Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah yang telah anugerahkan
hidayah kepada kita. Siapa yang Dia beri petunjuk tak seorangpun bisa
menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh-Nya maka tak seorangpun
bisa memberinya petunjuk. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Qiyamullail (Shalat Sunnah di malam hari) merupakan amal sunnah
yang sangat mulia. Bahkan, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam menyebutkannya sebagai shalat sunnah yang
paling utama sesudah shalat fardhu. Ia menjadi salah satu sebab tsabat
(keteguhan) di atas al-haq (kebenaran). Karenanya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan
kepada Rasul-Nya agar menegakkan qiyamullail sebelum menerima perintah-perintah
yang berat dari Allah Ta’ala.
Allah Subhanahu
Wa Ta'ala berfirman,
قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا
نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ
تَرْتِيلًا
“Bangunlah
(untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu)
seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua
itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS.
Al-Muzzammil: 2)
Dalam ayat lain, “Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah
kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.Dan sebutlah
nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka
sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang
dimalam hari.” (QS. Al-Insan: 23-26)
Diberitakan oleh Ibunda ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha,
“Adalah Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan qiyamullail.
Apabila beliau sedang sakit atau lemah maka beliau shalat sambil duduk.” (HR.
Abu Dawud)
Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu
'Anhu berkata: NabiShallallahu
'Alaihi Wasallam shalat malam sampai kedua tumit beliau
bengkak. Lalu disampaikan kepada beliau: Kenapa engkau masih lakukan ini,
padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan akan dating. . .
kemudian beliau menjawab, “tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur.”
(Muttafaq ‘alaih)
Qiyamullail bukan hanya untuk diri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam semata.
Keutamaannya juga berhak diraih oleh para sahabat dan umatnya. Karenanya,
beliau perintahkan mereka untuk menegakkan shalat malam.
Dari Bilal Radhiyallahu
'Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ
قَبْلَكُمْ، وقُرْبَةٌ إِلى اللَّهِ تعالى، ومِنْهَاةٌ عَنِ الإثمِ، وتَكْفِيرٌ
لِلسَّيِّئَاتِ
“Kerjakanlah shalat malam, sesungguhnya shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, menjadi penghalang dari perbuatan dosa, dan menghapuskan kesalahan.” (Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidi, Al-Hakim (1/308) dan Al-Baihaqi (dalam Al-Sunnan al-Kubra 2/502. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Al-Dzahabi, serta di-Hasankan oleh Al-Hafidz Al-‘Iraaqi dalam Takhrij Al-Ihya’ 1/321)
“Kerjakanlah shalat malam, sesungguhnya shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, menjadi penghalang dari perbuatan dosa, dan menghapuskan kesalahan.” (Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidi, Al-Hakim (1/308) dan Al-Baihaqi (dalam Al-Sunnan al-Kubra 2/502. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Al-Dzahabi, serta di-Hasankan oleh Al-Hafidz Al-‘Iraaqi dalam Takhrij Al-Ihya’ 1/321)
Dalam sabda beliau yang lain,
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا
السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا
الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia,
tebarkanlah salah, berilah makanan, dan shalatlah di saat manusia tidur niscaya
kami sekalian akan masuk surge dengan kesejahteraan.” (HR.
Al-Tirmidzi, Ibnu majah, Ahmad, dan lainnya)
Dapat dsiimpulkan bahwa shalat malam menjadi ciri khas orang-orang
shalih dan menjadi sifat yang melekat pada diri orang bertakwa yang menjadi
ahli surga. Beberapa ayat Al-Qur'an menguatkan kesimpulan ini, diantaranya:
Allah berfirman tentang para wali-Nya, Ibaadurrahman (hamba-hamba
pilihan Allah Yang Mahapenyayang),
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ
يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا
سَلَامًا وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
“Dan
hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang
melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.”
(QS. Al-Furqan: 63-64)
Firman Allah Subhanahu
Wa Ta'ala tentang penghuni surga dari kalangan orang-orang
bertakwa dan sifat-sifat mereka saat hidup di dunia,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ
مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata
air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka
sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Dahulu di dunia mereka sedikit sekali
tidur di waktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu sahur (menjelang
fajar).Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”
(QS. Adz-Dzariyat: 17-18)
Firman Allah yang menerangkan tentang kaum mukminin dan
sifat-sifat mereka serta balasan yang Allah janjikan untuk mereka,
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآَيَاتِنَا
الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا
تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya
orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila
diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan
memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung-lambung mereka
jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam keadaan
takut dan berharap kepada-Nya. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang
menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka
kerjakan.” (QS. As-Sajadah: 16)
Masih banyak ayat yang menerangkan perintah dan keutamaan shalat
malam. Allah menjadikannya sebagai sarana yang kuat untuk meneguhkan hati di
atas kebenaran, khususnya saat-saat terjadi banyak ujian dan fitnah. Bahkan
Allah menjadikannya sebagai karaktristik dan ciri khas hamba-hamba pilihan.
Dari sini, maka jelaslah kesesatan Said Aqil Siraj yang menuduh
rajin shalat malam, puasa sunah, dan hafal Al-Qur’an sebagai ciri aktifis Islam
radikal yang harus diwaspadai. Secara tidak langusng ia menjadikannya sebagai
ciri kelompok sesat. Kemudian menyerukan agar mewaspadai orang yang rajin
shalat malam. Sebagai ketua umum pemimpin Ormas Islam terbesar di negeri yang
mayoritas muslim ini, rasanya tak pantas jika doctor dari Ummul Qura, Makkah
memiliki kesimpulan yang menyesatkan. Semoga Allah melindungi umat Islam dari
para ulama penyesat yang suka menjual agama dengan sedikit keuntungan dunia.
Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar