatul Qadar</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Disebutkan juga oleh Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah bahwa Lailatul Qadar memiliki beberapa tanda-tanda yang mengiringinya dan tanda-tanda yang datang kemudian.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Tanda-tanda yang megiringi Lailatul Qadar:</div>
<ol style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<li>Kuatnya cahaya dan sinar pada malam itu, tanda ini ketika hadir tidak dirasakan kecuali oleh orang yang berada di daratan dan jauh dari cahaya.</li>
<li>Thama'ninah (tenang), maksudnya ketenangan hati dan lapangnya dada seorang mukmin. Dia mendapatkan ketenanangan dan ketentraman serta lega dada pada malam itu lebih banyak dari yang didapatkannya pada malam-malam selainnya.</li>
<li>Angin bertiup tenang, maksudnya tidak bertiup kencang dan gemuruh, bahkan udara pada malam itu terasa sejuk.</li>
<li>Terkadang manusia bisa bermimpi melihat Allah pada malam itu sebagaimana yang dialami sebagian sahabat radliyallah 'anhum.</li>
<li>Orang yang shalat mendapatkan kenikmatan yang lebih dalam shalatnya dibandingkan malam-malam selainnya.</li>
</ol>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Tanda-tanda yang mengikutinya:</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Matahari akan terbit pada pagi harinya tidak membuat silau, sinarnya bersih tidak seperti hari-hari biasa. Hal itu ditunjukkan oleh hadits Ubai bin Ka'b <em>radliyallah 'anhu</em> dia berkata: Rasulullah <em>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</em>mengabarkan kepada kami: "Matahari terbit pada hari itu tidak membuat silau." (HR. Muslim) </div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<strong>Penutup</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
Siapa yang merindukan Lailatul Qadar hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam sisa hari Ramadhan ini, khususnya di sepuluh hari terakhirnya. Semoga satu dari sepuluh malam terakhir yang kita hidupkan tersebut salah satunya adalah Lailatul Qadar. Sehingga kita mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar. Selain itu, ini kesungguhan ini adalah bentuk iqtida' (mengikuti dna mencontoh) Nabi al-musthafa Muhammad <em>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</em>. kita juga memperbanyak doa dan pengharapan kepada-Nya untuk kebaikan diri kita, keluarga, dan kaum muslimin secara keseluruhan.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0