Al-'Ashr

<a href="http://www.clock4blog.eu">clock for blog</a>
Free clock for your blog

Kamis, 15 Desember 2011

Hidup Sesudah Mati

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti akan mati . Ini adalah realitas yang tak perlu dipertanyakan lagi. Tapi banyak yang tak diketahui orang, ada apa setelah mati? Adakah kehidupan setelah mati? Apakah sama kehidupan setelah mati dengan kehidupan yang dijalani manusia di dunia? Ada yang menyangka bahwa manusia akan mengalami reinkarnasi, yakni hidup kembai ke dunia, menitis pada orang atau hewan tertentu sesuai dengan amalan dalam kehidupam mereka sebelumnya di dunia. Ada juga yang berpendapat bahwa kehidupan manusia tidak lain hanya di dunia saja, tak ada kehidupan lagi setelah mati. Jelas perkara-perkara tersebut tak bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia dan alam semesta. Harus ada informasi dari Allah Swt. yang menciptakan manusia dan alam semesta. Oleh karena itu, secara tegas Allah Swt menolak pendapat para filosof faham dahriyah yang hanya meyakini kehidupan di dunia ini saja, sebagaimana firmanNya:

“Dan mereka berkata: ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa’. Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.”(QS. Al Jatsiyah 24).

Allah Swt. menegaskan bahwa kehidupan itu tidak hanya di dunia saja, melailnkan ada kehidupan akhirat yang mau tidak mau akan dilalui manusia. Sebab, semua manusia adalah mahluk Allah, berasal dari Dia dan akan dikembalikan kepadaNya. Dia berfirman:

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkanNya kembali, kemudian kepadaNyalah kamu dikembaikan,”(QS. Al Baqarah 28).

Bahkan Allah Swt. menyatakan bahwa akhirat adalah kehidupan yang hakiki sebagaimana firmanNya:

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenanya kehidupan kalau mereka mengetahui.”(Qs. Al Ankabut 64)

Oleh karena itulah , Allah Swt. menyuruh manusia agar mengejar akhirat dengan sekuat tenaga sebagai cita-cita hidup yang hakiki sekalipun tidak melupakan bagiannya dalam kehidupan di dunia yang harus ia lalui dan nikmati. Allah Swt. berfirman:

“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS. Al Qashash 77).

Sudah jelaslah kini bahwa rumusan hidup manusia adalah akan kembali hidup setelah dia mati. Bukan hidup sembarang hidup, tapi hidup yang hakiki yang kekal abadi. Namun untuk itu manusia diminta berjuang di dunia buat mencari kebahagiaan di sana kelak, agar tidak terjerumus dalam kesengsaraan abadi. Bukan berarti orang yang mengarahkan cita-citanya kepada puncak kebahagiaan di akhirat melupakan bagiannya di dunia. Tidak, justru dia akan menikmatinya dengan penuh syukur kepada Allah, serta penuh kesadaran bahwa hidupnya tidak hanya di dunia saja. Oleh karena itu, ia akan selalu menebar kebaikan di muka bumi, Disamping itu -- sebagai konsekuensi logisnya -- dia tidak akan membuat kerusakan di muka bumi.
Untuk lebih mengartikulasikan makna hidup kita di dunia ini hendaknya bayangan kehidupan akhirat yang bakal kita lalui selalu terekam dalam benak kita. Untuk itu, tidak ada jalan lain kecuali kita selalu memberilkan perhatian yang cukup dan menambah wawasan tentang hidup setelah mati melalui informasi ilahi yang ada dalam nash-nash al Qur’an dan sunah Rasulullah Saw. Dengan begitu kita akan dapat mengambil keputusan dengan tepat tentang apa yang mesti kita perbuat dalam hidup di dunia ini. Pernah diriwayatkan bahwa salah seorang sahabat Rasulullah Saw. bertanya kepada beliau dalam suatu medan pertempuran:”Wahai Rasulullah di mana letaknya surga?” Beliau Saw. menjawab,”Itu di depan itu dalam kecamuk perang jihad”. Maka pemuda itu berkata:”Kalau aku sampai menghabiskan kurma yang ada di tanganku ini, sungguh lama rasanya!” Lalu pemuda itu segera membuang kurma yang ada dalam genggaman tangannya dan bergegas memasuki kecamuk peperangan dan gugur sebagai syuhada.

Bangkitnya Manusia dari Kubur
Siapapun manusia yang mati, di manapun kuburnya, bagaimanapun cara penguburannya, pasti akan dibangkitkan dari kuburnya. Percaya atau tidak, manusia pasti akan dihidupkan kembali untuk mempertanggungjawabkan segala yang pernah diperbuatnya di dalam kehidupan dunia ini. Allah Swt. berfirman:

“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu di hari kiamat.”(QS. Al Mukminun 15-16).

Dan orang-orang kafir yang tak mempercayainya (al Mukminun 37) akan benar-benar kaget dibuatnya, sebagaimana firman Allah ta’ala:

“Dan ditiupkan sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. Mereka berkata: ‘Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan Dzat yang Maha Pemurah dan benarlah para rasulNya”(QS. Yasin 51-52).

Maka pastilah orang-orang kafir itu dihinakan oleh Allah Swt. sebagaimana firmanNya:

“..Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.”(QS. al Mujaadilah 6).

Orang-orang yang tidak percaya kepada hari kebangkitan dan pembalasan itu sebenarnya lantaran pikiran picik mereka yang tak mampu menjangkau ke Mahakuasa-an Allah Swt., sebagaimana firmanNya:

“... ia berkata:’Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh? Katakanlah:’Ia akan dihidupkan kembali oleh Allah yang menciptakannya pertama kali. Dan Maha Mengetahui tentang segala mahluk.”(QS. Yasin 78-79).

Sebaliknya, orang-orang mukmin dimuliakan Allah. Dan hari kebangkitan merupakan wujud nyata janji Allah bahwa orang-orang mukmin itu lebih mulia dari pada orang-orang kafir. Itu dapat dilihat dari cara bangkit dan digiringnya manusia ke padang mahsyar yang berada dalam kondisi yangberbeda-beda sesuai dengan iman dan amalnya waktu di dunia. Siapa yang mati dalam keadaan memperjuangkan agama Allah, kelak ia akan dibangkitkan dalam keadaan baik lagi menggembirakan. Namun siapa saja yang mati dalam keadaan berbuat jahat, ia akan dibangkitkan dalam keadaan buruk dan mengerikan. Imam Muslim meriwayatkan suatu hadits dari sahabat Jabir r.a. yang pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

“Kelak tiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan amal perbuatan yang sedang ia lakukannya ketika ia mati”.

Bahz bin Hakim meriwayatkan hadits dari ayahnya dari kakeknya yang mengatakan pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya kalian akan digiring dengan berjalan kaki, dengan berkendaraan, dan dengan diseret ke muka kalian.”(HSR. At Turmudzi).

Semua manusia digiring ke padang mahsyar untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya di dunia.

Pengadilan Yang Adil
Hari kiamat adalah hari pembalasan di mana satu-satunya Dzat yang menjadi penguasa di hari itu (maliki yaumiddin) hanyalah Allah Swt. Ibnu Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

“Kelak di hari kiamat Allah akan menggenggam bumi dan menggulung langit dengan tangan kanan (kekuasaan)-Nya, kemudian Dia berfirman: Aku adalah raja (penguasa) di mana raja-raja (para penguasa) bumi?”(HR. Asy Syaikhan).


Pada hari itu setiap manusia mendapatkan pengadilan yang seadil-adilnya. Seluruh catatan amal perbuatannya diberikan dan dia disuruh membacanya. Manusia ditanya tentang berbagai perkara yang pernah dia lakukan di dunia. Manusia tak bisa lagi menutup-nutupinya, berdusta atau berkelit dengan silat lidah. Sebab yang menjawab bukanlah mulutnya, melainkan tangannya. Sementara kakinya sebagai saksi. Lalu ditimbanglah amal perbuatan manusia untuk menentukan apakah dia akan lolos ke surga ataukah malah terperosok ke dalam neraka Jahannam? Allah Swt. berfirman:

“Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu”.(QS. Al Hijr 92-93).

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

“Kedua telapak kaki seorang hamba di hari kiamat masih belum beranjak sebelulm ditanya kepadanya mengenai umurnya, untuk apa dihabiskan, mengenai tubuhnya untuk apa ia gunakan, mengenai ilmunya apa yang dia kerjakan dengan ilmunya itu, dan mengenai hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan?”(HR Tirmidzi).

Disamping ditanyai, manusia juga disuruh membaca catatan amal hidup mereka di dunia yang dibuat oleh para malaikat (al Infithar 9-14). Rasulullah Saw.bersabda:

“Catatan-catatan itu semuanya disimpan di bawah arsy. Bila kiamat sudah datang, maka Allah akan mengirim angin yang membuat buku itu beterbangan ke kanan dan ke kiri. Tulisan pertama dalam buku tersebut adalah: Bacalah catatanmu (kitabmu), cukup dirimua sendiri hari ini.”

Allah Swt. berfirman:

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali pada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak ‘Celakalah aku’. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).“ (QS. al Insyiqaq)



Allah ta’ala juga berfirman:

“Dan diletakkan kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: ‘Aduh celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya dan mereka dapati apa yang mereka telha kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorangpun jua.”(QS. al Kahfi 49).

Disamping itu, setiap manusia akan mendengarkan rekaman seluruh perkatannya yang ia buat di dunia maupun ungkapan selulruh perbuatannya. Allah berfirman:

“(Allah berfirman):’Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. al Jatsiyah 29).

Selain catatan dan rekaman dari apa yang diperbuat manusia tersebut, manusia juga akan melihat rekaman gambar dari seluruh amalnya yang pernah dia kerjakan di dunia hinggga sekecil-kecilnya. Allah berfirman:

“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebarat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”(QS al Zalzalah 6-8).

Setelah itu manusia digiring ke tempat di mana timbangan amal perbuatannya diletakkan. Allah berfirman:

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan) itu hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”(QS. Al Anbiya 47).

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.”(QS. al Qari’ah 6-9).
Masuk Surga ataukah Neraka?
Sebagaimana disebut dalam surat al Qari’ah tersebut bahwa manusia yang timbangan amal baik lebih berat, maka dia akan masuk surga. Sedangkan orang yang timbangan amal buruknya justru lebih berat, ia akan masuk neraka.
Surga adalah tempat yang penuh dengan berbagai kenikmatan yang abadi yang merupakan tempat kembali yang kekal bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Sedangkan neraka adalah tempat yang penuh dengan berbagai siksaan dan kesengsaraan yang merupakan tempat kembali orang-orang kafir. Adapun orang-orang muslim yang keburukannya lebih banyak dari kebaikannya, mereka akan disiksa dulu di dalam neraka sampai masa yang dikehendaki oleh Allah Swt. Setelah itu, orang yang masih punya sebiji sawi keimanan pun akan dientaskan dari neraka dan diangkat ke surga.
Banyak sekali surat-surat dan ayat-ayat yang menginformasikan tentang surga dan neraka. Tentang kehidupan di surga yang menurut hadits ada 100 tingkat, antara lain Allah ta’ala berfirman:

“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. al Waqi’ah 17-24).

Juga firmanNya:

“Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengarkan ucapan salam. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang tersusun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal dan empuk. Sesungguhnya Kami ciptakan mereka (bidadari-bidadari) lagi sebaya umurnya, (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (yaitu segolongan besar dari orang yang terdahulu, dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian.”(QS. Al Waqi’ah 25-40).



Sedangkan mengenai keadaan kehidupan di neraka, antara lain Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. An Nisaa 56).

“Disiramkan air yang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit mereka.”(QS. al Hajj 19-20).

Siapapun yang gemar membaca ayat-ayat al Qur’an tentang surga pastilah terus menerus terbit rindunya ingin segera menemuinya. Dan siapa saja yang gemar membaca ayat-ayat Allah tentang neraka, pastilah ia akan gemetar dan takut kepada Allah serta sangat benci dijebloskan ke dalamnya. Hanya saja dalam sebuah hadits diungkapkan bahwa surga itu dikelilingi oleh perbuatan yang dibenci oleh manusia, sedangkan neraka itu dikelilingi oleh perbuatan-perbuatan yang sangat disenangi manusia. Oleh karena itu, hidup ini adalah ujian dari Allah buat menentukan siapa yang bakal masuk surga dan siapa yang bakal masuk neraka.

“Dialah yang menciptakan hidup dan mati agar Dia menguji siapa diantara kalian yang terbaik amalnya.”(QS. al Mulk 2).

Namun Allah tidak pernah menyuruh kita agar masuk neraka, tapi Dia justru menyuruh manusia segera menemuinya.

“Berlomba-lombalah kamu kepada mendapatkan ampunan dari Rabb kalian dan surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”(QS. al Hadid 21).

Namun demikian toh keputusan ada di tangan manusia itu sendiri, mau kemana ia; ke surgakah atau ke neraka. Allah Swt. tak akan memaksanya. Yang jelas, hidup sesudah mati dengan segala konsekuensi yang ada di dalamnya pasti akan dilalui. Maha benar Allah dengan segala firmanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar